23 Selanjutnya nilai intensitas warna RGB dan HSI dapat langsung diperoleh
dengan mengklik tombol RGB dan HSI pada frame nilai warna.
a b
c Gambar 10. Operasi thresholding dan reduksi noise ; a citra buah naga, b citra
hasil thresholding, c citra hasil reduksi noise.
B. PEMUTUAN BUAH NAGA DENGAN METODE PENGUKURAN
LANGSUNG
Pemutuan buah naga dengan metode pengukuran secara langsung dilakukan dengan mengukur beberapa parameter yang diduga dapat digunakan sebagai
faktor pembuat keputusan untuk menentukan tingkat mutu dari buah naga. Hasil pengukuran untuk tiap mutu buah naga dengan metode pengukuran langsung
adalah sebagai berikut :
1. Penentuan Mutu Berdasarkan Berat Buah
Pengukuran berat buah naga dilakukan dengan menggunakan timbangan digital. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali ulangan, kemudian nilai hasil
dari pengukuran dirata-ratakan. Berdasarkan hasil perhitungan statistik untuk pengukuran berat buah naga, dihasilkan sebaran berat buah naga untuk mutu A
sebesar 493.36 – 794.16 gram dengan nilai rata-rata 596.84 gram, mutu B sebesar
24 438.87
– 501.81 gram dengan nilai rata-rata 478.62 gram dan mutu C sebesar 275.45
– 450.89 gram dengan nilai rata-rata 386.14 gram. Hasil perhitungan statistik pada parameter berat untuk buah naga mutu A, mutu B dan mutu C
disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil perhitungan statistik pada parameter berat buah naga Berat gram
Mutu A
B C
Maksimum 794.16
501.81 450.89
Minimum 493.36
438.87 275.45
Rata-rata 596.84
478.62 386.14
Standar Deviasi 73.08
14.93 49.61
Ambang Atas -
508.66 449.72
Ambang Bawah 508.66
449.72 -
Grafik sebaran berat untuk buah naga mutu A, mutu B dan mutu C dapat dilihat pada Gambar 11. Pada grafik tersebut dapat dilihat adanya perbedaan yang
cukup jelas antara sebaran nilai berat buah naga tiap tingkatan mutu, sehingga parameter berat dapat digunakan sebagai faktor pemutuan buah naga meskipun
hasil pengelompokkan masih mengalami sedikit kekeliruan. Hal ini terjadi karena pada saat melakukan pemutuan secara manual, petani tidak mengukur berat buah
naga satu persatu tetapi hanya berdasarkan asumsi dan kebiasaan. Dengan demikian buah naga yang seharusnya dikelompokkan ke dalam mutu A tetapi
dikelompokkan ke dalam mutu B, buah naga yang seharusnya dikelompokkan ke dalam mutu B tetapi dikelompokkan ke dalam mutu A dan C, begitu juga
sebaliknya. Oleh karena pembagian batas yang jelas untuk masing-masing mutu belum
ada, maka batasan yang digunakan adalah nilai ambang rata diantara kedua mutu yang berdekatan. Untuk mutu A diperoleh kisaran berat lebih besar dari 508.66
gram, mutu B dengan kisaran berat antara 449.72 – 508.66 gram dan mutu C
dengan kisaran berat kurang dari 449.72 gram.
25 Gambar 11. Grafik sebaran berat buah naga mutu A, B dan C
2. Penentuan Mutu Berdasarkan Panjang Buah