Hubungan Penyeliaan Terhadap Kinerja Petugas KIA Hubungan Insentif Terhadap Kinerja Petugas KIA

Berdasarkan wawancara dengan responden serta pengamatan di lapangan diketahui bahwa kegiatan- kegiatan yang dilakukan dalam program KIA di puskesmas belum sesuai dengan harapan petugas KIA karena dalam proses perencanaan kegiatan program KIA di puskesmas ditentukan dari instansi diatasnya Subdin Kesga Dinas Kesehatan Kota Binjai, sehingga bentuk kegiatan KIA umumnya seragam di setiap wilayah puskesmas, padahal kemampuan petugas dalam penggunaan sarana dan prasarana atau perlengkapan dalam pelayanan KIA tidak seluruhnya serupa di setiap wilayah. Demikian juga dalam hal penetapan biaya kegiatan, jumlah pelaksana kegiatan serta fasilitas pendukung kegiatan biasanya disesuaikan dengan ketersediaan anggaran kesehatan sehingga seringkali ketidakcukupan biaya dan fasilitas menjadi kendala dalam pelaksanaan kegiatan KIA. Sesuai pendapat Herzberg dalam Munandar, 2001, bahwa administrasi dan kebijaksanaan dalam suatu organisasi merupakan derajat kesesuaian yang dirasakan tenaga kerja dari semua kebijakan dan peraturan yang berlaku dalam organisasi. Demikian juga halnya dengan kegiatan KIA, apabila kurang kesesuaian dalam pengambilan kebijakan menyebabkan pelaksana kegiatan juga kurang optimal.

5.2.2 Hubungan Penyeliaan Terhadap Kinerja Petugas KIA

Hasil uji korelasi pearson didapatkan bahwa penyeliaan tidak berhubungan secara signifikan terhadap kinerja petugas KIA di Puskesmas Kota Binjai dengan p = 0,288. Berdasarkan penelitian sebagian besar responden 29 90,6 memiliki penyeliaan tinggi dan 3 9,4 memiliki penyeliaan sedang. Universitas Sumatera Utara Menurut Notoatmodjo 2003, keberhasilan kinerja pelaksanaan suatu kegiatan juga sangat ditentukan ada tidaknya bimbingan dan penyeliaan yang baik dari atasan pimpinan kepada bawahannya yang menanyakan permasalahan serta kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan agar dapat diberikan solusi dari permasalahan tersebut. Sesuai pendapat Herzberg dalam Munandar, 2001 bahwa penyeliaan merupakan derajat kewajaran penyelia yang dirasakan diterima oleh tenaga kerja. Dalam konteks pelayanan KIA, penyelia yang dimaksud adalah kepala puskesmas sebagai atasan langsung serta koordinasi kegiatan KIA di Dinas Kesehatan Kota. Dukungan yang diberikan penyelia terhadap pelaksana kegiatan KIA di lapangan akan menumbuhkan motivasi kerja yang tinggi.

5.2.3 Hubungan Insentif Terhadap Kinerja Petugas KIA

Hasil uji korelasi pearson didapatkan bahwa insentif berhubungan secara signifikan terhadap kinerja petugas KIA di Puskesmas Kota Binjai dengan p = 0,001, namun dari uji regresi linear berganda hasil penelitian ini menyatakan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara insentif terhadap kinerja petugas KIA di Puskesmas Kota Binjai dengan p = 0,797. Hal ini sejalan dengan pendapat Saydam 1996 bahwa pemberian insentif akan memotivasi karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya dan juga sejalan dengan teori kebutuhan Maslow kebutuhan fisiologis insentif honor harus terpenuhi walaupun tidak 100 baru kebutuhan berikutnya yang lebih tinggi. Sesuai pendapat Herzberg dalam Munandar, 2001 bahwa gaji merupakan derajar kewajaran dari gaji yang diterima sebagai imbalan untuk kerjanya. Dalam Universitas Sumatera Utara konteks pelayanan KIA, gaji sebagai PNS sudah ditetapkan sesuai dengan pangkat dan golongan kepegawaian petugas KIA itu sendiri, namun besarnya insentif sebagai petugas KIA hendaknya disesuaikan dengan kondisi wilayah kerja masing-masing petugas.

5.2.4 Hubungan antara Hubungan Antar Pribadi Terhadap Kinerja Petugas KIA