Sarah Dina : Pengaruh Otonomi Daerah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kota Medan, 2009. USU Repository ©2009
negara terletak pada Pemerintah Pusat dan dalam prakteknya dapat menyerahkan sebagian kekuasaannya kepada pejabat-pejabatnya di daerah dalam rangka
dekonsentrasi atau kepada daerah berdasarkan hak otonomi dalam rangka
desentralisasi.
2.1.2 Adapun prinsip-prinsip otonomi daerah tersebut, adalah : a.
UU No. 1 tahun 1945
UU yang berlaku adalah UUD 1945 dengan sistem pemerintahan presidensiil
dan prinsip otonomi yang dianut oleh Otonomi Indonesia berdasarkan kedaulatan rakyat. UU ini mengatur mengenai penyelenggaraan pemerintahan daerah yang
pertama sejak Indonesia merdeka. Batasan otonomi tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi waktu itu yang didasarkan pada semangat kemerdekaan dan kedaulatan
rakyat, karena UU ini mengatur tentang penyelenggaraan pemerintahan daerah yang pertama sejak Indonesia merdeka. Pengertian yang terkandung dalam prinip tersebut
adalah asal tidak bertentangan dengan Peraturan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang lebih luas daripadanya, ini berarti suatu kemerdekaa untuk mengatur,
meskipun dengan pembatasan.
b. UU No. 22 Tahun 1948
UUD yang berlaku adalah UUD 1945 ditambah Maklumat Wakil Presiden No.X tahun 1945 dengan sistem pemerintahan bukan lagi presidensiil tetapi
parlementer. Prinsip Otonomi yang kita anut adalah “Otonomi yang sebanyak-
Sarah Dina : Pengaruh Otonomi Daerah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kota Medan, 2009. USU Repository ©2009
banyaknya”. Batasan otonomi tersebut hampir sama dengan otonomi yang seluas-
luasnya dan pengertiannya adalah memberikan kekuasaan yang besar kepada Pemerintah Daerah yang pelaksanaanya dilakukan oleh DPRD sebagai pemegang
kekuasan tertinggi di daerah.
c. UU No.1 Tahun 1957
UU yang berlaku adalah UUD 1950 dengan sistem pemerintahan parlementer. Prinsip Otonomi yang dianut adalah “Otonomi yang riil dan seluas-luasnya” dengan
pengertian kepada daerah-daerah diberikan otonomi yang seluas-luasnya untuk mengurus rumah tangganya sendiri.
2.1.3 Pengertian Sentralisasi, Desentralisasi, Dekonsentrasi serta Tugas Perbantuan
a. Sentralisasi
Sentralisasi adalah memusatkan seluruh wewenang kepada sejumlah kecil manajer atau yang berada di posisi puncak pada suatu struktur organisasi. Sentralisasi
banyak digunakan pada pemerintahan lama di Indonesia sebelum adanya otonomi daerah. Kelemahan dari sistem sentralisasi adalah di mana seluruh keputusan dan
kebijakan di daerah dihasilkan oleh orang-orang yang berada di pemerintah pusat, sehingga waktu yang diperlukan untuk memutuskan sesuatu menjadi lama. Kelebihan
Sarah Dina : Pengaruh Otonomi Daerah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kota Medan, 2009. USU Repository ©2009
sistem ini adalah di mana pemerintah pusat tidak harus pusing-pusing pada permasalahan yang timbul akibat perbedaan pengambilan keputusan, karena seluluh
keputusan dan kebijakan dikoordinir seluruhnya oleh pemerintah pusat.
b. Desentralisasi
Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang dalam membuat keputusan dan kebijakan kepada manajer atau orang-orang yang berada pada level bawah dalam
suatu struktur organisasi. Pada saat sekarang ini banyak perusahaan atau organisasi yang memilih serta menerapkan sistem desentralisasi karena dapat memperbaiki serta
meningkatkan efektifitas dan produktifitas suatu organisasi.
Pada sistem pemerintahan yang terbaru tidak lagi banyak menerapkan sistem sentralisasi, melainkan sistem otonomi daerah atau otda yang memberikan sebagian
wewenang yang tadinya harus diputuskan pada pemerintah pusat kini dapat di putuskan di tingkat pemerintah daerah atau pemda. Kelebihan sistem ini adalah
sebagian besar keputusan dan kebijakan yang berada di daerah dapat diputuskan di daerah tanpa adanya campur tangan dari pemerintahan di pusat. Namun kekurangan
dari sistem desentralisasi pada otonomi khusus untuk daerah adalah euforia yang berlebihan di mana wewenang tersebut hanya mementingkat kepentingan golongan
dan kelompok serta digunakan untuk mengeruk keuntungan pribadi atau oknum. Hal tersebut terjadi karena sulit untuk dikontrol oleh pemerintah di tingkat pusat.
Sarah Dina : Pengaruh Otonomi Daerah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kota Medan, 2009. USU Repository ©2009
Beberapa pengertian dari Desentralisasi, yaitu :
a Encyclopaedia of the social sciences
Di dalam Encyclopedia of the social sciences disebutkan bahwa desentralisasi adalah penyerahan wewenang dari tingkat pemerintahan yang lebih tinggi kepada
pemerintahan yang lebih rendah, baik yang menyangkut bidang legislatif, yudikatif atau administrasi. Selanjutnya disebutkan pula bahwa kebalikan dari desentralisasi
adalah sentralisasi, tetapi jangan dikacaukan dengan pengertian dekonsentrasi, sebab istilah ini secara umum lebih diartikan sebagai pendelegasian dari atasan kepada
bawahannya untuk melakukan suatu tindakan atas nama atasannya tanpa melepaskan wewenang dan tanggung jawab atasannya.
b United Nations
Memberikan batasan tentang desentralissi lebih berorientasi kepada penjelasan tentang proses penyerahan kewenangan dari pusat kepada badan pemerintah di
daerah. Proses itu melalui dua cara, yaitu dengan delegasi kepada pejabat-pejabatnya di daerah atau dengan devolusi kepada badan-badan otonom daerah.
Adapun ciri-ciri desentralisasi, adalah :
1. Berinisiatif sendiri menyusun kebijakan daerah, rencana, dan
pelaksanaanya. 2.
Memiliki alat pelaksana sendiri yang kualified
Sarah Dina : Pengaruh Otonomi Daerah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kota Medan, 2009. USU Repository ©2009
3. Membuat peraturan sendiri dengan perda .
4. Menggali sumber-sumber keuangan sendiri, menetapkan pajak retribusi, dn
lain-lain usaha yang sah sesuai dengan peraturan yang berlaku.
c. Dekonsentrasi