Identitas Informan dan Subjek Penelitian

2. Terbimbing subjek penelitian Tabel 3 Terbimbing Berdasarkan Agama. 2 Agama Jumlah Islam 269 Kristen 3 Jumlah 272 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas agama yang di anut oleh terbimbing di Panti Sosial Pamardi Putra “Galih Pakuan” Bogor adalah agama islam, yakni kisaran agama islam 269 orang dan agama kristen sebanyak 3 orang. Tabel 4 Terbimbing Berdasarkan Usia. 3 Usia Tingkatan Jumlah 10-14 Anak-anak 3 orang 15-20 Remaja 150 orang 21-25 Dewasa awal 102 orang 26-40 Dewasa 10 orang 41-50 Manula 7 orang Jumlah 272 orang Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas terimbing berada di kisaran usia 15-20 tahun yaitu pada fase remaja, yang mana pada usia ini dapat dikatakan sebagai usia produktif. 2 Data Base Panti Sosial Pamardi Putra “Galih Pakuan” Bogor, Tahun 2014 3 Ibid Tabel 5 Terbimbing Berdasarkan Klasifikasi Jenis NAPZA. 4 Klasifikasi Residen Jumlah Narkotika 94 0rang Psikotropika 10 orang Zat Adiktif 168 orang Jumlah 272 orang Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas terbimbingresiden menggunakan zat adiktif, yang mana zat adiktif ini adalah bahan zat yang berpengaruh psikoaktif diluar Narkotika dan Psikotropika, meliputi: minuman alkohol, inhalasi gas yang dihirup, solven zat pelarut dan tembakau. Tabel 6 Terbimbing Berdasarkan Pendidikan. 5 Klasifikasi Residen Jumlah SD 73 orang SMP sederajat 82 orang SMA sederajat 108 orang Paket B,C 2 orang D III 2 orang PT 5 orang Jumlah 272 orang Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas pendidikan pada terbimbingresiden yang di gapai adalah pendidikan SMA sederajat, yang mana pada masa ini lah terbimbing mengkonsumsi NAPZA, 4 Data Base Panti Sosial Pamardi Putra “Galih Pakuan” Putat Nutug-Bogor, Tahun 2014 5 Ibid Tabel 7 Subjek Penelitian. 6 Nama Rio Winaldi Beni Sukma Supriadi Tempat Tgl Lahir Jakarta, 24 -10- 1996 Palembang, 16-01- 1985 Jakarta, 06-02- 1980 Jabatan Spacial Funtion Spacial Funtion Spacial Funtion Pendidikan SMP SMA SMA Agama Islam Islam Islam Tgl saat masuk Oktober 2013 Februari 2014 Juni 2013 Usia mengenal NAPZA 9 tahun 10 tahun 16 tahun Asal mula mengenal NAPZA Teman sebaya Sepupu Teman sebaya Jenis NAPZA Miras, ganja, somadril, trihex Miras, sabu-sabu, putau Ganja Masa rehabilitasi 7 bulan 7 bulan 2 Bulan Pembimbing informan yang menjadi sampel penelitian penulis adalah 2 informan yakni dari Pekerja Sosial dan Kepala Seksi Program Advokasi Sosial. Terbimbingsubjek yang menjadi sample penelitian adalah yang aktif mengikuti kegiatan peer counseling berjumlah 3 orang. Dengan jenis klasifikasi Penyalahguna Krban NAPZA, yaitu Miras, sabu-sabu, putau, ganja, somadril dan trihex. Klasifikasi ini diambil berdasarkan pertimbangan dan hasil pengamatan penulis selama dilapangan karena residen dengan klasifikasi lainnya tidak dapat dijadikan objek penelitian karena keterbatasan waktu atau mental dari residen itu sendiri. Adapun terbimbing yang ada di Panti Sosial Pamardi Putra “Galih Pakuan” Bogor yang telah penulis wawancarai diantaranya : 6 Wawancara Langsung dengan Residen , Panti Sosial Pamardi P utra “Galih Pakuan” Bogor. Di Bogor pada Jumat, 16 Mei 2014. a. Rio winaldi Rio winaldi dilahirkan di Jakarta, 24 Oktober 1996. Alamat tempat tinggal Jl. Tipar Cakung Kp. Baru Rt. 1108 Ds. Cakung Barat Kec. Cakung Jakarta Timur, Rio merupakan residen yang di tempatkan primary 3. Rio mengenal NAPZA Dari tahun 2009 sampai 2013 kalo untuk ganja dari tahun 2012 sampai 2013 kalo obat-obatan dari tahun 2009 sampai 2013. Jenis NAPZA yang sering dipakai biasanya miras, obat-obatan, ganja dan sabu. Semua itu di dapatkan dari teman sebaya, kalo untuk obat Rio membeli di toko, obat tersebut biasanya ada di tukang kosmetik di sampingnya obat. Rio mengaku penyebab lain dari penyalahgunaan NAPZA yang ia alami adalah karena kurangnya pengawasan dari orang tua serta kurangnya