Angin Peluang Pengembangan Potensi Sumber Energi Alternatif di

30

4.3.2. Angin

Pembangkit listrik tenaga angin disinyalir sebagai jenis pembangkitan energi dengan laju pertumbuhan tercepat di dunia dewasa ini. Saat ini kapasitas total pembangkit listrik yang berasal dari tenaga angin di seluruh dunia berkisar 17.5 GW. Jerman merupakan negara dengan kapasitas pembangkit listrik tenaga angin terbesar, yakni 6 GW, kemudian disusul oleh Denmark dengan kapasitas 2 GW. Listrik tenaga angin menyumbang sekitar 12 kebutuhan energi nasional di Denmark; angka ini hendak ditingkatkan hingga 50 pada beberapa tahun yang akan disumbangkan untuk pelayanan kepada masyarakat. Pemanfaatan tenaga angin sebagai sumber energi di Indonesia bukan tidak mungkin dikembangkan lebih lanjut. Ditengah potensi angin melimpah dikawasan pesisir Indonesia, total kapasitas terpasang dalam system konversi energi angina saat ini kurang dari 800 kilowatt. Sejak empat tahun lalu, salah satu lembaga swadaya masyarakat memanfaatkan kincir angin untuk menggerakkan pompa air di beberapa wilayah, seperti di Indtamayu Jawa barat. Hingga kini, sudah 40 kincir angina berdiri di beberapa kotakabupaten. “biaya investasinya sekitar Rp 60 juta hingga beroperasi. Dengan kecepatan angin kurang dari 3 mdetik, air yang dapat dipompa sekitar 2,7 meter per kubik per jamnya,” kata pengembang kincir angina untuk energi pompa air Hasan Hambali. Produknya diberi nama Energi gratis EGRA. 31 Salah satu kincir angin EGRA yang pertama ada di indramayu digunakan untuk mengairi kebun Mangga seluas 10 hektar. Sebelum menggunakan teknologi kincir angin, air yang dipompa menggunakan mesin diesel menghabiskan biaya solar Rp 132.000 perhari. Kini biaya pemeliharaan kincir sekitar Rp 500.000 per tahun. Kecepatan angin diwilayah Indonesia umumnya dibawah 5,9 meter per detik yang secara ekonomi kurang layak untuk membnagun pembangkit listrik. Namun, bukan berarti hal itu tidak bermanfaat kepala penelitian dan pengembangan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Nenny Sri Utami membacakan pidato Menteri ESDM saat membuka seminar teknologi dan pemanfaatan Energi Angin sebagai peluang Usaha Baru di Bogor, Rabu 283. Di seluruh Indonesia, lima unit kincir angin pembangkit berkapasitas masing-masing 80 kilowatt sudah dibangun. Tahun 2007, tujuh unit dengan kapasitas sama menyusul dibangun di empat lokasi, masing-masing dipulau selayar tiga unit, sulawesi utara 2 unit, dan Nusa Penida, Bali serta Bangka Belitung masing-masing satu unit. Menurut kepala Subdirektorat Usaha Energi Baru dan terbarukan Ditjen Listrik dan Pemanfaatan Energi LPE ESDM Kosasih Abbas, mengacu pada kebijakan energi nasional, maka Pembangkit Listrik Tenaga Bayu PLTB harus mampu menghasilkan 250 Megawatt MW pada tahun 2025. Salah satu program yang harus dilakukan sebelum mengembangkan PLTB adalah pemetaan potensi energi angin di Indonesia. Hingga sekarang 32 Indonesia belum memiliki peta komprehensif, karena pengembangannya butuh biaya miliaran rupiah. Potensi energi angin di Indonesia umumnya berkecepatan lebih dari 5 meter per detik.mdetik Hasil pemetaan lembaga penerbangan dan antariksa nasional Lapan pada 120 lokasi menunjukkan, beberapa wilayah memiliki kecepatan angin diatas 5 meter per detik, masing-masing Nusa tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi selatan, dan Pantai Selatan Jawa. Adapun kecepatan angina 4 mdetik hingga 5 mdetik tergolong berskala menengah dengan potensi kapasitas 10-100 kW. Agar lebih bermanfaat dan tepat sasaran, harus ada data potensi energi angin yang kontinu dan akurat dilokasi terpilih dengan lama pengukuran minimal satu tahun, Soeripno Martosaputro dari Lapan. Berdasarkan kapasitas pembangkitan listriknya, turbin skala dibagi dua, yakni skala besar orde beberapa ratus kW dan skala kecil di bawah 100 kW. Perbedaan kapasitas tersebut mempengaruhi kebutuhan kecepatan minimal awal cut-in win speed yang diperlukan: turbin skala besar beroperasi pada cut-in win speed 5 ms sedangkan turbin skala kecil bekerja mulai 3 ms. Untuk Indonesia dengan estimasi kecepatan berputar rata-rata sekitar 3 ms, turbin skala kecil lebih cocok digunakan, meski tidak menutup kemungkinan bahwa pada daerah yang berkecepatan lebih tinggi Sumatra Selatan, Jambi, Riau Setyo 2005. Perlu diketahui, bahwa kecepatan turbin bersifat fluktuatif, sehingga pada daerah yang memiliki kecepatan berputar rata-rata 3 ms, akan terdapat saat- 33 saat kecepatan anginnya lebih besar dari 3 ms. Pada saat inilah turbin tenaga angin dengan cut-in win speed 3 ms akan bekerja. Selain untuk pembangkitan listrik, turbin tenaga angin sangat cocok.

a. Asal energi angin