diinginkan oleh masyarakat itu sendiri, misalkan seorang pemain sepak bola yang kawakan akan berbeda dengan
seorang pemain music yang bermain music untuk mengisi waktu luang saja.
b. Macam-macam peran
Peran yang
ada dalam
masyarakat dapat
diklasifikasikan menurut bermacam-macam cara sesuai dengan banyaknya sudut pandang. Berbagai macam peran
dapat disebutkan sebagai berikut: 1
Berdasarkan pelaksanaannya peranan dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu:
a Peranan yang diharapkan exected roles,
yaitu cara ideal dalam pelaksanaan peranan menurut penilaian masyarakat.
masyarakat menghendaki peran yang diharapkan
secermat-cermatnya dan
peran ini tidak dapat ditawar dan harus dilaksanakan seperti yang ditentukan.
Peran jenis ini antara lain peran hakim, peran
protokoler diplomatic,
dan sebagainya.
b Peranan yang disesuaikan actual roles,
yaitu cara
bagaimana sebenarnya
peranan itu dijalankan. Peranan ini pelaksanaannya
lebih luas,
dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi
tertentu. peran
yang disesuaikan
mungkin tidak cocok dengan situasi setempat,
tetapi kekurangan
yang muncul dapat dianggap wajar oleh
masyarakat.
7
2 Berdasarkan cara memperolehnya
Sementar itu berdasarkan cara memperolehnya, peranan dapat dibedakan menjadi:
a. Peranan bawaan ascribed roles, yaitu
peranan yang diperoleh secara otomatis, bukan karena usaha misalnya peranan
sebagai nenek, anak, bupati dan lain sebagainya.
b. Peranan pilihan achives role, yaitu peranan
yang diperoleh atas dasar keputusan sendiri, misalnya seseorang yang menentukan untuk
memilih kuliah di Fakultas Ilmu Sosial, Politik, Universitas Airlangga dan menjadi
mahasiswa progran studi sosiologi.
8
7
J.Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan, Jakarta: Kencana, 2007, Cet. Ke-3, h. 160
8
Ibid. h. 160
3. Tujuan dan Manfaat Peran
Setiap peran bertujuan agar antar individu yang melaksanakan peranan dengan orang-orang sekitarnya yang
berhubungan dengan peranan tersebut terdapat hubungan yang diatur oleh nilai-nilai sosial yang diterima dan di taati oleh kedua
belah pihak.
9
Peranan dapat membimbing seseorang dalam berprilaku, karena manfaat peran sendiri adalah sebagai berikut:
a. Memberi arah pada proses sosialisasi.
b. Pewarisan tradisi, kepercayaan, nilai-nilai, norma-
norma dan pengetahuan. c.
Dapat mempersatukan kelompok atau masyarakat. d.
Menghidupkan sistem pengendali dan kontrol, melestarikan kehidupan masyarakat.
10
B. Pengertian Peer Counselor dan peer counseling
1. Peer Counselor
Menurut Sudarsono, teman sebaya berarti teman-teman yang sesuai dan sejenis, perkumpulan atau kelompok pra puberitas
yang mempunyai sifat-sifat tertentu dan terdiri dari satu jenis. Sedangkan kelompok sebaya adalah kelompok persahabatan yang
mempunyai nilai-nilai dan pola hidup sendiri, dimana persahabatan dalam periode sebaya penting sekali karena merupakan dasar
9
Basrowi, Pengantar Sosiologi, Bogor: Ghalia Indonesia, 2005, Cet.Ke-1, h. 64
10
J.Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, Op.cit, h. 160
pokok mewujudkan nilai-nilai dalam suatu kontak sosial. Jadi teman sebaya merupakan media bagi remaja untuk mewujudkan
nilai-nilai sosial tersendiri dalam melakukan prinsip kerjasama, tanggung jawab dan kompetisi.
Peer konselor adalah siswa yang berasal dari sekolah SMPSMASederajat, karang taruna, poskestren, pemuda
masjidgrejakeagamaan lainnya, pekerja industri, anak jalanan, penyalahguna NAPZA dan lain-lain yang dilatih dengan materi
tertentu sehingga mampu memberikan informasi dan membantu menyelesaikan masalah kesehatan pada teman sebayanya. Peer
counselor merupakan strategi yang efektif untuk menyelesaikan masalah remaja dengan resiko penyalahgunaan NAPZA.
Kelompok sebaya dapat menurunkan remajasiswa terhadap resiko penyalahgunaan zat adiktif sehingga siswa yang berprilaku negatif
akan berkurang.
11
Menurut irma ada tiga alasan peer counselor merupakan strategi yang efektif untuk mencegah penyalahgunaan NAPZA
pada remajadewasa yaitu pertama; mendiskusikan masalah dengan teman sebaya dirasakan lebih enak dan aman, kedua; teman sebaya
memiliki cara pandang dan gaya hidup yang mirip sehingga dianggap lebih memahami, ketiga; situasi diskusi bisa lebih bebas
atau curhat express feeling. Keefektifan peer counselor telah dibuktikan oleh Barker dan Geller melalui studi kasus di Zambia
11
Hitchcock, Schobert, dan Thomas, Community Health Nursing: Caring in Action, USA: Delmar Publisher, SA 1999, h. 45
tentang perilaku siswa terkait kekerasan dan penyalahgunaan obat terlarang menyimpulkan bahwa terjadi penurunan yang signifikan
terhadap perilaku kekerasan dan penyalahgunaan obat terlarang di sekolah.
12
Dari beberapa teori diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa peer counselor dapat membangun hubungan saling percaya
dan komunikasi terbuka sehingga mendorong siswaremaja dan dewasa untuk berprilaku positif dan mencegah remajadewasa
untuk menyalahgunakan NAPZA. 2.
Peer counseling
Pada awalnya Peer Counseling muncul dengan konsep peer support yang dimulai pada tahun 1939 untuk membantu para
penderita alkoholik.
13
Dalam konsep tersebut diyakini bahwa individu yang pernah kecanduan alkohol dan memiliki pengalaman
berhasil mengatasi kecanduan tersebut akan lebih efektif dalam membantu individu lain yang sedang mencoba mengatasi
kecanduan alkohol. Dari tahun ke tahun konsep Peer Counseling konseling teman sebaya terus merambah ke sejumlah setting dan
issue. Pada dasarnya Peer Counseling konseling teman sebaya merupakan suatu cara bagi para siswa belajar bagaimana
12
Irma, Konseling pada Remaja, Jakarta: Pustaka Imam, 2009, h. 33
13
T. D,Carter, Peer Counseling: Roles, Functions, Boundaries. ILRU Program, 2005, h. 2