Rancangan Analisis METODE PENELITIAN
64
pada pengamatan pertama masih rendah, hal ini disebabkan setelah penyemprotan pertama senyawa aktif dari daun sirih hijau Piper betle L.
yang terdapat pada tubuh larva Plutella xylostella masih sedikit, sehingga belum dapat mengendalikan hama Plutella xylostella pada tanaman sawi
dengan maksimal, karena pestisida nabati bekerja agak lambat dan membutuhkan waktu untuk menunjukkan gejala keracunan.
Pengamatan kedua mortalitas larva Plutella xylostella dilakukan setelah penyemprotan kedua. Hasil analisis sidik ragam pada pengamatan
kedua pemberian pestisida nabati daun sirih hijau Piper betle L. tidak berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva Plutella xylostella. Hal ini
ditunjukkan dengan angka yang diikuti oleh huruf yang sama dari hasil analisis sidik ragam Tabel 5.
Tabel 5. Rata-rata Mortalitas Larva Plutella xylostella Pengamatan Kedua Dosis Pestisida Nabati Daun Sirih
Hijau Rata-rata Mortalitas ± SD
2,00 ± 1,41
a
2,5 3,00 ± 1,87
a
5 3,00 ± 1,22
a
7,5 2,40 ± 0,54
a
10 3,20 ± 1,30
a
Total 2,72 ± 1,30
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 0,05
Berdasarkan hasil analisis sidik ragam yang disajikan pada Tabel 5 rata-rata mortalitas larva Plutella xylostella pada setiap perlakuan
mengalami kenaikan dibandingkan dengan pengamatan pertama. Rata-rata
65
mortalitas tertinggi terdapat pada dosis perlakuan pestisida nabati daun sirih hijau Piper betle L. 10, yaitu 3,20 ekor dengan standar deviasi
sebesar 1,64. Sedangkan rata-rata mortalitas larva Plutella xylostella yang terendah terdapat pada kelompok kontrol 0 yaitu 2,00 ekor dengan
standar deviasi 1,41. Kenaikan rata-rata mortalitas larva Plutella xylostella disebabkan kandungan senyawa aktif daun sirih hijau Piper betle L. pada
tubuh larva Plutella xylostella setelah penyemprotan kedua meningkat, sehingga mempengaruhi perilaku dan aktivitas makan larva Plutella
xylostella. Hal ini berarti kenaikan dosis perasan daun sirih hijau Piper
betle L. mengakibatkan peningkatan bahan racun yang terdapat pada
tubuh larva Plutella xylostella, sehingga daya bunuh yang ditimbulkan semakin tinggi untuk mengendalikan hama Plutella xylostella.
Sirih hijau Piper betle L. termasuk dalam kelompok tumbuhan insektisida nabati, yaitu kelompok tumbuhan yang menghasilkan pestisida
pengendali hama insekta M Syakir, 2011. Mortalitas larva Plutella xylostella
disebabkan oleh racun yang terkandung dalam daun sirih hijau Piper betle L. terutama kandungan minyak atsiri, alkaloid, tanin,
flavonoid, dan terpenoid. Setelah penyemprotan pestisida nabati daun sirih hijau Piper betle L., tanaman sawi berbau sirih, sehingga larva Plutella
xylostella menghindari tanaman sawi. Aroma sirih yang tajam disebabkan
adanya kavikol dan betlephenol yang terkandung dalam minyak atsiri Rini D Moeljanto dan Mulyono, 2003. Minyak atsiri dan flavonoid