BAB V PEMBAHASAN
5.1. Hubungan Motivasi Intrinsik Terhadap Kinerja Petugas KIA di
Puskesmas Kota Binjai Tahun 2015 Motivasi intrinsik petugas KIA di puskesmas Kota Binjai diukur melalui
aspek tanggung jawab, kemajuan, pekerjaan itu sendiri, pencapaian dan pengakuan.
5.1.1 Hubungan Tanggung Jawab Terhadap Kinerja Petugas KIA
Hasil uji korelasi pearson didapatkan bahwa tanggung jawab tidak berhubungan secara signifikan terhadap kinerja petugas KIA di Puskesmas Kota
Binjai dengan p = 0,595. Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden 28 87,5 memiliki tanggung jawab tinggi dan 4 12,5 memiliki tanggung
jawab sedang. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Anggraini 2007, yang
meneliti hubungan motivasi dengan kinerja petugas rekam medis di Rumah Sakit Umum Daerah Dr Djasamen Saragih Pematang Siantar Tahun 2007 menemukan
bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tanggung jawab terhadap kinerja petugas perekam medis.
Hasil penelitian Siregar 2008 tentang pengaruh motivasi terhadap kinerja perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Swadana
Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2008 sebaliknya diperoleh hasil uji bivariat bahwa ada hubungan yang signifikan antara tanggung jawab dengan
Universitas Sumatera Utara
kinerja perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Swadana Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara.
Menurut Sagir 2002, bahwa tanggung jawab merupakan suatu rasa ikut memiliki akan menimbulkan motivasi seseorang untuk bekerja, artinya rendahnya
rasa memiliki terhadap program KIA menyebabkan petugas kurang bertanggung jawab terhadap pencapaian program itu sendiri.
Berdasarkan observasi di lapangan seluruh petugas yang terlibat dalam program Kesehatan Ibu dan Anak di puskesmas masih dirasakan kurang
termotivasi untuk melaksanakan program dengan sebaik-baiknya dan mereka cenderung menjalankan kegiatan hanya sekadar pemenuhan pertanggungjawaban
atas laporan puskesmas ke Dinas Kesehatan Kota Binjai.
5.1.2 Hubungan Kemajuan Terhadap Kinerja Petugas KIA
Hasil uji korelasi pearson didapatkan bahwa kemajuan berhubungan secara signifikan terhadap kinerja petugas KIA di Puskesmas Kota Binjai dengan p =
0,136, namun dari uji regresi linear berganda hasil penelitian ini menyatakan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara kemajuan terhadap kinerja
petugas KIA di Puskesmas Kota Binjai dengan p = 0,590. Berdasarkan penelitian sebagian besar responden 20 62,5 memiliki
kemajuan sedang dan 8 25 memiliki kemajuan rendah, serta 4 12,5 memiliki kemajuan tinggi. Rendahnya kemajuan yang dirasakan petugas KIA
dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan KIA dapat diakibatkan petugas KIA kurang memiliki kemampuan dalam melaksanakan kegiatan, kurang memahami
program KIA itu sendiri, penetapan sasaran program tidak sesuai dengan rencana.
Universitas Sumatera Utara
Hal tersebut menyebabkan petugas kurang merasa senang dalam melaksanakan kegiatan. Hal ini dapat dijelaskan dari hasil wawancara dengan responden
menunjukkan bahwa kegiatan program KIA yang direncanakan sering kali terkendala dalam pelaksanaan akibat kurangnya dukungan dana, fasilitas maupun
dukungan dari masyarakat di wilayah kerjanya. Sesuai pendapat Herzberg dalam Munandar, 2001, bahwa kemajuan
adalah besar kecilnya kemungkinan tenaga kerja dapat maju dalam pekerjaannya. Dalam pelayanan KIA di puskesmas, kemajuan yang mungkin yang diperoleh
petugas KIA dapat ditunjukkan dari angka pencapaian program sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
5.1.3 Hubungan Pekerjaan itu Sendiri Terhadap Kinerja Petugas KIA