79
pengembangan bioenergi di daerah sekitar hutan ini selain berkontribusi dalam peningkatan taraf dan kualitas hidup masyarakat yang umumnya
berpenghasilan rendah, juga dapat menjadi sarana komunikasi yang efektif untuk tujuan pengelolaan hutan berkelanjutan.
Heriansyah dan Kanazawa melaporkan bahwa residu biomassa dari kegiatan pemanenan akhir di hutan tanaman jumlahnya mencapai 20 untuk
hutan tanaman yang dijarangi dan 35 dari hutan tanaman tanpa penjarangan. Besaran tersebut belum termasuk biomassa cabang dan ranting,
atau residu biomassa dari kegiatan penjarangan. Laporan lain dalam Boer et al., menyebutkan bahwa produksi biomassa hutan tanaman adalah 8-25
tonhatahun. Dengan limpahan residu dari biomassa hutan yang sangat besar, maka
implementasi energi biomassa memiliki prospek yang besar. Di samping itu pemanfaatan biomassa menjadi energi pun dapat mengurangi emisi CO2 baik
dari respirasi akibat dekomposisi maupun dari kemungkinan kebakaran, serta berkontribusi besar pada penurunan penggunaan bahan bakar fosil yang
semakin langka dan mahal.
d. Teknologi Konversi Biomassa Menjadi Energi
Semua material organik mempunyai potensi untuk dikonversi menjadi energi. Biomassa dapat secara langsung dibakar atau dikonversi menjadi
bahan padatan, cair atau gas untuk menghasilkan panas dan listrik Gambar 1. Beberapa pilihan teknologi konversinya adalah sebagai berikut:
Konversi biomassa pada ketel uap modern
80
Biomassa dibakar pada ketel uap modern untuk menghasilkan panas, listrik atau kombinasi panas dan tenaga. Sistem ini secara komersial telah
banyak digunakan di Amerika Serikat, Australia, Finlandia dan German, walaupun secara tipikal hanya menghasilkan 20 energi jika
dibandingkan dengan bahan bakar fosil.
Bagan 2. Mata rantai konversi biomassa menjadi energi panas dan listrik
81
Proses anaerobic
Merupakan proses biologi yang konversi biomass baik padatan maupun cair menjadi gas tanpa oksigen. Gas yang dihasilkan didominasi
methane dan CO2. Hasil ikutan berupa kompos dan pupuk untuk pertanian dan kehutanan. Teknologi ini telah dikembangkan secara
komersial di Europa dan Amerika utara.
Gasifikasi Biomassa Gasifikasi merupakan konversi dengan menggunakan parsial oksidasi
pada suhu karbonisasi sehingga menghasilkan bahan bakar gas dengan level panas berkisar antara 0,1-0,5 dari gas alam, tergantung proses
gasifikasi yang digunakan. Konversi ini lebih menguntungkan secara ekonomi dibandingkan dengan pembakaran langsung, bersih, dan efisien
dalam pengoperasian. Produk dari gasifikasi ini dapat juga di-reform untuk menghasilkan methanol dan hydrogen. Teknologi ini sedang dalam
awal komersial.
Pyrolysis Biomassa Pyrolysis merupakan pendegradasian panas pada biomassa tanpa
oksigen, untuk menghilangkan komponen volatile pada karbon. Hasil dari proses ini selalu dalam bentuk gas, dan hasil penguapannya dapat
menghasilkan bahan bakar cair dan padatan sisa. Bahan bakar cair ini dapat menghasilkan panas dan listrik apabila dibakar dalam ketel uap,
mesin atau turbin. Produk lain dari proses pyrolysis ini adalah berupa
82
arang dan bahan kimia. Teknologi konversi pyrolysis biomassa ini telah demonstrasikan di Europa selama 3 tahun, dari tahun 2002 - 2005.
Pembuatan arang
Penyiapan lahan baik pertanian maupun HTI Hutan Tanaman Industri seringkali dengan cara pembakaran, selain beresiko kebakaran
dan gangguan pernafasan, cara inipun dapat menstimulus pemanasan global akibat peningkatan konsentrasi CO2 di atmosfer. Dengan
mengkonversinya menjadi arang tentunya dapat meminimalkan emisi, pun menambah penghasilan masyarakat. Selain digunakan sebagai
sumber panas, arang pun dapat digunakan sebagai kondisioner tanah untuk mempercepat terjadinya simbiotik antara akar dengan mikoriza,
yang berkontribusi pada percepatan pertumbuhan tanaman dan penyerapan emisi CO2 di atmosfir.
Dalam hubungannya dengan peningkatan karbon sequestrasi, konversi biomassa menjadi arang merupakan salah satu pilihan bijak yang efektif
dan efisien, karena karbon pada arang dapat disimpan dalam durasi yang lama dibanding dengan karbon pada bentuk kayu.
e. Pengembangan Energi Biomassa