Ruang Lingkup Penelitian PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Tabel 2 Penelitian terdahulu lanjutan
No Peneliti
Judul penelitian Hasil penelitian
3 Ketjulan
2010 Analisis Kesesuaian
dan Daya Dukung Ekowisata Bahari di
Pulau Hari Kecamatan Laonti Kabupaten
Konawe Selatan Provinsi Sulawesi
Tenggara Hasil analisis IKW menunjukkan bahwa Pulau
Hari tergolong sesuai untuk kegiatan wisata selam dan snorkling, dengan luas area yang
dapat digunakan 11,82 ha untuk wisata selam dengan daya tampung wisata 472 orangtrip dan
12,82 ha untuk wisata snorkling dengan jumlah wisatawan 513 orangtrip. Nilai ekonomi wisata
sesuai daya dukung kawasan Pulau Hari adalah sebesar Rp 236.979.180,00 per tahun
4 Katalinga
2013 Analisis Ekonomi dan
Daya Dukung Pengembangan
Ekowisata Pulau Pari Kepulauan Seribu,
Jakarta Perhitungan daya dukung di Pulau Pari
menggunakan rumus daya dukung kawasan. Tiga lokasi untuk aktivitas snorkeling
medapatkan hasil yang berbeda. Lokasi I dapat menampung 14 orang dalam satu hari dengan
luas area pemanfaatan 350m². Lokasi II dan III luas area pemanfaatan 9000m² dan 2000m²
memiliki daya tampung untuk 36 orang dan 8 orang per hari
5
Rajab, Fahruddin,
Setyobudiandi 2013
Daya Dukung Perairan Pulau Liukang Loe
untuk Aktivitas Ekowisata Bahari
Berdasarkan penelitian diperoleh hasil analisis untuk tiga kegiatan wisata yaitu wisata pantai,
wisata snorkeling dan wisata selam. Daya dukung kawasan untuk wisata pantai di Pulau
Liukang Loe adalah 56 orang per hari. Wisata snorkeling
memiliki kapasitas daya dukung sebanyak 986 orang per hari dengan asumsi
waktu yang dibutuhkan oleh wisatawan adalah 3 jam. Sedangkan wisata selam, daya dukung
kawasan untuk wisata ini adalah sebanyak 589 orang per hari
Beberapa penelitian terkait analisis ekonomi berupa dampak ekonomi atau nilai ekonomi telah dilakukan oleh para peneliti, hasil yang didapatkan beragam.
Penelitian oleh Wijayanti 2009 menunjukkan hasil perhitungan dampak ekonomi yang positif, nilai keynesian local multiplier menunjukkan penambahan
nilai rupiah bagi pendapatan masyarakat lokal dari satu rupiah yang dikeluarkan oleh wisatawan. Penelitian mengenai daya dukung juga telah dilakukan oleh para
peneliti, penelitian yang dilakukan oleh Ketjulan 2010, Katalinga 2013, dan Rajab dkk 2013 menunjukkan kapasitas yang dapat ditampung oleh suatu
kawasan dan sumberdaya untuk menunjang kegiatan wisata yang dilakukan. Strategi pengembangan wisata dilakukan oleh Nuva 2004 dengan menggunakan
analisis SWOT dimana hasil pembobotan menunjukkan posisi kuadran suatu
kawasan wisata, untuk kemudian dianalisis strategi pengembangan yang tepat untuk kawasan wisata tersebut.
Penelitian ini hampir memiliki kesamaan dengan penelitian-penelitian sebelumnya, namun penelitian ini menggabungkan kedua analisis yang dilakukan
dilihat dari dampak ekonomi wisata terhadap pendapatan masyarakat lokal dan analisis daya dukung kawasan untuk melihat kemampuan fisik suatu sumberdaya
untuk dimanfaatkan sebagai kawasan wisata. Kedua analisis tersebut diidentifikasi untuk mendapatkan faktor kekuatan dan kelemahannya. Faktor tersebut menjadi
acuan untuk merumuskan strategi pengelolaan dan pengembangan wisata yang tepat untuk keberlanjutan wisata di Pulau Tidung.