a. Lembar Penilaian Proses diskusi
No Nama Siswa
Aspek yang dinilai dan rentang nilai Jumlah
Skor Nilai
1 2
3 4
1-5 1-5
1-5 1-5
1 2
Dst
Aspek diskusi yang dinilai : 1. Keaktifan dalam kelompok
2. Keberanian menyampaikan pendapat 3. Kebenaran dalam menjawab
4. Menghargai pendapat
Yogyakarta, 25 Juli 2016 Guru Pembimbing Lapangan
Dra. Budi Wahyuni NIP. 19650723 199404 2 006
Mahasiswa PPL
Topan Arianto NIM . 13416241054
Lampiran 1 1. Penilaian Pengetahuan
a. Rubrik Penilaian INDIKATOR
SOAL SOAL
RUBRIK PENILAIAN KUNCI JAWABAN
PEDOMAN PENSKORAN
1. Skor maksimal =10
2. Skor maksimal=10
3. Dst…
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP
Nama Sekolah : SMP Negeri 4 Sleman
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas Semester : VII I
Standar Kompetensi : 1. Memahami Lingkungan Kehidupan Manusia. Kompetensi Dasar
: 1.2 Mendiskripsikan kehidupan pada masa Pra Aksara di Indonesia.
Indikator : 1. Menjelaskan pengertian dan kurun waktu masa pra-aksara.
2. Mengidentifikasi jenis-jenis manusia Indonesia yang hidup pada masa pra-aksara.
3. Mendeskripsikan perkembangan kehidupan pada masa pra-aksara dan peralatan kehidupan yang dipergunakan.
4. Mengidentifikasi peninggalan-peninggalan kebudayaan pada masa pra-aksara.
5. Melacak kedatangan dan persebaran nenek moyang bangsa Indonesia di nusantara dengan atlas sejarah.
Alokasi : 2x Pertemuan 4 JP
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat: 1. Menjelaskan pengertian masa pra aksara dan kurun waktu masa pra
aksara. 2. Menyebutkan dan mengidentifikasi jenis-jenis manusia purba di
Indonesia yang hidup pada masa pra-aksara. 3. Menjelaskan perkembangan kehidupan pada masa pra aksara.
4. Menyebutkan peralatan kehidupan yang dipergunakan pada masa pra
aksara. 5. Menjelaskan pembagian zaman berdasarkan hasil kebudayaan yang
ditinggalkan pada masa pra aksara. 6. Menjelaskan asal usul kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia di
nusantara.
B. Materi Pembelajaran
1. Pengertian dan kurun waktu masa pra aksara. Masa sebelum memasuki masa sejarah disebut masa prasejarah atau
masa pra-aksara. Zaman pra-aksara disebut juga zaman Nirleka. Masa pra- aksara tidak dapat dilacak berdasarkan sumber tulisan, karena pada masa
tersebut belum ada tulisan atau belum dikenal aksara. Namun, perkembangan kebudayaan manusia masa tersebut dapat dilacak berdasarkan sumber-sumber
yang berupa fosil yakni sisa-sisa makhluk hidup yang hidup pada zaman tersebut dan telah membatu, serta artefak yakni alat-alat yang digunakan pada
masa tersebut.
2. Jenis-jenis manusia Indonesia yang hidup pada masa pra aksara. Keberadaan dan kehidupan manusia purba dapat dilacak berdasarkan
penemuan fosil-fosil tulang yang telah menjadi batu dan benda-benda tertentu yang mereka gunakan sebagai perkakas. Di Indonesia, telah ditemukan
beberapa fosil manusia dari masa Pra-aksara. Berikut ini, akan dipelajari beberapa fosil manusia purba yang telah ditemukan di Indonesia.
a. Meganthropus Palaeojavanicus
Pada tahun 1937, seorang ahli antropologi Belanda bernama G.H.R. Von Koenigswald menemuka menemukan sebuah tulang rahang dan gigi
manusia di daerah Sangiran, tepi Bengawan Solo. Berdasarkan penelitian, rahang manusia tersebut berasal dari masa sekitar 2–3 juta tahun yang lalu.
Tulang rahang yang besar dan kuat menunjukkan bahwa pemilik rahang tersebut adalah seorang manusia bertubuh besar dan tegap. Karena itu, fosil
manusia ini dinamakan Meganthropus palaeojavanicus yang berarti manusia besar dari zaman Batu di Jawa. Meganthropus palaeojavanicus
adalah fosil manusia tertua yang pernah ditemukan di Indonesia. b. Pithecanthropus Erectus
Sebelum Von
Koenigswald menemukan
Meganthropus palaeojavanicus, seorang ahli antropologi lain yang bernama Eugene
Dubois berhasil menemukan sebuah tengkorak di Desa Trinil, tepi Bengawan Solo pada tahun 1891. Penelitian menunjukkan bahwa tengkorak
tersebut berasal dari masa sekitar 23 juta–30.000 tahun yang lalu. Fosil tersebut menunjukkan bahwa pemilik tengkorak tersebut berwajah bulat
mirip kera dan berjalan tegak. Karena itu, fosil manusia ini dinamakan Pithecanthropus erectus yang berarti menusia kera yang berjalan tegak.
c. Pithecanthropus Soloensis
Sebelum menemukan Meganthropus palaeojavanicus, pada tahun 1931 Von Koenigswald juga berhasil menemukan tengkorak dan tulang
kering yang mirip dengan Pithecanthropus erectus temuan Dubois. Fosil tersebu kemudian diberi nama Pithecanthropus soloensis berarti manusia
kera dari Solo yang ditemukan di Sambungmacan dan Sangiran. d. Pithecanthropus Mojokertensis
Setelah menemukan Meganthropus palaeojavanicus, di tahun 1937 Von Koenigswald kembali menemukan tengkorak dan tulang kering yang
mirip dengan Pithecanthropus erectus dan Pithecanthropus soloensis,