Prospek Implementasi Bioenergi ANALISIS POTENSI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DAN IMPLIKASINYA TERHADAP SOSIAL-EKONOMI MASYARAKAT INDONESIA.

78 kapasitas antara 15-100 kWunit atau total kapasitas sekitar 2.200 kW. Sebagai tambahan, sekitar 200 unit biogas diproduksi dari biomassa melalui proses fermentasi anaerobic juga telah dimanfaatkan dibeberapa daerah pedesaan dengan kapasitas 4 - 15 m3.

c. Prospek Implementasi Bioenergi

Masih banyaknya wilayah yang belum menikmati listrik negara ataupun swasta, dan belum optimalnya pemanfaatan biomassa merupakan prospek yang sangat besar dalam implementasi bioenergi. Sisa pemanfaatan kayu merupakan sumber potensial bagi pembangkit listrik tenaga biomassa. Biomassa yang belum dimanfaatkan tersebut sebagian besar bersumber dari sisa pembalakan, konversi lahan hutan, maupun dari perkebunan rakyat. Rachman [7] melaporkan bahwa sisa pembalakan dari hutan alam sekitar 46, yakni 8 dari tunggak, 20 dari log yang rusak dan sisa cabang sampai diameter 10 cm sebanyak 18. Berdasarkan produksi log rata-rata tahunan dari hutan alam sebesar 22 juta m3 saja, dapat dihitung besaran biomassa yang ditinggalkan di lapangan tanpa adanya pemanfaatan. Sebagai contoh, menurut Triono 1999 dalam Rachman [7] jumlah sisa pembalakan di Provinsi Jambi antara periode 199596-199899 mencapai angka 110.000 - 350.000 m3 per tahunnya. Di samping residu biomassa dari hutan alam, residu biomassa dari hutan tanaman juga berpotensi besar sebagai sumber energi, dimana program pemanfaatannya bisa diintegrasikan dengan kegiatan lain berbasis sosial ekonomi masyarakat sekitar hutan. Dalam implementasi- nya, program 79 pengembangan bioenergi di daerah sekitar hutan ini selain berkontribusi dalam peningkatan taraf dan kualitas hidup masyarakat yang umumnya berpenghasilan rendah, juga dapat menjadi sarana komunikasi yang efektif untuk tujuan pengelolaan hutan berkelanjutan. Heriansyah dan Kanazawa melaporkan bahwa residu biomassa dari kegiatan pemanenan akhir di hutan tanaman jumlahnya mencapai 20 untuk hutan tanaman yang dijarangi dan 35 dari hutan tanaman tanpa penjarangan. Besaran tersebut belum termasuk biomassa cabang dan ranting, atau residu biomassa dari kegiatan penjarangan. Laporan lain dalam Boer et al., menyebutkan bahwa produksi biomassa hutan tanaman adalah 8-25 tonhatahun. Dengan limpahan residu dari biomassa hutan yang sangat besar, maka implementasi energi biomassa memiliki prospek yang besar. Di samping itu pemanfaatan biomassa menjadi energi pun dapat mengurangi emisi CO2 baik dari respirasi akibat dekomposisi maupun dari kemungkinan kebakaran, serta berkontribusi besar pada penurunan penggunaan bahan bakar fosil yang semakin langka dan mahal.

d. Teknologi Konversi Biomassa Menjadi Energi