Matriks Internal Factor Evaluation IFE

6. Keikutsertaan masyarakat dalam memelihara fasilitas yang telah disediakan oleh pengelola Pulau Tidung Keikutsertaan masyarakat dalam memelihara fasilitas yang disediakan menjadi sebuah peluang yang penting. Perlu adanya kerjasama bagi pihak pengelola yang telah membangun fasilitas dengan masyarakat lain yang dapat secara bersama untuk menjaga dan merawat fasilitas yang ada. Masyarakat Pulau Tidung dapat dipercaya untuk menjaga dan mengelola bersama fasilitas yang ada sehingga dapat dimanfaatkan secara bersama. b Faktor strategis ancaman 1. Potensi pasar wisatawan internasional Potensi pasar internasional menjadi sebuah ancaman, hal ini karena dikhawatirkan akan banyak pihak swasta yang ingin mengambil alih pengelolaan dari masyarakat. Apabila pengelolaan diambil alih, peluang tenaga kerja lokal akan berkurang karena pihak swasta akan lebih memilih tenaga kerja yang lebih profesional. Pihak swasta dapat mengubah konsep wisata yang berbasis masyarakat menjadi wisata resort yang manfaat ekonominya lebih banyak dirasakan oleh pihak luar, bukan oleh masyarakat setempat. 2. Pencemaran di lingkungan kawasan akibat aktivitas wisata Pencemaran lingkungan akibat aktivitas wisata seperti rusaknya terumbu karang, berkurangnya kuantitas ikan di laut, dan penumpukan sampah di laut maupun di pantai menjadi sebuah ancaman. Ancaman tersebut akan menyebabkan terganggunya aktivitas wisata dan mempengaruhi kepuasan wisatawan. Lingkungan yang tidak bersih, bahkan rusak menyebabkan wisatawan enggan untuk melakukan kunjungan wisata. Selain itu pula kerusakan lingkungan akan berpengaruh terhadap keberlangsungan wisata Pulau Tidung kedepannya.

6.3.2 Tahap Pencocokan Matching Stage

Tahap selanjutnya setelah melakukan tahapan masukan adalah tahap pencocokan Matching Stage. Tahap pencocokan merupakan tahap perumusan strategi berdasarkan hasil analisis kondisi inteernal dan eksternal kawasan wisata Pulau Tidung. Pada tahapan ini alat analisis yang digunakan adalah matriks Internal-Eksternal IE dan matriks SWOT.

