145
sebagai upaya penyelamatan lingkungan dari dampak pencemaran lingkungan akibat pemakaian bahan bakar fosil.
4.6.2 Pencemaran akibat pemakaian bahan bakar fosil
Sebagian besar produksi bahan bakar seperti tersebut pada Tabel 1 digunakan untuk mendukung kegiatan industri dan transportasi. namun akibat dari
penggunaan bahan bakar tersebut untuk kegiatan industri dan transportasi adalah meningkatnya pencemaran udara dan hal ini sudah barang tentu akan berdampak
buruk bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Udara di daerah perkotaan yang mempunyai banyak kegiatan industri dan
berlalulintas padat pada umumnya sudah tidak bersih lagi. Udara tersebut telah tercemari oleh berbagai macam pencemar dan yang paling banyak berpengaruh
dalam pencemaran udara adalah komponen-komponen berikut ini : 1.
Karbon monoksida CO
2. Nitrogen Oksida
NOx 3.
Belerang Oksida SOx
4. Hidro Karbon
HC 5. Partikel Particulate
Komponen pencemar udara tersebut di atas dapat mencemari udara secara sendiri-sendiri atau dapat pula mencemari udara secara bersama-sama. Komposisi
komponen pencemar udara tergantung pada sumbernya. Untuk mendapatkan gambaran komposisi komponen pencemar udara berikut asal sumbernya, dapat
dilihat pada Tabel di bawah ini yang diambil dari daerah industri di Amerika, sedangkan data untuk Indonesia masih terus diteliti.
146
Sumber Pencemaran Jumlah komponen pencemar, juta ton tahun
CO NOx SOx HC Partikel Total Transportasi
Industri Pembuangan Sampah
Pembakaran Stasioner Lain-lain
63,8 9,7
7,8 1,9
16,9 8,1
0,2 0,6
10,0 1,7
0,8 7,3
0,1 24,4
0,6 16,6
4,6 1,6
0,7 8,5
1,2 7,5
1,1 8,9
9,6 90,5
29,3 11,2
45,9 37,3
Tabel 10. Jumlah komponen pencemar dan sumber pencemaran. Dari Tabel 3 tersebut tampak bahwa sumber pencemaran terbesar berasal
dari transportasi, kemudian disusul oleh pembakaran stationer yaitu pembakaran bahan bakar fosil pada mesin-mesin pembangkit tenaga listrik diesel. Seperti
telah dikatakan di muka bahwa data komponen pencemar dan sumber pencemaran untuk Indonesia sampai saat ini masih dalam penelitian, namun khusus untuk
bidang transportasi dapat diperkirakan prosentasi komponen pencemar seperti tersebut dalam Tabel berikut:
Komponen Pencemar Prosentase
CO NOx
SOx HC
Partikel 70,50
8,89 0,88
18,34 1,33
Total 100,00 Tabel 11. Prosentasi komponen pencemar pada transportasi
147
Sebagai tambahan dapat dikemukan bahwa pemakaian bahan bakar fosil misalnya batubara untuk pembangkit tenaga listrik PLTU berdaya 1000 MW
akan menghasilkan bahan pencemar sebagai berikut : a.
CO
2
sebanyak 6,5 juta ton b.
SOx sebanyak 44.000 ton c.
Nox sebanyak 22.000 ton d.
Abu logam berat Hg, Cd, Pb, As dan Va sebanyak 320.000 ton. Pencemaran udara seringkali tidak dapat ditangkap oleh panca indera
manusia. Walaupun tidak dapat ditangkap oleh panca indera, namun potensi bahayanya tetap saja ada Kalau panca indera manusia sudah dapat menangkap
merasakan adanya pencemaran udara, maka pencemaran udara tersebut pastilah sudah sangat parah atau sangat mengerikan. Misalnya indera mata dapat melihat
bentuk pencemaran, misalnya asap tebal hasil pembakaran baik dari industri, mesin, maupun bentuk pembakaran lainnya, berarti komponen partikel-partikel di
dalam asap tebal tersebut sudah sangat banyak. Seandainya indera penciuman dapat mencium bau pencemaran udara atau bahkan merasakan sesak pada dada
akibat mencium gas tersebut, maka tingkat pencemaran sudah sangat berbahaya dan mungkin saja sudah menjadi racun yang dapat mematikan bila terjadi kontak
dalam waktu cukup lama. Kalau indera perasa tangan dapat merasakan pencemaran udara, misalnya adanya butir-butir minyak atau partikel yang lain,
berarti komponen pencemar udara banyak mengandung HC dan partikel. Seringkali bentuk pencemaran udara yang tidak tertangkap oleh panca
indera, justru lebih berbahaya dan bersifat racun Sebagai contoh pencemaran gas
148
CO adalah pencemaran yang tidak tampak oleh mata klarena tidak berwarna dan juga tidak berbau, akan tetapi sifat racunnya sangat tinggi karena dapat
mengganggu kesehatan sampai kepada kematian karena mencium gas CO tersebut. Begitu juga bentuk pencemar gas NO, tidak berwarna dan tidak berbau
tapi sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, bagi hewan bahkan juga tanaman.
4.6.3 Diversifikasi Energi