a. Mempersiapkan naskah yang berupa artikel, pemberitahuan, pengumuman, iklan dan lain-lainnya.
b. Mengoreksi naskah dan menentukan apakah tulisan itu layak dimuat atau tidak.
c. Bertanggung jawab atas tulisan, artikel yang dimuat itu. d. Bertanggung jawab atas penerbitannya ada biaya atau tidak, ada
naskah atau tidak redaksi yang mengusahakan itu semua. 5. Merupakan bentuk arsip ilmiah yang telah diketahui oleh masyarakat
umum. Tulisan-tulisan yang dimuat dalam majalah, surat kabar yang telah ketahui oleh banyak orang atau masyarakat awam.
6. Terbit terus menetus dengan memiliki kala waktu frekuensi terbit tertentu. Berbeda dengan buku teks yang terbitannya tidak dapat dipastikan.
7. Memiliki sistem kontrol internasional Ciri ini dapat kita amati pada pencantuman nomor ISSN Internasional
Serial Book Number pada setiap judul majalah atau terbitan berseri lainnya Lasa, 1994 : 17-20.
Dari jenis koleksi perpustakaan yang telah disebut diatas pada umumnya disediakan oleh perpustakaan. Untuk menyediakan koleksi tersebut, perpustakaan
perlu memahami tentang kebijakan untuk menentukan besarnya koleksi pada setiap perpustakaan. Besarnya koleksi perpustakaan tergantung pada jenjang
pendidikan yang ada di sekolah yang bersangkutan seperti jumlah mata pelajaran dan jumlah siswanya.
2.5.5 Pengadaan Koleksi
Pengadaan koleksi adalah proses menghimpun bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi suatu perpustakaan. Koleksi yang diadakan oleh suatu
perpustakaan hendaknya relevan dengan minat dan kebutuhan, lengkap dan terbitan mutakhir, agar tidak mengecewakan masyarakat yang dilayani. Koleksi
perpustakaan berasal dari berbagai macam sumber seperti hadiah, tukar menukar, titipan dan pembelian. Soeatminah 1992: 71.
Perpsutakaan keliling di BPAD Provinsi Sumatera Utara dalam pengadaan bahan pustakanya dilaksanakan oleh Proyek Perpustakaan Sumatera Utara.
Pengadaan bahan pustaka dengan cara tukar menukar atau pertukaran koleksi
Universitas Sumatera Utara
dengan perpustakaan lain tidak dilakukan. Di dalam pemilihan bahan pustaka hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan para pemakai agar perpustakaan
tersebut benar-benar dapat bermanfaat bagi pemiliknya. Untuk itu diperlukan alat- alat bantu agar pemilihan bahan-bahan pustaka dapat dikerjakan dengan sebaik-
baiknya. Hal ini sesuai dengan yang ditentukan di dalam buku Pedoman Penyelenggaraan Perpstakaan Umum 1980 : 17.
2.5.6 Pemesanan buku
Pemesanan buku memerlukan pertimbangan saksama karena menyangkut tugas bagian perpustakaan, staf, keuangan, prosedur yang harus diikuti, serta
pengaturan berkas pemesanan. Karena rumitnya prosedur serta kelompoknya serta kompleknya masalah pengadaan buku, pustakawan pengadaan harus memiliki
pengetahuan yang luas mengenai bibliografi, bahasa, manajemen, penerbitan, dan perdagangan buku. Persoalan yang dihadapi Pustakawan Indonesia dalam hal
pengadaan buku adalah : 1. Bagi buku terbitan dalam negeri, pusat penerbitan terlalu berpusat di
pulau Jawa, khususnya di kota Jakarta. Pengadaan buku berarti menambah tugas korespondensi yang makan waktu lama, jawaban
yang tidak selalu cepat, serta kemungkinan buku terjual habis. 2. Lebih sulit memperoleh buku serta informasi dari negara Asia
daripada Eropa Barat atau Amerika. 3. Prosedur pembayarana sering kali terlalu berbelit-belit, baik untuk
pembayaran dalam bentuk rupiah maupun mata uang asing. 4. Dana yang tersedia tidak selalu tersedia pada waktunya. Bagi
perpustakaan swasta, penyediaan dana umumnya lebih lancar namun tidak selalu demikian bagi perpustakaan pemerintah.
5. Terbatasnya informasi mengenai buku yang tersedia. Buku yang diterbitkan oleh penerbit swasta umumnya dapat dibeli dipasaran
bebas. 6. Adakalanya seorang penulis merangkap sebagai penerbit sekaligus
distributor bukunya. Karena situasi demikian itu maka bukunya tidak selalu dapat diperoleh melalui toko buku.
Universitas Sumatera Utara
7. Adanya ketentuan harus membayar di muka terutama untuk pelanggan majalah asing.
8. Prosedur administratif yang berbelit-belit. Pengadaan buku dari luar negeri harus menghadapi masalah pemeriksaan oleh petugas bea cukai,
kejaksaan serta instansi lain.
2.5.7 Metode Pengadaan