Analisis Dampak Ekonomi Metode Analisis Data

V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum dan Kondisi Demografi Pulau Tidung

Pulau Tidung merupakan salah satu gugusan pulau yang berada di Kepulauan Seribu. Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 04 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Pulau Tidung adalah salah satu dari tiga kelurahan yang ada di Wilayah Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan. Secara geografis, letak Pulau Tidung berada pada 05° 46’ 15”-05° 59’ 30” LS dan 106° 34’ 40” - 106° 57’ 22” BT. Secara administrasi, Pulau Tidung memiliki luas wilayah 106 Ha yang terdiri dari enam pulau dengan Pulau Tidung Besar sebagai pemukiman penduduk dan pusat pemerintahan. Pulau lainnya diperuntukkan sebagai lahan pertanian, dan pariwisata. Kelurahan Pulau Tidung membawahi 4 RW dan 29 RT. Data statistik Kelurahan Pulau Tidung 2014 mencatat jumlah penduduk Pulau Tidung adalah 4.509 yang terdiri dari 2.223 orang laki-laki dan 2.286 orang perempuan. Kepadatan penduduk di Pulau Tidung adalah sekitar 42 penduduk hektar dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 1.172 KK. Sebelum Pulau Tidung menjadi daerah tujuan wisata yang banyak dikenal, mayoritas masyarakat Pulau Tidung bekerja sebagai nelayan. Pendapatan masyarakat masih tergolong rendah dan tingkat sosial ekonomi di Pulau Tidung tidak merata. Masyarakat Pulau Tidung mencari alternatif lain untuk menambah pendapatan di luar pendapatan utama. Sektor wisata memberikan jalan keluar bagi permasalahan ekonomi bagi masyarakat Pulau Tidung. Masyarakat mulai memanfaatkan kondisi tersebut sebagai pelaku usaha penyedia jasa wisata. Pulau Tidung menjadi kawasan wisata yang berbasis masyarakat, karena besarnya peran masyarakat dalam mengelola wisata. Masyarakat menyediakan homestay untuk wisatawan yang bermalam, penyewaan sepeda untuk sarana transportasi wisatawan selama di pulau, penyewaan alat-alat snorkeling dan water sport untuk menunjang aktivitas wisatawan. Masyarakat pula yang bergerak mempromosikan wisata di Pulau Tidung melalui travel agent. Travel agent adalah penyedia jasa wisata yang membantu wisatawan memenuhi kebutuhannya seperti mencarikan penginapan, tiket kapal, dan pemandu wisata. Travel agent pula yang banyak bergerak melakukan promosi wisata Pulau Tidung ke berbagai media. Selain itu travel agent yang banyak mengetahui perkembangan wisata karena banyak ikut terlibat dalam aktivitas wisatawan dari awal mula wisatawan tiba di pulau hingga kembali meninggalkan pulau. Pengelolaan wisata di Pulau Tidung berawal dari gerakan masyarakat yang melihat adanya peluang pada sektor wisata. Pada saat wisata mulai berkembang, organisasi seperti Karang Taruna mulai mendukung dan membantu masyarakat dalam mengelola wisata. Melalui organisasi ini masyarakat lebih mudah untuk mendapatkan perhatian pemerintah setempat dalam hal dukungan dan bantuan dana. Karang Taruna menjadi jembatan penghubung bagi masyarakat dan pemerintah. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat LPM baru dibentuk pada awal tahun 2014 dengan tujuan yang sama dalam pengelolaan wisata. Guna menunjang kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat di Pulau Tidung, pemerintah mulai melakukan pembangunan seperti memperbaiki Jembatan Cinta yang merupakan icon wisata di Pulau Tidung. Selain itu pemerintah mulai meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana demi untuk kesejahteraan masyarakat dan mendukung kegiatan wisata. Sarana dan prasarana yang ada di Pulau Tidung cukup beragam. Sarana dan prasarana tersebut dikelompokkan ke dalam sektor wisata dan non-wisata, seperti yang disajikan pada Tabel 9. Tabel 9 Sarana dan prasarana di Pulau Tidung No Saranaprasarana Jumlah A. Wisata Homestay 186 buah Kapal penumpang 11 buah Kapal snorkeling 74 buah Speedboat 9 buah Alat snorkeling 70 penyewaan Becak motor Bentor 75 buah Sepeda 4099 buah B. 1. Non- wisata Keagamaan Masjid 2 buah Musholla 7 buah