pemahaman akan nilai-nilai agama. Dampak yang dirasakan rio ketika mengkonsumsi ganja itu happy, percaya diri PD, setelah memakai itu bawaannya lapar, jika mengkonsumsi obat lebih sering mandi, biasanya jika ingin memakai ganja itu minum obat terlebih dahulu, setelah sudah merasa naik baru rio mandi lagi kalo sabu itu hanya sekali-sekali isep saja sudah tidak ada rasa pusing. Respon keluarga merasa kecewa, sangat kecewa, keluarganya merasa sedih mengetahui rio mengkonsumsi NAPZA, keluarganya merasa menyesel karna sudah lengah mengawasi Rio begitupun dengan Rio sendiri. Rio masuk ke PSPP “Galih Pakuan” Bogor pada 11 September 2013. Keluarganya tidak menyangka rio akan terjerumus ke dalam hal tersebut karna rio mengaku rio jika sedang berada di rumah itu rajin shalat juga mengaji tapi beriringan dengan itu Rio juga mengkonsumsi narkoba jalan shalat pun juga jalan, jadi tidak bisa ketinggalan, Rio berasal dari keluarga yang utuh, Rio termasuk mengkonsumsi NAPZA tipe rumahan dan pengaruh ekonomi sangat labil. Rio mengaku pernah merasakan jeruji besimasuk penjara dan keluarga Rio sangat kaget karna keluarganya tak menyangka rio sampai bisa masuk jeruji besi, Rio masuk ke PSPP Galih Pakuan-Bogor melalui LAPAZ, dan Rio pun mengaku bahwa pengalaman dia di penjara itu sangat tidak nyaman tapi ketika masuk ke PSPP Galih Pakuan-Bogor dia merasakan kenyamanan, bimbingan, masukan dari teman-teman sebayanya dan juga di berikan motivasi oleh semua pihak yang bekerja di PSPP ini. b. Beni Beni dilahirkan di Palembang, 16 Januari 1985, Beni merupakan residen di primary 1. Mulai rutin mengkonsumsi NAPZA dari kelas 2 SMA, mulai umur 15 tahun dan mengenal dari kelas 4 SD sampai bulan Februari 2014, dia berasal dari keluarga yang Broken home dan berkecukupan. Beni termasuk pemakai NAPZA tipe klub-klub dan hotel. Jenis NAPZA yang di pakai sabu, sasi, kokain, ganja, alkohol dan mulai mengenal dan mendapatkan NAPZA dari link nya, pada awalnya menjadi bandar NAPZA di bukakan usahanya oleh temen tetapi setelah itu usaha ini semakin besar yang di bukakan pacarnya, pacarnya memakai NAPZA di palembang dan di julukinnya ratu sabu oleh temen- teman sebayanya. Alasan pertama mengkonsumsi NAPZA adalah bapak nya menderita sakit parah sehingga meninggal, beni merasa sangat terpuruk dan saudara-saudara kandungnya sangat acuh terhadap beni sehingga dia tidak mendapatkan perhatian yang di inginkannya sehingga dia mengkonsumsi NAPZA sebagai bentuk pelarian, meskipun pada awalnya Cuma coba-coba dan iseng-iseng. Beni masuk ke PSPP “Galih Pakuan” Bogor pada 12 Februari 2014. Respon keluarga, pertama kedua ketiga dia masih dikasih kesempatan, untuk yang ke empat untuk bisnis keluarga dia sudah di blok, nama dia dikeluarin dari kartu keluarga KK dihadapan notaris dan nama dia di surat kabarkan di kota tempat dia dilahirkan selama tiga hari termasuk di TV lokal, karna saking sangat kecewa akan tetapi dia menyadari yang namanya perbuatan yang sudah sangat melanggar menurut keluarganya, beni harus siap menerima apapun resikonya. c. Sukma Supriyadi Sukma dilahirkan di Jakarta, 06 Februari 1980. Alamat tempat tinggal Depsos XV Bawah Rt. 008009 No. 10 Kelurahan Bintaro Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan. Sukma merupakan residen di primary 1. Sukma masuk ke PSPP “Galih Pakuan” Putat Nutug-Bogor pada 09 Juli 2013. Sukma mengenal NAPZA sejak lulus STM dari mulai tahun 1998-2013 awalnya dia hanya mencoba-coba, jenis NAPZA yang di pakai minum alkohol, ganja dan putau, dia mengenal dan mendapatkan dari temen. Alasan mengenal NAPZA karna ada beberapa faktor, pertama faktor lingkungan, keluarga dan teman. Respon keluarga ketika mengetahui bahwa sukma mengkonsumsi NAPZA sangat sedih dan kecewa. Langkah keluarga setelah mengetahui mengkonsumsi NAPZA adalah menyuruh sukma tinggal bersama saudara dan sebisa mungkin jauh-jauh dari rumah tempat dia dilahirkan.

