Matriks IE Internal-External Tahap Pencocokan Matching Stage

VII. SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan

1. Kebocoran yang terjadi di Pulau Tidung adalah senilai Rp. 40.481.712.876 dengan persentase pengeluaran di luar kawasan yang terbesar yaitu biaya transportasi dengan persentase 34,47 dari nilai kebocoran. Perhitungan dampak ekonomi yang diperoleh dari nilai Keynesian Income Multiplier adalah sebesar 1,7. Nilai Ratio Income Multiplier Tipe I dan II adalah 1,5 dan 1,6. Nilai Multiplier Effect ≥1 menunjukkan bahwa keberadaan objek wisata memberikan pengaruh dampak ekonomi yang cukup besar terhadap perekonomian masyarakat lokal. 2. Hasil perhitungan daya dukung untuk aktivitas wisata snorkeling di ketiga lokasi yaitu Dermaga Cinta, Pulau Tidung Kecil, dan Pulau Payung adalah 158 oranghari, sementara itu untuk aktivitas wisata pantai di Pantai Timur adalah 130 oranghari. Secara general, jumlah rata-rata kunjungan wisatawan per hari melebihi daya dukung yang tersedia. Melalui pengamatan di lokasi dan informasi dari pihak pengelola, kondisi saat low season dan peak season jauh berbeda. Pada saat hari kerja, jumlah kunjungan wisatawan jauh lebih sedikit dibandingkan saat akhir pekan atau hari libur. Dapat disimpulkan, beberapa area yang digunakan untuk aktivitas wisata snorkeling dan wisata pantai sudah tergolong over carrying capacity disaat peak season. 3. Berdasarkan dampak ekonomi dan analisis daya dukung, faktor-faktor strategis internal dan eksternal berada pada kuadran IV matriks IE dimana kegiatan wisata di kawasan wisata Pulau Tidung berada pada kondisi tumbuh dan membangun grow and build. Hasil analisis SWOT terbentuk formulasi strategi pengelolaan objek wisata Pulau Tidung, diantaranya: mempertahankan dan meningkatkan sistem pengelolaan wisata yang berbasis masyarakat; kerjasama antara pihak pengelola, masyarakat, dan wisatawan dalam menjaga kelestarian sumberdaya dan lingkungan kawasan wisata serta memelihara fasilitas yang telah disediakan; meningkatkan promosi terutama pada aktivitas wisata di area baru dan pilihan aktivitas baru terutama saat low season; mengembangkan potensi area dan aktivitas wisata baru di Pulau Tidung untuk menghindari over carrying capacity di titik-titik area kawasan tertentu pada saat peak season; dan mempersiapkan profesionalitas para pekerja tenaga kerja lokal dibidang wisata melalui pelatihan.

7.2 Saran

1. Perlu dikembangkannya unit usaha yang menarik minat wisatawan guna menambah proporsi pengeluaran wisatawan di dalam kawasan wisata. Hal ini bertujuan untuk mengurangi proporsi kebocoran yang disebabkan pengeluaran wisatawan di luar kawasan wisata. Pengembangan unit usaha yang dapat diupayakan seperti unit usaha rumah makan khas hidangan laut, unit usaha yang terkait aktivitas wisata misalnya wisata outbond, memancing, mangrove, water sport dan lainnya. 2. Perlu dikembangkan lokasi yang berpotensi untuk aktivitas wisata seperti beberapa area snorkeling yang berbeda, Pantai Barat, dan lokasi untuk aktivitas wisata lainnya. Perlu juga dikembangkan aktivitas wisata baru selain wisata snorkeling dan wisata pantai agar wisatawan memiliki banyak pilihan. Hal tersebut bertujuan agar wisatawan dapat menyebar dengan aktivitas yang berbeda dan mengurangi kepadatan hanya dititik-titik tertentu. Aktivitas lain yang perlu dikembangkan adalah aktivitas wisata yang melibatkan edukasi lingkungan seperti penanaman karang dan penanaman mangrove. 3. Tata letak homestay, tempat makan, dan perumahan penduduk harus diatur di lokasi yang tepat agar tidak mengganggu kenyamanan wisatawan dalam melakukan aktivitas wisata. Keasrian, keindahan dan kealamian lokasi yang digunakan untuk aktivitas wisata seperti Dermaga Cinta, Pulau Payung, dan Pulau Tidung Kecil harus terus dijaga. Perumahan warga dan prasarana homestay sebaiknya tidak dikembangkan di lokasi aktivitas wisata tersebut. Agar wisatawan dapat menikmati panorama pantai dan alam sekitarnya tanpa terganggu oleh aktivitas lain. Sementara itu kealamian lingkungannya tidak terganggu oleh pembangunan perumahan warga, homestay, maupun bangunan lainnya. 4. Promosi lebih difokuskan terhadap penawaran aktivitas baru selain wisata snorkeling dan wisata pantai yang dapat menarik minat wisatawan. Promosi juga difokuskan terhadap kondisi season. Harga paket wisata yang lebih murah pada saat low season diharapkan dapat meningkatkan kunjungan. 5. Pihak pengelola dan pemerintah perlu bekerjasama untuk membimbing para pelaku usaha dan tenaga kerja lokal. Bimbingan dapat dilakukan melalui pelatihan khusus seperti pelatihan bahasa inggris. Pelatihan pengembangan usaha keterampilan dan kerajinan untuk souvenir, dan produksi olahan makanan khas laut. Olahan makanan seperti dari rumput laut, ikan, udang, dan lainnya dapat dijadikan buah tangan bagi wisatawan. Pihak pengelola dan pemerintah juga perlu untuk mengawasi kebersihan produk khususnya makanan agar wisatawan sebagai konsumen tidak ragu untuk membeli produk olahan masyarakat tersebut. 6. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya mengenai dampak ekonomi di pulau resort yang merupakan pulau wisata dengan pengelolaan bukan berbasis masyarakat. Hal ini untuk melihat sistem pengelolaan pada pulau resort guna menjadi gambaran bagi Pulau Tidung dalam pengelolaan dan pengembangan wisata.