Pembelajaran IPA di SD

keterampilan terintegrasi terdiri dari: mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambarkan hubungan antar-variabel, mengumpulkan dan mengolah data, menganalisa penelitian, menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel secara operasional, merancang penelitian, dan melaksanakan eksperimen. 3 Produk, IPA menghasilkan produk berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum. IPA sebagai produk merupakan kumpulan hasil dari kegiatan para ahli dari kegiatan analitik. Misalnya konsep mengenai perubahan permukaan bumi yang dipengaruhi oleh kegiatan manusia untuk memenehi kebutuhannya. 4 Aplikasi, penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari. Unsur-unsur tersebut merupakan ciri IPA yang utuh dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pembelajaran IPA yang benar harus mencakup keempat unsur tersebut, apabila tidak maka belum lengkap.

2.1.6. Pembelajaran IPA di SD

Pembelajaran IPA adalah interaksi antara komponen-komponen pembelajaran dalam bentuk proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang berbentuk kompetensi yang telah ditetapkan Wisudawati dan Eka, 2015: 24. Sebagai alat pendidikan yang berguna untuk mencapai tujuan pendidikan, maka pendidikan IPA di sekolah mempunyai tujuan-tujuan tertentu, yaitu: 1 Memberikan pengetahuan kepada siswa tentang dunia tempat hidup dan bagaimana bersikap. 2 Menanamkan sikap hidup ilmiah. 3 Memberikan keterampilan untuk melakukan pengamatan. 4 Mendidik siswa untuk mengenal, mengetahui cara kerja serta menghargai para ilmuwan penemunya. 5 Menggunakan dan menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan permasalahan. Prihantro Laksmi dalam Trianto, 2014:142 IPA di SD berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Maknanya adalah guru haruslah memahami inti dari Ilmu Pengetahuan Alam IPA. IPA bukanlah ilmu alam berupa konsep dan teori saja melainkan juga proses penemuan dalam mencari tahu permasalahan dan sebab akibat agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan yang terjadi dikehidupan sehari-hari BSNP, 2006:161. IPA sebagai integrative science atau IPA terpadu telah diberikan di SDMI dan SMPMTs sebagai mata pelajaran IPA Terpadu dan terpisah di SMAMA sebagai mata pelajaran ilmu Biologi, Fisika, IPA, serta Bumi dan Antariksa Wisudawati dan Eka, 2015: 26. Berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan, secara lengkap disebut dalam standar isi 2006 bahwa mata pelajaran IPA bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1 Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya. 2 Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3 Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat. 4 Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. 5 Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. 6 Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. 7 Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMPMTs Depdiknas 2006:484. Sedangkan untuk ruang lingkup mata pelajaran IPA meliputi aspek: 1 Makhluk hidup dan proses kehidupan. 2 Benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya. 3 Energi dan perubahannya 4 Bumi dan alam semesta Depdiknas, 2006:485. Adapun alasan mata pelajaran IPA diajarkan disekolah dasar menurut Samatowa 2010: 4 adalah: 1 IPA berfaedah bagi suatu bangsa. Kesejahteraan materil suatu bangsa banyak bergantung pada kemampuan bangsa itu dalam bidang IPA, sebab IPA merupakan dasar teknologi, sering disebut sebagai tulang punggung pembangunan. Pengetahuan dasar untuk teknologi adalah IPA. 2 Bila IPA diajarkan dengan cara yang tepat, maka IPA merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis. 3 Bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak, maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hapalan. 4 Mata pelajaran IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi yang dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA di SD bertujuan agar siswa memiliki pengetahuan dasar mengenai IPA atau Sains. Selain itu, pelajaran IPA juga sangat penting dipelajari untuk mengembangkan tingkat pengetahuan siswa sehingga mampu mengembangkan kemampuan dirinya sehingga dapat beradaptasi dengan lingkungan serta menerima setiap kejadian yang berkaitan dengan alam. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar sebaiknya disesuaikan dengan anak usia konkrit. Pembelajaran yang benar adalah dengan menggunakan alat peraga atau media yang konkrit serta menerakan keterampilan proses baik dasar maupun terintegrasi. Dale dalam Kerucut Pengalaman Dale Dale’s Cone Experience mengatakan hasil belajar seseorang diperoleh melalui pengalaman langsung kongkrit, kenyataan yang ada dilingkungan kehidupan seseorang kemudian melalui benda tiruan, sampai kepada lambang verbal abstrak. Semakin keatas puncak kerucut semakin abstrak media penyampai pesan itu. Proses belajar dan interaksi mengajar tidak harus dari pengalaman langsung, tetapi dimulai dengan jenis pengalaman yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kelompok siswa yang dihadapi dengan mempertimbangkan situasi belajar. Pengalaman langsung akan memberikan informasi dan gagasan yang terkandung dalam pengalaman itu, oleh karena ia melibatkan indera penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman, dan peraba. Berikut merupakan kerucut pengalaman Edgar Dale mulai dari pengalaman langsung konkret sampai lambang kata abstrak: Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale Dasar pengembangan kerucut di atas bukanlah tingkat kesulitan, melainkan tingkat keabstrakan jumlah jenis indera yang turut serta selama penerimaan isi pengajaran atau pesan. Pengalaman langsung akan memberikan kesan paling utuh dan paling bermakna mengenai informasi dan gagasan yang terkandung dalam pengalaman itu. Dengan demikian, pembelajaran IPA di sekolah dasar sebaiknya memperbanyak menggunakan pengalaman langsung agar daya ingat siswa terhadap hal yang baru dipelajari dapat bertahan lebih lama dalam memori otak.

2.1.7. Model Pembelajaran