Klasifikasi Pengolahan bahan pustaka

Pemeriksaan fisik buku dilakukan dengan cara membuka buku dimeja, membuka bagian tengah. Lalu menekan bagian dalam pinggir dari atas kebawah. Proses ini diulang dengan membuka beberapa halaman.

2.5.10.1 Klasifikasi

Klasifikasi merupakan pengelompokkan pustaka berdasarkan subjekisinya pustaka dengan subjek isi sama dikumpulkan, yang berbeda dipisahkan, dan yang hampir sama didekatkan. Klasifikasi pustaka ini sangat penting bagi perpustakaan, terutama yang memberikan layanan terbuka, yang memperbolehkan pengunjung masuk ke ruang koleksi, untuk melihat, memilih, dan mengambil sendiri pustaka yang ingin dibaca atau dipinjam Soetminah 1992 : 87. Apabila koleksi yang ada di perpustakaan bertambah banyak, maka semakin penting klasifikasi dilaksanakan di setiap perpustakaan. Sesuai dengan apa yang telah ditentukan di dalam buku pedoman penyelenggaraan perpustakaan keliling 1985 : 9 Bahwa buku-buku koleksi perpustakaan keliling harus diklasifikasi secara sederhana dengan menggunakan sistem Dewey Decimal Klsification. Ed. 19 dengan perluasan-perluasannya. Jelas tujuan klasifikasi tersebut adalah mengelompokkan buku-buku yang sama dalam satu jajaran, memisahkan buku-buku yang tidak sama. Klasifikasi digunakan sebagai pedoman penyusunan pustaka di rak berdasarkan urutan yang logis. Pada umumnya orang mencari pustaka yang ingin dibaca atau dipelajari berdasarkan bidang ilmu yang diminati. Jarang pengunjung yang mencari pustaka berdasarkan nama pengarang, kecuali yang mencari buku- buku fiksi. Judul pustaka secara lengkap juga jarang diingat, maka mereka tidak mencari berdasarkan judul. Untuk mengelompokkan atau mengklasifikasi pustaka, petugas harus tahu subjekisinya, maka ada beberapa langkah yang harus dilakukan oleh seorang pengklasir, yaitu : 1. Menganalisis subjek buku Dalam menganalisis subjek buku ada beberapa unsur yang dapat memberi petunjuk, yaitu : 1.1 Judul buku Kadang-kadang judul buku dapat menunjukkan subjek buku misalnya Universitas Sumatera Utara 1. Pengantar klasifikasi 2. Pengantar sejarah Indonesia 3. Petunjuk berternak ayam Walaupun demikian tidak selamanya judul buku dapat secara jelas menunjukkan subjek terdiri dari : 1.2 Kata pengantar Kata pengantar terdapat pada bagian pendahuluan buku, kadang- kadang dapat menunjukkan subjek isi karena disana pengarang sering menjelaskan latar belakang penulisnya. 1.3 Daftar isi Daftar isi yang dibuat sangat rinci, kadang-kadang dapat membantu kita untuk mengetahui subjek buku Karena mencerminkan masalah yang dibahas oleh pengarang. 1.4 Kata pendahuluan Pada buku yang baik, kata pendahuluan merupakan uraian ringkas isi buku secara keseluruhan, yang dibuat oleh pengarangnya sendiri. Kemungkinan besar subjekisi buku dapat diketahui dengan membaca kata pendahuluannya, tetapi hal inipun belum dapat dipastikan. 2. Menentukan sandikode klasifikasi Sandi atau kode adalah tanda yang dapat berwujud gambar, huruf, angka atau yang lain. Yang telah disepakati sebagai pengganti sesuatu. Setiap sistem klasifikasi mempunyai sandi atau kode, seperti DDC dan UDC menggunakan sandi atau kode angka, sedangkan LC menggunakan sandikode huruf. Setiap perpustakaan boleh memilih sistem klasifikasi yang akan digunakan yang sesuai untuk mengklasifikasi koleksi perpustakaan yang bersangkutan. 3. Sistem klasifikasi Sistem klasifikasi adalah suatu bagan pengelompokan pustaka atas dasar subjek atau bentuk, berfungsi sebagai alat untuk mengelompokkan dan menyusun pustaka di rak secara logis, dan menentukan lokasinya di rak. Universitas Sumatera Utara 3.1. Dewey Decimal Classification DDC DDC diciptakan oleh Melvil Dewey pada tahun 1873 dan diterbitkan tahun 1876. Dari edisi pertama yang hanya terdiri dari 52 halaman sistem DDC dikembangkan sampai sekarang sudah diterbitkan edisi ke-20 selanjutnya ke -21. DDC ilmu pengetahuan manusia menjadi 10 kelas utama, masing- masing kelas utama dibagi menjadi 10 divisi, dan masing-masing divisi dibagi lagi menjadi 10 seksi, sehingga DDC mempunyai 10 kelas, 100 divisi, dan 1000 seksi madih ada kemungkinan pembagian lanjutan. Karena pola rincian ilmu pengetahuan berdasarkan lipatan sepuluh maka disebut decimal Klasifikasi persepuluhan. Sepuluh kelas utama diberi nomor urut tetapi dalam praktik selalu dituliskan dalam bentuk notasi dengan tiga bilangan, dan tidak boleh kurang. Karena kelas utama menempati posisi pertama. Berdasarkan penjelasan diatas disimpulkan bahwa DDC merupakan kegiatan mempelajari bagan dan indeks DDC serta latihan mengerjakan DDC. 3.2 Universal Decimal Classificaation UDC UDC diperkenalkan pertama kali sebagai hasil Konferensi Bibliografi di Brusser pada tahun 1895.Organisasi yang diserahi dan bertanggung jawab atas penanganan masalah ini adalah Institute Internasional de la Bibliographique IIB, yang menerbitkan edisi pertamanya dalam bahasa Perancis pada tahun 1905, dengan