70
perkembangan masa anak-anak dan memasuki masa remaja awal. Rita Eka Izzaty, dkk 2013: 103 dan Anak Agung Ngurah Adhiputra 2013: 23
menyatakan bahwa masa ini dialami anak pada usia 6 tahun sampai masuk ke masa pubertas dan masa remaja awal yang berkisar pada usia 11
–13 tahun. Masa SD kelas rendah, yaitu usia 67-910 tahun.
Dari pendapat tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa pengertian siswa SD kelas rendah adalah anak yang pada umumnya berusia 7 sampai
dengan 9 atau 10 tahun yang duduk di SD kelas satu, dua, dan tiga.
2. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar Kelas Rendah
Siswa SD memiliki karakter khas anak-anak. Berdasarkan tahap perkembangan kognisi menurut Piaget Lusi Nuryanti, 2008: 20, 23, 25-
27, anak berada pada tahap periode operasional konkret, perkiraan usia 7 –
11 tahun. Tahap perkembangan psiko-seksual menurut Sigmund Freud, anak berada pada tahap laten, perkiraan usia 5 tahun
–awal masa puber. Tahap perkembangan psiko-sosial menurut Erikson, anak berada pada
tahap 4 dengan ciri khas perkembangan industry vs. inferiority tekun vs. rasa rendah diri, perkiraan usia 56
–12 tahun.
Potter dan Perry 2005: 679, menjelaskan bahwa anak usia 6 tahun dihadapkan pada figur autoritas baru, guru, dan juga aturan serta batasan
baru. Mereka harus bekerja dan bermain secara kooperatif dalam kelompok besar anak-anak dari berbagai latar belakang budaya. Selama
“pertengahan tahun” masa kanak-kanak ini, dasar-dasar untuk peran dewasa dalam pekerjaan, rekreasi, dan interaksi sosial terbentuk. Sekolah
71
atau pengalaman pendidikan memperluas dunia anak dan merupakan transisi dari kehidupan yang secara relatif bebas bermain ke kehidupan
dengan bermain, belajar, dan bekerja yang terstruktur. Anak harus belajar menghadapi peraturan dan harapan yang dituntut oleh sekolah dan teman
sebaya. Menurut Anak Agung Ngurah Adhiputra 2013: 23, pada periode ini anak menampakkan kepekaan untuk belajar, makin meluasnya daerah
eksplorasi, sikap anak terhadap lingkungan keluarga tidak lagi egoisentris,
melainkan obyektif dan empiris, dan telah ada sikap intelektualistis.
Sri Rumini dan Siti Sundari 2004: 37-38 menjelaskan bahwa pada akhir masa kanak-kanak, mereka tidak lagi mau menuruti perintah
orang tua, dan lebih senang mengikuti aturan kelompoknya. Untuk akhir masa kanak-kanak, bukan karena banyak waktu bermain, karena anak
sudah sekolah, tetapi karena luasnya minat dan kegiatan bermain. Psikolog memberi sebutan usia kelompok karena pada saat itu anak berusaha
bermain-main secara kelompok. Psikolog juga memberi sebutan usia menjelajah, karena anak ingin mengetahui keadaan sekitarnya, dengan
cara bertanya. Dengan demikian anak juga disebut usia bertanya. Karena anak pada saat itu senang meniru, maka anak juga disebut usia meniru.
Dalam penelitian lebih lanjut, ternyata selama bermain, anak lebih menunjukkan kreatifitasnya dibandingkan dengan saat-saat bermain pada
masa sebelumnya. Pendidik memberi sebutan anak masa akhir kanak- kanak dengan masa sekolah karena mereka sudah saatnya sekolah untuk
memperoleh dasar-dasar pengetahuan. Psikolog memberi nama usia
72
berkelompok, karena mereka menghendaki diterima oleh teman-teman sebaya sebagai anggota kelompok. Anak yang berumur sekitar 7
–8 tahun, lebih tunduk pada kelompoknya dari pada kedua orang tua, guru, maupun
kehendaknya sendiri. Seperti pada awal masa kanak-kanak, pada akhir
masa kanak-kanak, anak juga diberi sebutan usia kreatif.
Meuman Syamsu Yusuf, 2000: 98 menyatakan bahwa pada usia 7
–8 tahun termasuk dalam fase sintese fantasi yaitu anak-anak akan memberikan kesan secara total terhadap apa yang dilihat atau ditangkap
secara jelas selanjutnya akan dilengkapi dengan fantasi-fantasi anak-anak sendiri. Sedangkan pada usia 8-9 tahun masuk dalam fase analisa, yaitu
anak-anak mulai memperhatikan macam-macam benda di sekitarnya dan pada tahap ini fantasi anak berkurang dan diganti dengan pemikiran yang
lebih rasional. Menurut Stern Syamsu Yusuf, 2000: 53 menyatakan bahwa anak usia 8-9 tahun menaruh minat besar terhadap pekerjaan dan
perbuatan orang-orang dewasa, serta tingkah laku binatang.
Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat dipahami bahwa anak SD kelas rendah memiliki fantasi-fantasi terhadap apa yang dilihatnya,
baik dalam bentuk benda maupun peristiwa yang sifatnya subjektif dan seiring pertambahan usia akan berganti menjadi objektif. Lebih lanjut,
peneliti menganalisis bahwa pada usia 7 –9 tahun, anak masih terkungkung
dengan kebiasaan bersama keluarga. Anak memiliki minat yang tinggi untuk mendapatkan sesuatu pengetahuan dan pengalaman baru. Siswa SD
kelas rendah memiliki keingintahuan yang besar mengenai segala hal
73
yang konkret dan akrab dengan mereka dalam kehidupan, termasuk berbagai macam pekerjaan orang dewasa. Jadi, informasi mengenai segala
hal penting diberikan, termasuk bimbingan karir yang sesuai
perkembangan karir anak melalui kartu karir. 3. Ciri-ciri Siswa Sekolah Dasar Kelas Rendah
Syamsu Yusuf 2012: 24-25 merinci beberapa sifat siswa SD kelas
rendah, antara lain:
a. Adanya hubungan positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi apabila jasmaninya sehat banyak prestasi yang
diperoleh. b. Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan yang
tradisional. c. Adanya kecenderungan memuji diri sendiri menyebut nama
sendiri. d. Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak yang lain.
e. Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting.
f. Pada masa ini terutama usia 6-8 tahun anak menghendaki nilai angka rapor yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya
memang pantas diberi nilai baik atau tidak.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa ciri-ciri siswa SD kelas rendah usia 67
– 910 tahun adalah ada hubungan tinggi antara keadaan jasmani dan prestasi, tunduk pada aturan-aturan permainan
tradisional, suka memuji diri sendiri, suka membandingkan diri dengan yang lain, suka meremehkan orang lain, apabila tidak dapat menyelesaikan
suatu tugas maka tugas itu dianggap tidak penting, anak terutama usia 6-8 tahun menghendaki nilai angka rapor yang baik, tanpa mengingat
prestasinya memang sepantasnya baik atau tidak.
74
4. Tugas Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Kelas Rendah