sekolah “IT” baru guna menampung daya tarik para orang tua siswa. Walaupun pada umumnya sekolah “IT” bertarif lebih besar dengan sekolah umum lainnya,
orang tua tidak keberatan. Apalagi bagi mereka yang mempunyai kemampuan finansial yang lebih. Dengan mensekolahkan anaknya di sini, mereka merasa tidak
khawatir perilaku anak mereka di luar rumah. Karena jam belajar di sekolah “IT” yang lebih panjang umumnya juga dipakai untuk sejumlah kegiatan ekstra dan
sejumlah kegiatan positif lain yang ditawarkan. Sehingga banyak orang tua yang tidak mau mengambil resiko dan memilih sekolah berlabel “IT”.
133
2. Tujuan SMPIT
Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu SMPIT sebagai kelanjutan dari bentuk satuan pendidikan Sekolah Dasar. Sekolah Islam Terpadu SIT,
merupakan sekolah yang mencoba menerapkan sistem terpadu dengan melaksanakan program fullday school. Yang dimaksud program terpadu adalah
program yang memadukan program pendidikan umum dan pendidikan agama, antara pengembangan potensi intelektual fikriyah, emosional ruhiyah, dan fisik
jasadiyah, dan antara sekolah, orang tua, dan masyarakat sebagai pihak yang memiliki tugas dan tanggung jawab terhadap dunia pendidikan.
134
Pemaduan program pendidikan umum dan agama dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Secara kuantitatif artinya porsi program pendidikan
umum dan pendidikan agama diberikan secara seimbang. Secara kualitatif berarti pendidikan umum diperkaya dengan nilai-nilai agama dan pendidikan agama
diperkaya dengan muatan-muatan yang ada dalam pendidikan umum. Nilai-nilai agama memberikan makna dan semangat roh terhadap program pendidikan
umum.
135
SMPIT bertolak dari visi yang dibangun atas dasar keyakinan, bahwa proses pendidikan bertolak dari dan menuju fitrah manusia yang hakiki sebagai hamba
Allah. Dalam arti pendidikan merupakan proses pencarian jati diri manusia dan
133
Ibid. h. 5-6.
134
Zubaedi, Desain …, h. 333.
135
Ibid.
proses memanusiakan manusia. Pendidikan membangun kesadaran kepada manusia tentang; siapa yang menjadikan manusia itu ada, dari mana manusia itu berasal, dan
apa tugas manusia di bumi ini? Dalam proses pendidikan manusia diposisikan dan diperlakukan sebagai manusia yang memiliki potensi, ciri dan karakteristik yang
unik. Maka dalam proses memanusiakan manusia itu harus sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Allah, Rabb yang menjadikan manusia itu ada dan sebagaimana
yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw.
136
Dalam mencapai visi tersebut, sekolah Islam terpadu mengemban misi menjadi wahana konservasi nilai-nilai
ajaran Islam yang dibawa, diajarkan, dan dicontohkan Nabi Muhammad saw. menjadi wahana membangun, menumbuhkan, mengembangkan, membentuk,
membina, dan mengarahkan potensi dasar fitrah anak didik. Dalam perkembangannya, model pendidikan ini selalu diorientasikan pada
pembentukan karakter anak yang utuh baik dari aspek kognitif, afektif, maupun psikomotoriknya. Dalam aspek kognitif misalnya, anak didik dituntut untuk
memiliki wawasan yang luas baik dalam ilmu-ilmu agama maupun ilmu-ilmu umum. Pada aspek afektif anak dituntut memiliki akidah yang benar, bersikap
positif, misalnya: santun, toleran, jujur, berani, disiplin, rajin, cinta kasih sesama, bertanggung jawab, dan mandiri. Dalam aspek psikomotorik, misalnya anak
terbiasa mencintai membaca dan menghafal al- Qur’an maupun al-Hadis, mampu
melaksanakan praktik ibadah secara benar, bertindak terampil dan kreatif, serta selalu mengusahakan kesehatan dirinya.
137
Sejalan dengan visi, misi dan tujuan yang telah dipaparkan, sekolah Islam terpadu dirancang dengan sistem terpadu yang memungkinkan siswa
mengembangkan potensi dasarnya secara terpadu, terus menerus dan berkesinambungan. Guru tidak hanya berperan sebagai pengajar mudarris, tetapi
juga sebagai pendidik murabbi yang harus memahami perkembangan siswa. Guru dituntut menjadi sumber keteladanan yang nyata bagi siswa.
136
Badan Pengembangan Pendidikan Yayasan al-Fida, Manual Manajemen Pengembangan Sekolah SMPIT Iqra’
Bengkulu: Yayasan Pendidikan, Sosial dan Dakwah al- Fida’ SMPIT Iqra’, 2005, h. 2.
137
Zubaedi, Desain …, h. 335.
Dengan segenap keterpaduan, pendidikan Islam di sekolah Islam terpadu menawarkan berbagai nilai lebih yang dapat diperoleh diantaranya siswa
mendapatkan pendidikan umum yang penuh dengan nuansa keislaman, siswa mendapatkan pendidikan agama Islam secara aplikatif dan teoritis do’a, shalat, dan
cara makanminum, siswa mendapat pelajaran dan bimbingan cara baca dan menghafal Al-
Qur’an tahfizh secara tartil, siswa dapat menyalurkan potensi dirinya melalui kegiatan ekstrakurikuler, perkembangan bakat, minat, dan
kecerdasan siswa diantisipasi sejak dini, pengaruh negatif dari luar sekolah dapat diminimalisasi.
138
Penguatan pendidikan karakter d an budi pekerti melalui sekolah “IT”
menjadi jawaban terhadap kekurangan yang selama ini mewarnai institusi sekolah. Pola pendidikan yang umumnya berjalan di sekolah-sekolah saat ini hanya sekadar
menampilkan aspek “simbolis” bahwa setiap anak didik yang lulus kemudian mendapatkan ijazah yang bertuliskan deret angka, tetapi kurang membentuk sikap
dan pola pikir anak. Anak jadinya mengalami split-personality kepribadian terbelah akibat salahnya sistem pendidikan. Sekolah seperti ini tidak lagi tampil
sebag ai suatu lembaga pendidikan tetapi telah terjebak menjadi “industri
pengajaran” yang hanya sekedar memenuhi target kurikulum tanpa memperhatikan “evaluasi” terhadap hasil proses belajar mengajar pada anak didiknya karakter
seperti apa yang ada pada anak sekolah selesai mendapat pengajaran?. Anak sekedar tersekolahkan tetapi tidak terdidik oleh budaya intelektual, sosial, budaya,
dan agama. Kalau orientasi pendidikan pada diri anak sendiri tidak pernah tercapai, lalu bagaimana orientasi kebangsaan yang lebih besar. Sejalan dengan pandangan
Ki Hajar Dewantara, pengetahuan dan kepandaian bukan tujuan melainkan alat perkakas untuk meraih kematangan jiwa yang akan dapat mewujudkan hidup dan
penghidupan tertib dan suci, serta bermanfaat bagi orang lain.
139
138
Ibid. h. 336.
139
Ibid. h. 337.
O. Kajian Terdahulu