judul Manuel du Repertoire Universal Bibliographique. Bagan yang diciptakan tersebut diharapkan lebih cocok untuk mengklasifikasikan pamplet, artikel, abstrak, terutama bahan-bahan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. UDC dibuat atas dasar DDC yang diperluas dan dirinci lebih jauh, atas ijin Melvil Dewey pada waktu itu. UDC banyak digunakan oleh perpustakaan khusus. Edisi pertama dalam bahasa inggris dari UDC adalah karya Dr. S.C. Bradford, pustakawan pada perpustakaan Museum Ilmu Pengetahuan. Yang diterbitkan adalah bagan ringkasan yang dipergunakan di Universitas Sumatera Utara perpustakaannya, Dengan judul classification for work on pure Applied Science in the science Museum Library. Badan editorial resmi untuk edisi bahasa Inggris adalah British Standard Institution BSI. Dari keterangan diatas dapat simpulkan bahwa UDC adalah bahan- bahan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang dibuat berdasarkan DDC yang manfaatnya untuk mempermudah pustakawan dalam memberikan nomor klasifikasi buku. 3.3 Library of Congress Classification LC Perpustakaan Library of Congress didirikan pada tahun 1800, tetapi bagan klasifikasi LC secara rinci baru diperkenalkan antara tahun 1899-1920 oleh Herbert Putnam, Pustakawan pada perpustakaan LC tahun 1899-1939. LC memang khusus dikembangkan untuk perpustakaan Library of Congress yang mempunyai koleksi sangat besar. LC juga membagi ilmu pengetahuan dalam beberapa kelompok kelas seperti halnya DDC dan UDC, hanya saja sandi atau kode yang digunakan bukan angka, melainkan huruf abjad Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa LC adalah pembagian ilmu pengetahuan beberapa bidang yang sandinya digunakan menurut huruf abjad. Adapun kegiatan pengolahan bahan pustaka yang dilakukan Perpustakaan Keliling Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Sumatera Utara Medan melalui: a. Pengiventarisan Bahan Pustaka Setiap bahan pustaka yang yang baru diterima oleh Badan Perpustakaan Arsip Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara dengan cara pembelian, terlebih dahulu diperiksa dan disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Setelah itu diberi cap perpustakaan Badan Perpustakaan, Arsip darn Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara pada halaman yang telah di tentukan. Kemudian diberi induk buku yang diletakkan pada halaman judul dan buku tersebut diinventarisasi ke dalam buku induk. Isi buku induk Perpustakaan Keliling Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara adalah: Universitas Sumatera Utara - Nomor - Tanggal - Asal - Judul - Jumlah Juduul dan Eksamplar - Nomor Inventaris - Nomor Klasifikasi - Keterangan b. Pengklasifikasian Bahan Pustaka Untuk mengklasifikasikan bahan pustaka, Perpustakaan Keliling Bandan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara melakukan dua tahap kegiaatan yaitu; 1. Menentukan Subjek Dalam menentukan subjek bahan pustaka Perpustakaan Keliling Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara menggunakan tajuk subjek terbitan pusat pembinaan perpustakaan 2. Menggunakan Nomor Klasifikasi Dalam menyediakan bahan pustaka bagi pengguna, Perpustakaan Keliling BPAD Sumatera Utara mengklasifikasi bahan pustakanya. Sebagai pedoman untuk mengklasifikasi digunakan DDC Edisi ke- 20 dan buku pedoman perpustakaaan. Setiap bahan pustaka yang diterima dahulu dicocokkan dengan bahan pustaka yang sudah ada. Apabila bahan pustaka sudah ada sebelumnya dapat langsung dibuat katalognya. Jika bahan pustakan itu belum pernah ada di Perpustakaan Keliling maka dapat dilihat pada Buku Pedoman Perpustakaan Apabila tidak terdapat maka dilihat nomor kelasnya oada DDC edisi-20. c. Pengatalogisasian Bahan Pustaka Katalogisasi merupakan suatu proses pembuatan kartu katalog untuk memudahkan pemakaian bahan pustaka. Untuk pengatalogan bahan pustaka Perpustakaan Keliling BPAD Medan masih menggunakan Universitas Sumatera Utara sistem manual. Kartu Katalog 7,5 x 12,5 cm. Pembantu kartu catalog bahan pustaka disesuaikan dengan peraturan katalogisasi Anglo American Cataloguing Rules Edisi ke-2 AACR II 120 Tay Taylor, Shelley E. P Psikologi Sosial Prenada Media Group – Jakarta : Kencana, 2009 xii, 595 hlm. 21x25 cm ISBN : 978-979-1486-56-9 I. Psikologi I. Taylor, Shelley E II. Peplau, Letitia Anne III. Sears, David O. d. Persiapan Fisik Bahan Pustaka Dalam mempersiapkan fisik bahan pustaka, kegiatan yang dilakukan perpustakaan keliling di Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara meliputi: - Pembelian yaitu pembuatan label punggung buku yang terdiri dari nomor klasifikasi, tiga huruf pertama dari pengarang dan satu huruf pertama dari judul. - Kantong dan Kartu yang ditempelkan dibagian depan dalam buku - Slip tanggal kembali yang berisi keterangan tanggal kembali peminjaman bahan pustaka yang diletakkan diatas kantong kartu buku.

2.5.10.2 Katalogisasi