6.3.2.1 Matriks IE Internal-External

Matriks IE didasarkan pada perpaduan total skor bobot IFE pada sumbu X dan total skor bobot EFE pada sumbu Y. Pada matriks IFE diperoleh hasil analisis total bobot skor adalah sebesar 3,12. Hasil analisis faktor eksternal pada matriks EFE diperoleh total bobot skor sebesar 2,64. Hasil pemetaan matriks IE menempatkan objek wisata Pulau Tidung berada pada sel IV. Hal ini menunjukkan bahwa objek wisata Pulau Tidung berada pada kondisi tumbuh dan membangun grow and build. Strategi yang tepat untuk kondisi ini adalah strategi yang intensif dan integratif. Strategi intensif dapat berupa penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk. Sedangkan strategi integratif dapat berupa strategi integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari matriks IFE dan EFE, pemetaan matriks IE dapat dilihat pada Gambar 5. Skor Bobot Total IFE Sk o r B o bo t T o ta l EFE Kuat 3,0-4,0 Sedang 2,0-2,99 Lemah 1,0-1,99 4,0 3,0 2,0 1,0 Tinggi 3,0-4,0 3,0 I II III Sedang 2,0-2,99 2,0 IV V VI Rendah 1,0-1,99 1,0 VII VIII IX Gambar 5 Matriks IE kawasan wisata Pulau Tidung Tahun 2014 Strategi penetrasi pasar untuk pengelolaan objek wisata Pulau Tidung adalah strategi peningkatan pasar untuk produk dan jasa yang sudah ada saat ini melalui usaha pemasaran yang lebih besar. Usaha yang dilakukan adalah meningkatkan promosi terhadap aktivitas yang sudah tersedia di kawasan wisata Pulau Tidung khususnya di hari biasa low season. Strategi pengembangan pasar yaitu memperluas informasi mengenai wisata Pulau Tidung ke kota-kota lain selain daerah Jabodetabek. Tujuannya adalah meningkatkan pangsa pasar dengan target yang baru. Promosi yang diberikan fokus kepada penawaran aktivitas wisata yang telah tersedia. Informasi yang diberikan berupa iklan di berbagai media yang memungkinkan akan menarik pengunjung. Sejauh ini promosi mengenai wisata Pulau Tidung dilakukan melalui media internet dan televisi. Promosi mengenai aktivitas wisata di Pulau Tidung perlu diperluas lagi melalui media lain seperti koran, majalah, radio dan lainnya. Pengembangan produk merupakan strategi yang mengupayakan peningkatan kunjungan wisatawan dengan cara memperbaiki maupun memodifikasi penawaran barang dan jasa yang sudah ada saat ini. Guna mengantisipasi over carrying capacity di area tertentu terutama pada saat peak season, perlu dilakukan pengembangan produk, agar konsentrasi wisatawan tidak hanya pada aktivitas wisata snorkeling dan wisata pantai saja. Usaha yang dilakukan seperti pengembangan spot yang berpotensi baik untuk dilakukannya aktivitas wisata snorkeling. Begitu pula untuk aktivitas wisata pantai, Pulau Tidung memiliki pantai di daerah barat yang dapat dikembangkan agar wisatawan tidak hanya menumpuk di Pantai Timur. Aktivitas lain yang dapat dikembangkan berupa wisata outbond, wisata mangrove, wisata memancing, wisata kuliner dan wisata budaya. Paket wisata yang ditawarkan kepada wisatawan harus ditambahkan dengan upaya peduli lingkungan seperti penanaman mangrove dan upaya memelihara terumbu karang serta biota bawah laut lainnya. Selain itu informasi dan edukasi mengenai lingkungan juga perlu agar wisatawan tetap menjaga kelestarian lingkungan di kawasan wisata Pulau Tidung. Strategi integratif terdiri dari integrasi ke depan, intergrasi ke belakang, dan integrasi horizontal. Integrasi ke depan adalah peningkatan kontrol terhadap penyalur, yaitu pihak-pihak yang berperan dalam promosi wisata, seperti travel agen yang menyediakan paket wisata untuk wisatawan. Upaya yang dilakukan adalah peningkatan kerjasama antara travel-travel agen baik lokal maupun non- lokal dalam memfasilitasi wisatawan. Pelayanan terhadap wisatawan melalui travel agent harus diperhatikan. Pihak travel agent harus dapat membantu wisatawan memenuhi kebutuhannya selama berwisata. Integrasi ke belakang adalah mendapatkan kepemilikan atau peningkatan kontrol atas pemasok, dalam hal ini adalah stakeholder terkait. Perlu adanya peran dan dukungan dari stakeholder seperti Kelurahan Pulau Tidung, lembaga masyarakat, dan kelompok masyarakat Karang Taruna dalam pengelolaan dan pengembangan wisata. Dukungan tersebut seperti penyediaan fasilitas pendukung, mengadakan pendidikan yang baik bagi masyarakat, mengadakan pelatihan untuk tenaga kerja lokal khususnya dibidang wisata, mengajak masyarakat dan wisatawan untuk dapat menjaga serta melestarikan lingkungan. Integrasi horizontal adalah mendapatkan kepemilikan atau kontrol atas pesaing wisata yang berada di sekitar kawasan wisata Pulau Tidung seperti Pulau Pramuka, Pulau Pari, Pulau Untung Jawa, dan pulau yang diperuntukkan bagi wisata di Kepulauan Seribu. Kawasan wisata Pulau Tidung harus dapat memberikan kepuasan terhadap wisatawan agar dapat bersaing dengan pulau lainnya. Apabila kawasan wisata Pulau Tidung dapat menjaga kualitas pelayanan terhadap wisatawan, kebersihan lingkungan terjaga, serta aktivitas wisatanya sesuai dengan minat wisatawan, maka besar kemungkinan wisatawan akan melakukan kunjungan di masa yang akan datang dan kawasan wisata Pulau Tidung dapat besaing dengan pulau lainnya.

