Pengukuran produktivitas Evaluasi produktivitas

27 Karyawan selalu berusaha untuk meningkatkan kemajuannya dalam bekerja atau prestasi karyawan. b. Kesempatan kerja Seorang atasan memberikan kepercayaan kepada bawahan dengan memberinya kesempatan kerja sehingga dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan mampu melakukan tugas dan pekerjaan yang lain dalam pengembangan karirnya. c. Kedisiplinan Kedisiplinan di sini berarti secara sadar dan rela mau menaati dan melaksanakan seluruh norma-norma moral dan etika, keberadaan di tempat tugas sesuai jam kerja yang berlaku, kesediaan bekerja lembur apabila diminta, kewajiban lapor pada atasan apabila seseorang terpaksa mangkir atau sakit, termasuk juga kedisiplinan dalam berpakaian. d. Hubungan yang baik Hubungan yang baik antara atasan dan bawahan secara tidak langsung akan mempengaruhi peningkatan produktivitas karyawan itu sendiri. Sebagaimana yang dilakukan oleh atasan terhadap bawahan dalam menjalin hubungan yang baik dalam bekerja. Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat diketahui bahwa indikator- indikator produktivitas kerja adalah tingkat absensi karyawan, tingkat perputaran tenaga kerja.Indikator lainnya adalah usaha untuk maju, kesempatan kerja, kedisiplinan dan hubungan baik.Diharapkan dengan 28 adanya indikator tersebut maka dapat digunakan untuk mengetahui tingkat produktivitas kerja dari seorang karyawan. Menurut Wibowo 2008: 266, pengukuran produktivitas mewujudkan sejumlah fungsi penguatan yang sangat berharga yaitu sebagai berikut: a. Membangun kepedulian Sistem pengukuran yang sangat kelihatan dan sering disesuaikan membantu menjaga fokus organisasi dan mengkomunikasikan minat dan kepentingan manajemen tentang produktivitas. b. Mengukur masalah dan peluang Ukuran produktivitas memfasilitasi dan mengidentifikasi dari bidang mana perhatian manajemen diperlukan. c. Mengusahakan mekanisme umpan balik Tanpa umpan balik, suatu organisasi tidak dapat belajar dan memperbaiki. d. Memfasilitasi integrasi Pengukuran memfasilitasi proses mengintegrasikan produktivitas ke dalam sistem organisasional, yaitu tujuan kuantitatif dapat diterapkan, perbaikan produktivitas dapat dibiayai dan pungutan melalui sistem penghargaan dapat diselesaikan dengan objektivitas lebih besar. Gasperz 1988: 18 menyebutkan persyaratan kondisional dalam pengukuran produktivitas, yaitu: a. Pengukuran harus dimulai pada permulaan program perbaikan produktivitas.