2.3 Merek Lokal
2.3.1 Definisi Merek
Merek menurut Asosiasi Pemasaran Amerika dalam Kotler dan Keller, terj. Benyamin Molan, 2007 didefinisikan sebagai berikut:
“nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa
penjual atau kelompok penjual dan untuk mendiferensiasikannya dari barang atau jasa pesaing”.
Berdasarkan definisi tersebut maka dapat diketahui bahwa merek adalah segala hal yang terdapat dalam suatu produk. Sehingga dengan adanya merek, suatu
produk dapat teridentifikasi dengan baik oleh konsumen dan juga dapat dibedakan dengan produk lainnya.
Definisi mengenai merek lokal didapat dari http:pusatbahasa.diknas.go.id, yang mana merek didefinisikan sebagai tanda yang dikenakan oleh pengusaha pabrik,
produsen, dsb pada barang yang dihasilkan sebagai tanda pengenal.
Masih dalam http:pusatbahasa.diknas.go.id, merek juga diartikan menjadi: “nama, simbol, gambar, huruf, kata, atau tanda lainnya yang digunakan
oleh industri dan perusahaan dagang untuk member nama pada barang- barangnya dan membedakan dari yang lain, biasanya dilindungi oleh
hukum”.
Sedangkan yang dimaksud dengan istilah lokal sendiri adalah yang menunjukkan suatu tempat dimana produk tersebut diproduksi pembuatan, produksi, tumbuh,
hidup, dsb.
Sehingga yang dimaksud dengan merek lokal adalah simbol, gambar, huruf, kata, atau tanda lainnya yang digunakan oleh industri atau perusahaan pada barang hasil
produksinya dengan tujuan untuk memberi nama dan membedakan produknya dengan yang lainnya. Karena merek lokal, maka merek yang digunakan berupa
unsur-unsur yang mengandung nilai-nilai lokal. Yang dimaksudkan dengan lokal sendiri adalah penggambaran suatu tempat atau asal produksi dari suatu barang,
yaitu berasal dari Indonesia.
2.3.2 Atribut
Merek
Mengenai atribut dari merek maka dalam Kotler dan Keller 2007 dituliskan bahwa merek-merek terkuat dunia memiliki sepuluh atribut yang sama, yaitu:
1. Merek itu unggul dalam menyerahkan manfaat yang benar-benar diinginkan konsumen
2. Merek itu selalu relevan 3. Strategi penerapan harga didasarkan pada persepsi konsumen tentang nilai
4. Merek itu diposisikan secara tepat 5. Merek itu konsisten
6. Hierarki dan portofolio merek itu masuk akal
7. Merek itu memanfaatkan dan mengoordinasikan daftar lengkap kegiatan- kegiatan pemasaran untuk membangun ekuitas
8. Manajer merek memahami arti merek bagi konsumen 9. Merek itu mendapat dukungan yang kuat dan memadai
10. Perusahaan memantau sumber ekuitas merek.
Sedangkan menurut Nicolino seperti dikutip dalam Simamora, 2003, menjelaskan bahwa terdapat tiga atribut dari merek, yaitu:
1. Dapat mengidentifikasi. 2. Memiliki entitas atau mewakili sesuatu yang ada.
3. Janji akan nilai tertentu.
2.3.3 Nilai dan Ekuitas Merek