6.3.2.2 Matriks SWOT

Berbagai alternatif strategi dapat dirumuskan berdasarkan analisis Matriks SWOT. Analisis tersebut merupakan sebuah alat pencocokan empat strategi utama yaitu strategi SO Strengths-Opportunities, strategi WO Weakness- Opportunities , strategi ST Strengths-Threats, dan strategi WT Weakness- Threats . Matriks ini dibangun berdasarkan faktor-faktor strategis internal dan eksternal yang diperoleh dari hasil analisis matriks IFE dan EFE sebelumnya. Alternatif strategi yang telah dirumuskan dapat dilihat pada Tabel 26. Tabel 26 Matriks SWOT kawasan wisata Pulau Tidung Tahun 2014 Internal Eksternal Kekuatan Strengths 1. Pengetahuan masyarakat lokal akan kondisi, informasi, dan potensi kawasan wisata 2. Posisi dan keterjangkauan yang dekat dengan Kota Jakarta 3. Manajemen pengelolaan kawasan wisata yang berbasis masyarakat 4. Infrastruktur dan jalan yang tersedia di dalam kawasan wisata 5. Strategi pemasaran dan promosi kawasan wisata melalui travel agent dan pemerintah 6. Peningkatan jumlah kunjungan ke kawasan wisata 7. Kelengkapan fasilitas pendukung tersedia di kawasan wisata 8. Peran organisasi atau lembaga masyarakat yang cukup banyak dalam pengelolaan wisata 9. Kondisi sumberdaya keasrian, kebersihan dan kealamian pantai, laut, dan terumbu karang 10. Pertumbuhan ekonomi yang berasal dari aktivitas wisata Kelemahan Weakness 1. Belum ada penetapan tarif tiket masuk kawasan wisata 2. Prasarana akses transportasi yang terbatas terhadap kawasan wisata 3. Batasan dan daya dukung kawasan 4. Profesionalitas tenaga kerja yang rendah dibidang wisata Peluang Opportunities 1. Adanya bantuan dana dari lembaga swasta pihak luar terhadap kegiatan konservasi 2. Adanya bantuan dana dari lembaga swasta pihak luar terhadap pengembangan kawasan wisata 3. Adanya pilihan wisata ke pulau lain di sekitar Kepulauan Seribu 4. Potensi pasar wisatawan domestik 5. Jumlah sumberdaya manusia yang bekerja di bidang wisata 6. Keikutsertaan masyarakat dalam memelihara fasilitas yang telah disediakan oleh pengelola Pulau Tidung Strategi S-O 1. Mempertahankan dan meningkatkan sistem pengelolaan wisata yang berbasis masyarakat S1, S3, S8, O2, O6 2. Kerjasama antara pihak pengelola, masyarakat, dan wisatawan dalam menjaga kelestarian sumberdaya dan lingkungan kawasan wisata serta memelihara fasilitas yang telah disediakan S1, S3, S4, S7, S8, S9, O1, O2, O6 3. Meningkatkan promosi terutama pada aktivitas wisata di area baru dan pilihan aktivitas baru terutama saat low season S2, S4, S5, S6, S7, S10, O2, O3, O4 Strategi W-O a Mengembangkan potensi area dan aktivitas wisata baru di Pulau Tidung untuk menghindari over carrying capacity di titik-titik area kawasan tertentu pada saat peak season W3, O1, O2, O3, O6 b Menetapkan paket wisata dikelola oleh travel agent yang menarik minat wisatawan W1, W2, O3, O4 Ancaman Threats 1. Potensi pasar wisatawan internasional 2. Pencemaran di lingkungan kawasan akibat aktivitas wisata Strategi S-T 1. Peningkatan edukasi dan informasi oleh pengelola untuk masyarakat dan wisatawan dalam menjaga kelestarian lingkungan, kebersihan, dan keasrian kawasan wisata S1, S3, S8, S9, T2 Strategi W-T 1. Mempersiapkan profesionalitas para pekerja tenaga kerja lokal dibidang wisata melalui pelatihan W4, T1 Berdasarkan hasil Matriks SWOT yang telah dijabarkan pada Tabel 26, didapat beberapa alternatif strategi pengembangan Kawasan Wisata Pulau Tidung sebagai berikut: 1. Strategi SO Strengths-Opportunities Strategi SO Strengths-Opportunities merupakan strategi yang memanfaatkan kekuatan internal kawasan wisata Pulau Tidung untuk mengambil manfaat dan keuntungan dari peluang eksternal. Strategi yang dapat diterapkan oleh Kawasan Wisata Pulau Tidung yaitu : a Mempertahankan dan meningkatkan sistem pengelolaan wisata yang berbasis masyarakat Strategi ini adalah upaya untuk mempertahankan sistem pengelolaan yang telah dilakukan. Pengelolaan kawasan wisata Pulau Tidung saat ini adalah berbasis masyarakat lokal, dengan bantuan lembaga dan organisasi masyarakat serta pengawasan dan dukungan dari pemerintah. Pengelolaan seperti ini sudah cukup baik, sehingga para pengelola harus mempertahankan sistem ini. Namun kerjasama yang baik antar pihak pengelola harus ditingkatkan, hak dan kewajiban para stakeholder harus jelas sehingga para pengelola mengetahui tugas apa saja yang harus dipenuhi dalam pengelolaan kawasan wisata di Pulau Tidung. Masyarakat sebagai pelaku unit usaha dan tenaga kerja harus didukung oleh pemerintah dan organisasi masyarakat. Dukungan dapat berupa penyediaan fasilitas pendukung, pengadaan pelatihan bahasa dan keterampilan untuk tenaga kerja lokal. b