Pengendalian Hama Terpadu PHT

21 Faktor yang mendorong dan mengaharuskan petani sayuran menerapkan PHT adalah kecenderungan terjadinya perubahan permintaan konsumen pada masa mendatang, terutama permintaan akan produk holtikultura yang bebas residu pestisida Kasumbogo Untung, 1993: 58. 4. Kebijakan pemerintah Sejak pelita III telah dinyatakan bahwa PHT merupakan kebijakan pemerintah dalam setiap program perlindungan. Kebijakan tentang PHT kemudian diperkuat oleh Inpres No. 31986 dan UU No. 121992 tentang Sistem Budidaya Tanaman. UU No. 121992 telah menetapkan berbagai bentuk sanksi yang sangat berat bagi barang siapa yang menyalahgunakan penggunaan pestisida baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Dasar hukum bagi pelaksanaan PHT di Indonesia sangat kuat sehingga PHT untuk tanaman sayuran sudah merupakan keharusan Kasumbogo Untung, 1993: 59. 22

3. Sirih Hijau Piper betle L.

a. Klasifikasi

Klasifikasi tanaman sirih dalam Wiwin Setiawati, dkk 2008: 172 adalah sebagai berikut. Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Sub Divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Piperales Famili : Piperaceae Genus : Piper Spesies : Piper betle L. a. Nama daerah Suruh, sedah Jawa; seureuh Sunda; ranub Aceh; belo Batak Karo; cambai Lampung; uwit Dayak; base Bali; nahi Bima; gapura Bugis; mota Flores; afo Sentani Wiwin Setiawati, dkk, 2008: 172. 23 b. Morfologi Gambar 1. Sirih Piper betle L. Sumber: Dokumentasi pribadi Sirih merupakan tanaman merambat yang tingginya bisa mencapai 15 m. Batang bulat dan beruas, berwarna coklat kehijauan. Akar keluar dari batang ini. Berdaun tunggal bentuk jantung, panjang 5-8 cm dan lebar 2-5 cm, berujung runcing dan bertangkai, posisi daun berselang-seling. Bunga berbentuk bulir, merupakan bunga majemuk, memiliki daun pelindung bulat panjang ± 1 mm. Buahnya bulat, hijau keabu-abuan, termasuk buah buni. Berakar tunggang, coklat kekuningan, dan berbentuk bulat Dini N Nuraini, 2014: 190. c. Habitat Sirih hidup subur dengan ditanam di atas tanah gembur yang tidak terlalu lembab dan memerlukan cuaca tropika dengan air yang 24 mencukupi. Di Jawa tumbuh liar di hutan jati atau hutan hujan sampai ketinggian 300 mdpl Wiwin Setiawati, dkk, 2008: 173. d. Kandungan kimia Senyawa yang terkandung dalam sirih antara lain minyak atsiri eugenol, methyl eugenol, karvakrol, kavikol, alil katekol, kavibetol, sineol, estragol , alkaloid, karoten, tiamin, ribovlafin, asam nikotinat, vitamin C, tanin, gula, pati, dan asam amino Wiwin Setiawati, dkk, 2008: 173. Daun sirih hijau juga mengandung flavonoid, steroidterpenoid, dan kuinon Agus Aulung, dkk, 2010: 9. 1 Minyak Atsiri Minyak atsiri adalah salah satu kandungan tanaman yang sering disebut “minyak terbang” Inggris: volatile oil. Minyak atsiri dinamakan demikian karena minyak tersebut mudah menguap. Selain itu, minyak atsiri juga disebut essential oil dari kata essence karena minyak tersebut memberikan bau pada tanaman Koensoemardiyah, 2010: 1. Minyak atsiri dari daun sirih segar sepertiga bagian terdiri dari fenol dan alkaloid yang memiliki daya pembunuh bakteri, antioksidan, fungisida serta anti jamur. Dilaporkan oleh Amhed, 1988 Anang Mulyantana, 2013: 2 minyak atsiri dari daun sirih mempunyai efek insektisida terhadap lebih dari 30 jenis serangga 25 dibandingkan dengan piperazine phosphate dan hexyl resorchinol pada konsentrasi yang sama. Aroma dan rasa daun sirih yang khas, sedap, sengak, tajam, dan merangsang disebabkan oleh kavikol dan betlephenol yang terkandung dalam minyak atsiri. Kedua zat tersebut merupakan kandungan terbesar minyak atsiri yang ada dalam daun sirih Rini D Moeljanto dan Mulyono, 2003: 9. Heyne, 1987 Anang Mulyantana, 2013: 4, mengungkapkan bahwa kavikol yang merupakan salah satu senyawa turunan fenol dari minyak atsiri daun sirih memiliki daya insektisida 5 kali lebih kuat dibandingkan piperazinephosphate dan dapat menjadi toksik jika konsentrasinya pekat atau tinggi. Minyak atsiri dalam daun sirih dapat menghambat respirasi mitokondria serangga. Zat ini juga dapat bersifat racun yang kerjanya menghambat aktivitas respirasi sehingga menyebabkan kematian secara lambat apabila masuk melalui saluran pernapasan Prijono, dkk, 1997; Anang Mulyantana, 2013: 4. 2 Alkaloid Banyak tumbuhan mengandung senyawa nitrogen aromatik yang dinamakan alkaloid. Tumbuhan yang mengandung senyawa alkaloid tertentu dijauhi oleh hewan gembalaan dan serangga pemakan daun Salisbury, 1995; Lapida Yunianti, 2016: 41. 26 Alkaloid yang terkandung dalam daun sirih Piper batle L. adalah arecoline . Arecoline bersifat nitrogenous pada makanan sehingga menetralisir asam lambung dan bekerja sebagai astringent. Sebagai astringen , zat ini mengeraskan membran mukosa pada lambung Rooney, 1993; Handayani, dkk, 2013: 4-5. Alkaloid berupa garam sehingga dapat mendegradasi membran sel untuk masuk ke dalam dan merusak sel dan juga dapat menggangu sistem kerja syaraf larva dengan menghambat kerja enzim asetilkolinesterase Eka Cania dan Endah Setyaningrum, 2013: 58. 3 Tanin Tanin diproduksi oleh tanaman berfungsi sebagai substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar jaringan. Tanin umumnya tahan terhadap perombakan atau fermentasi, selain itu menurunkan kemampuan binatang untuk mengkonsumsi tanaman atau juga mencegah pembusukan daun pada pohon. Tanin juga bekerja sebagai zat astringent yang dapat menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit dan mukosa Elvie Yenie, dkk, 2013: 53. Tanin juga dapat mengganggu serangga dalam mencerna makanan. Tanin akan mengikat protein dalam sistem pencernaan yang diperlukan serangga untuk pertumbuhan dan penyerapan protein dalam sistem pencernaan terganggu Yunita et al ., 2009; Lapida Yunianti, 2016: 39.