Pengujian Asumsi Klasik Metode Analisis Regresi Berganda

instrumen penelitian atau tidak. Valid artinya data yang diperoleh melalui kuisioner dapat menjawab tujuan penelitian. Reliabel artinya data yang diperoleh melalui kuisioner hasilnya konsisten bila digunakan untuk penelitian lain.

c. Pengujian Asumsi Klasik

Penggunaan model regresi linier berganda dalam menganalisis variabel - variabel, maka terlebih dahulu diuji syarat-syarat yang harus dipenuhi. Dengan kata lain menguji model asumsi klasik, yakni sebagai berikut : 1. Uji Normalitas Data Pengujian normalitas data dilakukan untuk melihat normal tidaknya sebaran data yang akan dianalisis. Model regresi yang baik adalah distribusi normal atau mendekati normal. 2. Pengujian Homoskesdastisitas Heteroskesdatisitas Pengujian homoskesdastisitas heteroskesdatisitas untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan antara variance dari residual suatu pengamatan kepengamatan lainnya. Jika variance dari residual dari suatu pengamatan kepengamatan lainnya tetap maka akan disebut homoskesdastisitas dan jika variance berbeda disebut heteroskesdatisitas. Model regresi yang baik adalah homoskesdastisitas. 3. Pengujian Multikolinearitas korelasi yang sempurna Pengujian ini untuk melihat apakah pada model regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas. Jika terjadi korelasi maka dinamakan telah terdapat problem multikolinearitas pada penelitian ini. Universitas Sumatera Utara

d. Metode Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda dilakukan untuk mengadakan prediksi nilai dari variabel terikat yaitu kinerja karyawan Y dengan ikut memperhitungkan nilai-nilai variabel bebas yang terdiri dari Charisma X 1 , Inspirational Motivation X 2 , Intellectual Stimulation X 3 , dan Individualized Consideration X 4 , sehingga dapat diketahui pengaruh transformational leadership terhadap kinerja karyawan pada PT. Sriwijaya Air Distrik Medan. Analisis regresi berganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi software SPSS Statistic Product and Service Solution 16,0 for Windows. Adapun model persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut: Dimana: Y = Kinerja Karyawan a = Konstanta b 1 -b 4 = Koefisien Regresi X 1 = Charisma X 2 = Inspirational Motivation X 3 = Intellectual Stimulation X 4 = Individualized Consideration e = Standard Error Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistik berada dalam daerah kritis daerah dimana Ho ditolak. Y= a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 +b 4 X 4 + e Universitas Sumatera Utara Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila nilai uji statistik berada dalam daerah dimana Ho diterima. Dalam analisis regresi ada 3 jenis kriteria ketepatan yaitu : 1. Koefisien Determinan R 2 Koefisien determinan R 2 pada intinya mengukur seberapa kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R 2 semakin besar mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas X 1 , X 2 , X 3 , X 4 adalah besar terhadap variabel terikat Y. Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika R 2 semakin mengecil mendekati nol maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas X 1 , X 2 , X 3 , X 4 terhadap variabel terikat Y semakin mengecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. 2. Uji Signifikan Simultan Uji–F Uji–F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh bersama-sama terhadap variabel terikat. H o : b 1 = b 2 = b 3 = b 4 = 0, artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh dari variabel bebas X 1 , X 2 , X 3 , X 4 , yaitu faktor Charisma, Inspirational Motivation, Intellectual Stimulation, dan Individualized Consideration terhadap kinerja karyawan, yaitu variabel terikat Y. H a : b 1 ≠ b 2 ≠ b 3 ≠ b 4 ≠ 0, artinya Universitas Sumatera Utara secara bersama-sama terdapat pengaruh dari variabel bebas X 1 , X 2 , X 3 , X 4 , yaitu faktor Charisma, Inspirational Motivation, Intellectual Stimulation, dan Individualized Consideration terhadap kinerja karyawan, yaitu variabel terikat Y. Kriteria pengambilan keputusan : H o diterima jika F hitung F tabel pada α = 5 H a diterima jika F hitung F tabel pada α = 5 3. Uji Parsial Uji–t Uji–t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel secara bebas individual terhadap variabel terikat. H o : b 1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh dari variabel bebas X 1 , X 2 , X 3 , X 4 , yaitu faktor Charisma, Inspirational Motivation, Intellectual Stimulation, dan Individualized Consideration terhadap kinerja karyawan, yaitu variabel terikat Y. H a : b 1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh dari variabel bebas X 1 , X 2 , X 3 , X 4 , yaitu faktor Charisma, Inspirational Motivation, Intellectual Stimulation, dan Individualized Consideration terhadap kinerja karyawan, yaitu variabel terikat Y. Kriteria pengambilan keputusan: H o diterima jika t hitung t tabel pada α = 5 H a diterima jika t hitung t tabel pada α = 5 Universitas Sumatera Utara

BAB II URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang berkaitan dengan Transformasioanal Leadership dilakukan oleh Natsir 2006 dengan judul “ Kepemimpinan Transformasional dan Kharismatik terhadap Perilaku Kerja dan Kinerja Karyawan: Studi Kasus”. Kesimpulan pembahasan yang diperoleh tentang Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Kinerja Karyawan bahwa kepemimpinan transformasional ke kinerja karyawan memiliki arah negative dengan nilai koefisien -0,64. Jalur tersebut signifikan yang terlihat dari nilai t- hitung -2,204 lebih besar dari t- tabel 1,67. Hasil ini menunjukkan ada pengaruh langsung negative dan signifikan dari kepemimpinan transformasional terhadap kinerja karyawan. Penelitian yang dilakukan oleh Anikmah 2008 dengan judul “PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Survey Pada PT. Jati Agung Arsitama Grogol Sukoharjo”, dalam kesimpulannya menyatakan bahwa kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan PT. Jati Agung Arsitama. Hal ini terbukti dari hasil uji t memperoleh t- hitung sebesar 4,223 diterima tarraf signifikansi 5 p0,05 dan H 1 diterima. Artinya semakin baik kepemimpinan transformasional yang dijalankan, maka kinerja karyawannya akan meningkat. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Daya Tanggap dan Empati Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada PT. Sriwijaya Air Distrik Medan

21 364 110

Pengaruh Kualitas Jasa Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan PT. Sriwijaya Air Distrik Medan

2 66 160

ANALISIS PENGARUH TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP TERHADAP Analisis Pengaruh Transformational Leadership Terhadap Organizational Citizenship Behavior Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening.(Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanga

0 3 14

ANALISIS PENGARUH TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP TERHADAP Analisis Pengaruh Transformational Leadership Terhadap Organizational Citizenship Behavior Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening.(Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanga

0 2 16

SISTEM RESERVATION DAN TICKETING PT. SRIWIJAYA AIR DISTRIK SOLO

1 13 62

Dampak Transformational Leadership dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus pada Divisi Marketing PT. Bank OCBC NISP, Tbk Cibeunying Bandung).

1 2 33

PENGARUH ENVIRONMENTAL TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP DAN MOTIVASI KARYAWAN TERHADAP PRO ENVIRONMENTAL BEHAVIOR: Studi pada Karyawan RSUD Dr. Moewardi.

0 0 20

I. Petunjuk Pengisian - Pengaruh Daya Tanggap dan Empati Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada PT. Sriwijaya Air Distrik Medan

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Daya Tanggap dan Empati Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada PT. Sriwijaya Air Distrik Medan

0 0 7

Pengaruh Daya Tanggap dan Empati Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada PT. Sriwijaya Air Distrik Medan

0 0 10