Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Kebijakan Lima Hari

50 lebih nyaman dan baik mampu mengurangi tekanan dalam diri pekerja, sehingga kinerja akan semakin membaik. e. Hubungan keluarga lebih harmonis Tidak baiknya hubungan intra personal di dalam keluarga, sebagian besar disebabkan tidak adanya interaksi yang cukup diantara anggota keluarga dan sebagian besar dikarenakan terlalu padatnya jadwal kerja di luar rumah, sehingga perhatian terhadap keluarga menjadi sangat sedikit. Dengan memberikan waktu yang lebih bagi para karyawanpekerja untuk mereka berada di rumah maka akan terjalin hubungan baik yang di tengah-tengah keluarga. Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa dimensi kebijakan lima hari kerja dapat dilihat dengan hasil pengamatan atau seleksi,tanggapan yang terjadi serta bagaimana perilaku yang terjadi terkait dengan penghematan uang transport, peningkatan tabungan,kualitas dalam bersosialisasi,meningkatnya kinerja dan menurunnya tingkat stress serta hubungan keluarga yang lebih harmonis selama diberlakukannya program lima hari kerja

C. Hubungan Persepsi Kebijakan Lima Hari Kerjadengan Produktivitas

PNS di Sekretariat Daerah Kabupaten Kulon Progo Persepsi kebijakan lima hari kerja merupakan pandangan subjektif seseorang terhadap kebijakan lima hari kerja.Proses pembentukan persepsi dijelaskan oleh Feigi dalam Yusuf, 1991: 108 sebagai pemaknaan hasil 51 pengamatan yang diawali dengan adanya stimuli. Setelah mendapat stimuli, pada tahap selanjutnya terjadi seleksi yang berinteraksi dengan “interpretation”, begitu juga berinteraksi dengan “closure”.Dengan adanya kebijakan lima hari kerja akan menimbulkan berbagai persepsi dari setiap pegawai. Dengan adanya berbagai persepi tersebut dapat berpengaruh terhadap produktivitas pegawai. Produktivitas merupakan suatu aspek yang penting bagi lembaga pemerintah.Begitu pula dengan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo.Apabila pegawaidilingkunganPemerintah Kabupaten Kulon Progo mempunyai produktivitas kerja yang tinggi,maka Pemerintah Kabupaten Kulon Progoakanmampu mencapai kualitas pelayanan publik yang baik dan efisiensi dalam penyelenggaraan pemerintahan. Untuk meningkatkan produktivitas kerja perlu adanya pegawaiyang memiliki keterampilan dan keahlian bekerja, karena pegawaiyang tidak memiliki keahlian dan keterampilan akan berakibat menurunnyaproduktivitas dan merugikan lembaga Pemerintah Kabupaten Kulon Progo. Produktivitas merupakan perbandingan antara output hasil dengan input masukan dengan kemampuan memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari sarana dan prasarana yang tersedia dengan menghasilkan output yang optimal. Dengan input yang baik maka akan tercapai hasil output yang maksimal. Produktivitas juga kerja mempunyai dua dimensi yaitu efektivitas dan efisiensi. Baik dimensi efektivitas maupun efisien keduanya sangat penting dalam kaitannya dengan produktivitas kerja, karena apabila suatu