78
mengelompokkan, menyusun, atau mengasosiasikan menghubungkan atau menghitung angka-angka atau bilangan. Anak dapat diberikan
pengetahuan tentang manusia, hewan, lingkungan alam sekitar dan sebagainya.Rita Eka Izzaty, dkk 2013: 104-105, menambahkan bahwa
pada periode ini anak berkurang rasa egonya dan mulai bersikap sosial. Terjadi peningkatan dalam hal pemeliharaan, misalnya mulai mau
memelihara alat permainannya. Mengelompokkan benda-benda yang sama ke dalam dua atau lebih kelompok yang berbeda.
7. Perkembangan Sosial Siswa Sekolah Dasar Kelas Rendah
Syamsu Yusuf 2012: 180 mengemukakan bahwa perkembangan sosial pada anak-anak SD ditandai dengan adanya perluasan hubungan, di
samping dengan keluarga juga dia mulai membentuk ikatan baru dengan teman sebaya peer group atau teman sekelas, sehingga ruang gerak
hubungan sosialnya telah bertambah luas. Pada usia ini, anak mulai memiliki kesanggupan menyesuaikan diri-sendiri egoisentris kepada
sikap yang kooperatif bekerja sama atau sosiosentris mau
memperhatikan kepentingan orang lain. Anak dapat berminat terhadap kegiatan-kegiatan teman sebayanya. Dia merasa tidak senang bila tidak
diterima dalam kelompoknya. Menurut Rita Eka Izzaty, dkk 2013: 112-114 bermain secara
kelompok memberikan peluang dan pelajaran kepada anak untuk beriteraksi dan bertenggang rasa dengan sesama. Permaianan yang disukai
cenderung kegiatan bermain yang dilakukan secara kelompok. Minat
79
terhadap kegiatan kelompok sebaya timbul. Mereka memiliki teman-teman sebaya untuk melakukan kegiatan bersama. Keinginan untuk diterima
dalam kelompoknya sangat besar. Selain itu, Sudarwan Danim 2013: 66 menambahkan bahwa anak-
anak dapat mengingat lebih banyak ketika berpartisipasi dalam pembelajaran kooperatif, di mana pendidikan di awasi oleh orang dewasa
bergantung pada rekan-rekan berinteraksi, berbagi, merencanakan dan mendukung satu sama lain.
Siswa SD kelas rendah yang berada pada priode anak-anak akhir mengalami perubahan dari sebelumnya, yaitu pada masa kanak-kanak
awal, seperti yang dikemukakan oleh Lusi Nuryanti 2008: 43-44 perubahan yang terjadi pada masa kanak-kanak lanjut antara lain: anak
semakin mandiri dan mulai menjauh dari orang tua dan keluarga; anak lebih menekankan pada kebutuhan untuk berteman dan membentuk
kelompok dengan sebaya; dan anak memiliki kebutuhan yang besar untuk disukai dan diterima oleh teman sebaya. Mengacu pada teori Erikson Lusi
Nuryati, 2008 tentang perkembangan psiko-sosial, masa kanak-kanak akhir berada pada tahap 4, yaitu industry vs inferiority. Pada tahap ini
anak-anak ingin memasuki dunia yang lebih luas dalam hal pengetahuan dan pekerjaan. Kejadian yang paling penting dalam tahap ini adalah ketika
mereka mulai masuk sekolah. Masuk sekolah membuat mereka berhadapan dengan banyak hal baru yang harus dipelajari. Menurut Miller
1993, Lusi Nuryati, 2008, pengalaman yang berhasil akan membuat anak
80
menumbuhkan „sense of industry‟, yaitu perasaan akan kompetensi dan keahlian yang dimiliki anak.
Potterr and Perry 2005: 686 menambahkan bahwa anak usia sekolah yang mendapat keberhasilan positif merasa adanya perasaan
berharga. Anak-anak yang menghadapi kegagalan dapat merasakan mediokritas atau biasa saja atau perasaan tidak berharga, yang dapat
mengakibatkan menarik diri dari sekolah dan sebaya.
F. Kerangka Berpikir