III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Gula merah tebu merupakan komoditas alternatif untuk memenuhi kebutuhan konsumsi gula. Gula merah tebu dapat menjadi pilihan bagi
rumah tangga maupun industri untuk memenuhi kebutuhannya. Pengembangan usaha pengolahan gula merah tebu di Kabupaten Takalar
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan permintaan gula di Indonesia yang saat ini terus mengalami peningkatan. Kondisi saat ini menggambarkan
bahwa kapasitas produksi yang tidak dapat mencukupi kebutuhan gula
sehingga dilakukan impor gula.
Pengembangan komoditas tebu memberikan pilihan bagi petani untuk menjual hasil panennya ke pabrik gula atau mengolahnya sendiri
menjadi gula merah. Dengan teknologi pemerasan dan pemasakan dengan tungku hemat energi, petani dapat mengolah sendiri tebu menjadi gula
merah. Pengembangan usaha ini dihadapkan pada pilihan petani, namun yang menentukan adalah pendapatan bersih yang akan diperoleh petani.
Kondisi usaha gula merah tebu di Kabupaten Takalar saat ini merupakan suatu usaha baru dengan permintaan produk yang tinggi, terdapat kebun
tebu yang hanya diperuntukkan sebagai bahan baku pabrik gula dan terdapat lahan luas yang potensial untuk ditanami tebu sebagai bahan baku
pembuatan gula merah serta terdapat teknologi yang sederhana. UD Julu Atia yang dimiliki Pak Syamsuddin Dg.Ronrong adalah
usaha pengolahan gula merah tebu dengan pabrik yang berlokasi di Kecamatan Polongbangkeng Selatan, Kabupaten Takalar. Pada awal
pendiriannya, kapasitas produksi hariannya adalah 2 ton tebu per hari. Gula merah yang dihasilkan dipasarkan ke pasar lokal dengan permintaan
tiga kali lipat dibandingkan kapasitas produksi harian. Berdasarkan pengalaman tersebut, pemilik berkehendak untuk membangun pabrik baru
dengan kapasitas 15 ton tebu perhari untuk memenuhi permintaan lokal dan akan dikembangkan ke pasar antarpulau dan ekspor.
Untuk mengembangkan suatu bisnis perlu dilakukan berbagai perencanaan yang matang terlebih dahulu. Agar rencana pengembangan
usaha pengolahan gula merah tebu UD Julu Atia, perlu dilakukan analisis studi kelayakan pengembangan usaha. Studi kelayakan pengembangan
usaha akan menganalisis kelayakan pengembangan usahanya yang ditinjau dari aspek finansial maupun non finansial. Dari hasil analisis ini akan
diberikan rekomendasi apakah rencana pengembangan usaha tersebut layak untuk dijalankan atau tidak. Jika layak maka rencana pengembangan
akan diimplementasikan, tetapi jika tidak layak rencana pengembangan
akan dievaluasi baik itu dari aspek finansial maupun non finansialnya.
Gambar 4. Kerangka Pemikiran Penelitian UD Julu Atia
Evaluasi Layak
Tidak Layak Implementasi
Aspek finansial: -
Kriteria investasi NPV, IRR, Gross BC. Net BC,
PBP, PR
- Analisis sensitivitas
Aspek non finansial: -
Aspek pasar -
Aspek teknis -
Aspek manajemen hukum -
Aspek ekonomi dan sosial -
Aspek lingkungan
Usaha Pengolahan Gula Merah Tebu
Identifikasi kondisi yang ada: -
Kekurangan suplai gula -
Gula merah sebagai alternatif pemenuhan kebutuhan konsumsi gula
- Terdapat potensi lahan
- Permintaan pasar lokal dan antar pulau
belum dapat dipenuhi -
Potensi ekspor Kondisi Existing: Pabrik Kapasitas Kecil
2 ton tebu per hari
Pengembangan Usaha dengan Pembangunan Pabrik Kapasitas Besar 15 ton tebu per hari
Analisis Kelayakan
Pengembangan Usaha Pengolahan
Gula Merah Tebu
Gambar 5. Diagram Alir Flow Chart Penelitian
Datainformasi aktual:
• Biaya
produksi •
Biaya investasi
• Harga jual
• Modal Usaha
• Biaya lain-
lain •
Profil usaha
Proses: •
Identifikasi Aspek Non finansial
• Analsis Kelayakan
Aspek Finansial •
Analisis Sensitivitas
Outcome
Rekomendasi langkah-langkah
strategik bagi pengusaha tebu
untuk rencana pengembangan
usaha yang layak untuk di dijalankan
Lingkungan: •
Kebijakan Pemerintah •
Iklim
Feedback
Impact
• Peningkatan produksi gula
merah tebu berbasis petani •
Peningkatan investasi pada industri gula merah tebu
• Mengurangi impor gula
• Mencukupi permintaan gula
masyarakat Hasil yang
diharapkan: •
Kelayakan aspek non finansial
• Kelayakan aspek
finansial •
Tingkat sensitivitas bisnis
Parameter Kontrol:
• NPV 0
• Gross BC
1 •
Net BC 1
• IRR
≥ discount rate
• PR 1
• PBP periode
maksimum
Kondisi Saat Ini: •
Permintaan gula meningkat
• Terdapat lahan
potensial •
Harga gula cenderung
meningkat •
Terdapat teknologi pengolahan
• Gula merah sebagai
alternatif pemenuhan
kebutuhan gula Wawancara
Observasi
Studi Literatur
Faktor-faktor berpengaruh yang tidak dapat dikendalikan:
• Kondisi Ekonomi
• Kebijakan Pemerintah
• Iklim
• Permintaan
Faktor-faktor berpengaruh yang dapat dikendalikan:
• Harga
• Produk
• Manajemen
• Teknik Produksi
20
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian