Sarah Dina : Pengaruh Otonomi Daerah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kota Medan, 2009. USU Repository ©2009
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka ada rumusan masalah yang dapat diambil sebagai kajian dalam penelitian yang dilakukan. Hal ini dilakukan untuk lebih mempermudah
dan membuat lebih sistematik penulisan skripsi ini. Selain dari pada itu, rumusan masalah ini diperlukan sebagai suatu cara untuk mengambil keputusan dari akhir
penulisan skripsi ini. Adapun perumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut : 1.
Bagaimana Kondisi Ekonomi Kota Medan setelah Otonomi Daerah ? 2.
Apakah Otonomi Daerah Berpengaruh terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kota Medan ?
1.3 Hipotesis
Adapun hipotesis yang didapat dari perumusan masalah diatas adalah sebagai berikut:
“ Otonomi Daerah Berpengaruh Positif terhadap Kesejahteraan Masyarakat. “
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian skripsi ini dilakukan adalah : 1.
Untuk mengetahui kondisi perekonomian kota Medan sterlah adanya otonomi daerah.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh otonomi daerah terhadap
kesejahteraan masyarakat kota Medan.
Sarah Dina : Pengaruh Otonomi Daerah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kota Medan, 2009. USU Repository ©2009
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah : 1.
Sebagai bahan studi atau literatur tambahan terhadap penelitian yang sudah ada sebelumnya.
2. Sebagai bahan studi dan literatur bagi mahasiswamahasiswi ataupun peneliti
yang ingin melakukan penelitian sejenis selanjutnya. 3.
Sebagai bahan masukan yang berguna bagi pengambilan keputusan di masa yang akan datang.
4. Sebagai bahan masukan yang bermaanfaat bagi pemerintah atau insyansi-
instansi yang terkait.
Sarah Dina : Pengaruh Otonomi Daerah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kota Medan, 2009. USU Repository ©2009
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1 Otonomi Daerah
2.1.1 Pengertian Otonomi Daerah
Pengertian Otonomi Daerah secara etimologis menurut situmorang, 1993, berasal bahasa latin, yaitu “autos” yang artinya sendiri dan “nomos” yang artinya
aturan. Jadi dapat diartikan bahwa otonomi daerah adalah mengurus mengatur rumah tangganya sendiri. Sementara itu Saleh, 1993, mengemukakan bahwa
otonomi sebagai hak mengatur dan mengurus daerah sendiri atas kemauan dan inisiatif sendiri. Hak yang diperoleh tersebut diperoleh dari pemerintah pusat. Lebih
lanjut, UU No.5 tahun 1974 mendefinisikan Otonomi Daerah sebagai hak wewenang dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dengan
pengaturan perundang-undangan yang berlaku. Sementara itu dalam UU No.22 tahun 1999 mendefinisikan Otonomi Daerah
adalah wewenang daerah untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan
pengaturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam sistem negara kesatuan untuk pengaturan dan pelaksanaan kekuasaan negara secara garis besar hanya mempunyai
dua bentuk asas pemerintahan yaitu dipusatkan asas dekonsentrasi atau dipencarkan asas desentralisasi. Dekonsentrasi merupakan bagian dari sentralisasi
dan tugas pembantuan merupakan bagian dari desentralisasi. Dalam negara Kesatuan, kekuasaan Pemerintah Pusat tidak sederajat dengan Pemerintah Daerah, kekuasaaan