Kerjasama antara pihak pengelola, masyarakat, dan wisatawan dalam menjaga kelestarian sumberdaya dan lingkungan kawasan wisata serta memelihara fasilitas yang telah disediakan Peran para pengelola, masyarakat, dan wisatawan sangat penting demi keberlanjutan suatu kawasan wisata. Salah satu contohnya adalah dalam menjaga kelestarian dan kebersihan sumberdaya dan lingkungan di kawasan wisata. Kesadaran dari semua pihak sangat diperlukan, para pihak yang terlibat dalam aktivitas wisata harus bekerja sama untuk menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan agar dapat mencegah serta meminimalisir terjadinya degradasi lingkungan. Selain itu, pihak pengelola harus melengkapi fasilitas yang dibutuhkan untuk aktivitas wisata. Perlu ada penambahan tempat sampah dan mengatur letak yang tepat agar mudah dijangkau oleh masyarakat dan wisatawan, sehingga tidak terjadi penumpukan sampah di lingkungan kawasan wisata. Perlu dukungan dan kerjasama masyarakat dan wisatawan dalam menjaga fasilitas yang telah dibangun. c Meningkatkan promosi terutama pada aktivitas wisata di area baru dan pilihan aktivitas baru terutama saat low season Pemasaran dilakukan untuk mengetahui kondisi pasar dengan baik, sehingga dapat diketahui produk dan jasa wisata apa yang diminati oleh pasar. Target pasar wisata Pulau Tidung adalah wisatawan usia muda dan keluarga, karena beberapa aktivitas wisata yang disediakan cocok dan diminati oleh target. Promosi yang perlu dilakukan adalah harus lebih fokus terhadap penawaran aktivitas wisata yang sesuai dengan keinginan pasar. Promosi terhadap area baru untuk aktivitas wisata pantai dan snorkeling yang berpotensi untuk dikembangkan, seperti pengembangan Pantai Barat dan beberapa area snorkeling. Promosi terhadap aktivitas selain wisata pantai dan snorkeling lebih diperluas lagi, sehingga wisatawan memiliki banyak pilihan aktivitas selain kedua aktivitas tersebut. Promosi yang dilakukan juga lebih difokuskan untuk hari-hari biasa diluar peak season dimana kondisi kawasan wisata Pulau Tidung tidak terlalu ramai melalui penawaran harga yang lebih murah di saat low season. 2. Strategi WO Weakness-Opportunities Strategi WO Weakness-Opportunities adalah strategi yang bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal kawasan wisata Pulau Tidung dengan memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi yang dapat diterapkan adalah: a Mengembangkan potensi area dan aktivitas wisata baru di Pulau Tidung untuk menghindari over carrying capacity di titik-titik area kawasan tertentu pada saat peak season Kegiatan wisata yang sangat digemari selain wisata pantai wisata snorkeling , wisata ini membutuhkan spot yang baik agar dapat melihat keindahan pantai dan bawah laut. Pulau Tidung memiliki spot yang cukup ramai dikunjungi oleh wisatawan yaitu di Dermaga Cinta, Pulau Tidung Kecil, dan Pulau Payung untuk aktivitas snorkeling dan Pantai Timur untuk kegiatan wisata pantai. Masih banyak area snorkeling lainnya yang berpotensi untuk dikembangkan. Area-area tersebut perlu untuk dikembangkan, sehingga dapat mengurangi kepadatan di area yang telah over carrying capacity. Lokasi Pantai Barat di Pulau Tidung juga memiliki potensi untuk dikembangkan, sehingga wisatawan memiliki pilihan lokasi untuk wisata pantai selain di Pantai Timur. Hal tersebut juga dapat mengurangi kepadatan di Pantai Timur. Aktivitas baru yang dapat menarik minat wisatawan perlu dikembangkan untuk mengurangi potensi over carrying capacity. Beberapa aktivitas wisata lainnya yang berpotensi untuk dikembangkan di Pulau Tidung adalah wisata memancing, wisata mangrove, outbond, dan wisata kuliner. Hal ini perlu untuk dikembangkan sebagai alternatif wisata selain wisata pantai dan snorkeling. Upaya ini pula dapat menjadi peluang usaha baru bagi masyarakat, seperti mengembangkan unit usaha rumah makan khas hidangan laut, unit usaha penyewaan alat memancing, penyewaan peralatan outbond, industri olahan makanan laut, kerajinan souvenir, dan pengembangan unit usaha lainnya. Strategi ini dapat membantu meningkatkan pendapatan unit usaha dan penyerapan tenaga kerja lokal melalui pengembangan unit usaha terkait aktivitas wisata tersebut. b Menetapkan paket wisata dikelola oleh travel agent yang menarik minat wisatawan . Paket wisata yang ditawarkan oleh travel agent harus dibenahi, para travel agent harus cermat dalam menentukan penyediaan jasa paket wisata kepada wisatawan. Paket wisata yang ditawarkan dapat tetapkan sesuai dengan segmen pasar. Sebagai contoh paket wisata untuk keluarga dibedakan dengan paket wisata rombongan pelajar atau mahasiswa. Harga yang ditetapkan dan fasilitas yang