B. Analisis Hasil Temuan

Analisis hasil temuan dalam penelitian kualitatif subjektif yang tidak terlepas dari-nilai objektifitas kecenderungan subjektif yang tidak terlepas dari nilai-nilai objektifitas. Perangkat analisa yang digunakan selain pengamatan dan penelitian menggunakan referensi untuk memperkuat dan melegitimasi secara akademis-ilmiah hasil tinjauan. Selanjutnya, hasil dari penelitian menjelaskan deskriptif analisis terkait dengan hasil temuan dilapangan. Fokus analisanya terletak pada peer counselor yang teman-teman sebayanya jalani peer counselor baik secara verbal maupun non-verbal yang terjadi di PSPP “Galih Pakuan” Bogor. 1. Peran peer counselor dalam rehabilitasi korban NAPZA di Panti Sosial Pamardi Putra “Galih Pakuan” Bogor Pada penelitian kali ini penulis fokus untuk membahas mengenai peran peer counselor dalam rehabilitasi korban NAPZA, peran peer counselor merupakan suatu cara bagi para residen belajar bagaimana memperhatikan dan membantu anak-anak lain, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. 7 Dalam membantu teman sebaya korban NAPZA pada residen secara individual one-to-one helping relationship, kepemimpinan kelompok, kepemimpinan diskusi, pemberian pertimbangan, tutorial, dan semua aktivitas interpersonal manusia untuk membantu atau menolong. 8 Peranan role merupakan aspek dinamis kedudukan status. Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukan-kedudukannya maka dia menjalankan suatu peran. 9 Sehingga pada penelitian ini bisa kita lihat sejauh mana peer counselor berperan memberikan motivasi serta dorongan- dorongan kepada teman sebayanya yaitu korban NAPZA melalui bahasa-bahasa sehari-hari, sehingga peer counselor dalam rehabilitasi korban NAPZA bisa termotivasi untuk segera pulih.. Peer konselor adalah siswa yang berasal dari sekolah SMPSMASederajat, karang taruna, poskestren, pemuda masjidgrejakeagamaan lainnya, pekerja industri, anak jalanan, 7 R.A.Carr, Theory and Practice of Peer Counseling, Ottawa : Canada Employment and Immigration Commission, 1981 h. 3 8 J.D. Tindall, and H.D. Gray, Peer Counseling: In-Depth Look At Training Peer Helpers, Muncie : Accelerated Developmen t Inc,1985, h. 5 9 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT. Grafindo Persada, Cet. 36, 2003, h. 243 penyalahguna NAPZA dan lain-lain yang dilatih dengan materi tertentu sehingga mampu memberikan informasi dan membantu menyelesaikan masalah kesehatan pada teman sebayanya. Peer counselor merupakan strategi yang efektif untuk menyelesaikan masalah remaja dengan resiko penyalahgunaan NAPZA. Kelompok sebaya dapat menurunkan remajasiswa terhadap resiko penyalahgunaan zat adiktif sehingga siswa yang berprilaku negatif akan berkurang. Peer counselor itu sendiri merupakan aspek teknik dan pendekatan dalam kehidupan. Sehingga diharapkan setelah residen berperan sebagai peer counselor di panti, dari teknik dan pendekatan dari sikap masing-masing residen mengenai peer counselor dapat berjalan baik dan bisa membantu teman sebayanya untuk pulih dengan motivasi dan masukan yang mereka berikan. Setidaknya mereka terbuka pemikirannya dan selalu belajar dari kesalahan yang telah menjerumuskan mereka kepada jalan yang buruk, menjadi lebih semangat kembali untuk menyongsong masa depan dan terpenting dapat di terima baik di masyarakat maupun keluarganya. Dari hasil wawancara dan observasi langsung di lapangan penulis menemukan bahwa peer counselor di panti sangat di butuhkan untuk membantu masalah yang dihadapi oleh teman- teman sebayanya. Sebagaimana yang diungkapkan Bapak Ahmadin: