Indikator terpenting kemajuan sektor pariwisata, selain pemasukan nasional melalui devisa negara, juga peningkatan taraf kesejahteraan dan kualitas hidup
masyarakat khususnya masyarakat lokal di area kawasan wisata. Pariwisata harus melibatkan masyarakat lokal, sebagai bagian dari produk
turisme. Selain itu masyarakat juga harus dilibatkan dalam pengambilan keputusan terkait pengelolaan wisata karena masyarakat sendiri yang akan
menanggung dampak kumulatif dari perkembangan wisata, Murphy, 1985 dalam Hadiwijoyo, 2012.
2.5 Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai dampak ekonomi wisata telah dilakukan oleh beberapa peneliti, sama halnya dengan penelitian mengenai daya dukung
kawasan. Beberapa penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu dirangkum
pada Tabel 2. Tabel 2 Penelitian terdahulu
No Peneliti
Judul penelitian Hasil penelitian
1 Nuva
2004 Analisis Strategi dan
Peranserta Masyarakat dalam Pengembangan
Wisata Bahari Tiram Ulakan di Kecamatan
Ulakan Tapakis Kabupaten Padang
Pariaman Berdasarkan hasil analisis SWOT,
strategi yang didapat adalah membuat hubungan kerjasama pemerintah dengan
masyarakat, pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal melalui pariwisata inti
rakyat, pembinaan penduduk disekitar kawasan wisata, meningkatkan sarana
dan prasarana penunjang pariwisata dengan melibatkan pihak swasta, dan
lainnya.
2 Wijayanti
2009 Analisis Ekonomi
Kebijakan Pengelolaan Wisata Alam Berbasis
Masyarakat Lokal di Kabupaten
Administrasi Kepulauan Seribu
Provinsi DKI Jakarta Penelitian ini membandingkan dampak
pada dua pulau di Kepulauan Seribu, yakni Pulau Untung Jawa dan Pulau
Pramuka. Nilai Keynesian local multiplier
di Pulau Untung Jawa sebesar 1,85 yang artinya peningkatan
pengeluaran wisatawan sebesar 1 rupiah akan berdampak pada peningkatan
pendapatan masyarakat lokal sebesar 1,85 rupiah. Sedangkan nilai di Pulau
Pramuka sebesar 1,16 yang artinya peningkatan pengeluaran wisatawan
sebesar 1 rupiah akan menigkatkan pendapatan masyarakat lokal sebesar
1,16 rupiah.
Tabel 2 Penelitian terdahulu lanjutan
No Peneliti
Judul penelitian Hasil penelitian
3 Ketjulan
2010 Analisis Kesesuaian
dan Daya Dukung Ekowisata Bahari di
Pulau Hari Kecamatan Laonti Kabupaten
Konawe Selatan Provinsi Sulawesi
Tenggara Hasil analisis IKW menunjukkan bahwa Pulau
Hari tergolong sesuai untuk kegiatan wisata selam dan snorkling, dengan luas area yang
dapat digunakan 11,82 ha untuk wisata selam dengan daya tampung wisata 472 orangtrip dan
12,82 ha untuk wisata snorkling dengan jumlah wisatawan 513 orangtrip. Nilai ekonomi wisata
sesuai daya dukung kawasan Pulau Hari adalah sebesar Rp 236.979.180,00 per tahun
4 Katalinga
2013 Analisis Ekonomi dan
Daya Dukung Pengembangan
Ekowisata Pulau Pari Kepulauan Seribu,
Jakarta Perhitungan daya dukung di Pulau Pari
menggunakan rumus daya dukung kawasan. Tiga lokasi untuk aktivitas snorkeling
medapatkan hasil yang berbeda. Lokasi I dapat menampung 14 orang dalam satu hari dengan
luas area pemanfaatan 350m². Lokasi II dan III luas area pemanfaatan 9000m² dan 2000m²
memiliki daya tampung untuk 36 orang dan 8 orang per hari
5
Rajab, Fahruddin,
Setyobudiandi 2013
Daya Dukung Perairan Pulau Liukang Loe
untuk Aktivitas Ekowisata Bahari
Berdasarkan penelitian diperoleh hasil analisis untuk tiga kegiatan wisata yaitu wisata pantai,
wisata snorkeling dan wisata selam. Daya dukung kawasan untuk wisata pantai di Pulau
Liukang Loe adalah 56 orang per hari. Wisata snorkeling
memiliki kapasitas daya dukung sebanyak 986 orang per hari dengan asumsi
waktu yang dibutuhkan oleh wisatawan adalah 3 jam. Sedangkan wisata selam, daya dukung
kawasan untuk wisata ini adalah sebanyak 589 orang per hari
Beberapa penelitian terkait analisis ekonomi berupa dampak ekonomi atau nilai ekonomi telah dilakukan oleh para peneliti, hasil yang didapatkan beragam.
Penelitian oleh Wijayanti 2009 menunjukkan hasil perhitungan dampak ekonomi yang positif, nilai keynesian local multiplier menunjukkan penambahan
nilai rupiah bagi pendapatan masyarakat lokal dari satu rupiah yang dikeluarkan oleh wisatawan. Penelitian mengenai daya dukung juga telah dilakukan oleh para
peneliti, penelitian yang dilakukan oleh Ketjulan 2010, Katalinga 2013, dan Rajab dkk 2013 menunjukkan kapasitas yang dapat ditampung oleh suatu
kawasan dan sumberdaya untuk menunjang kegiatan wisata yang dilakukan. Strategi pengembangan wisata dilakukan oleh Nuva 2004 dengan menggunakan
analisis SWOT dimana hasil pembobotan menunjukkan posisi kuadran suatu