Pada saat umur anak antara 7 sampai dengan 12 tahun dimasukkan oleh para ahli ke dalam tahap perkembangan intelektual. Dalam tahap ini
perkembangan intelektual anak dimulai ketika anak sudah dapat berpikir atau mencapai hubungan antar-kesan secara logis serta membuat keputusan tentang apa
yang dihubung-hubungkannya secara logis. Ketika anak sudah mampu berpikir maka anak sudah dapat menerima pendidikan dan pengajaran. Perkembangan
intelektual ini biasanya dimulai pada masa anak siap memasuki sekolah dasar Dalyono, 2015: 96.
Jadi masa usia sekolah dasar merupakan masa kanak-kanak akhir antara umur 7 sampai dengan 12 tahun ketika fungsi pikiran anak sudah berkembang
sehingga anak sudah dapat menerima pendidikan dan pengajaran.
2.1.5. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam
IPA Ilmu Pengetahuan Alam memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Hal ini karena manusia bergantung pada alam dan gejala
yang terjadi di alam. IPA merupakan rumpun ilmu, memiliki karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual, baik berupa kenyataan atau
kejadian dan hubungan sebab akibat. Carin dan Sund dalam Wisudawati dan Eka, 2015: 24 mendefinisikan bahwa IPA merupakan pengetahuan yang sistematis
dan tersusun secara teratur, berlaku umum universal, dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen.
Ada tiga istilah yang terlibat dalam IPA, yaitu “ilmu”, “pengetahuan”, dan “alam”. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia. Dalam
hidupnya, banyak sekali pengetahuan yang dimiliki manusia. Pengetahuan tentang
agama, pendidikan, kesehatan, ekonomi, politik, sosial, dan alam sekitar adalah cotoh pengetahuan yang dimiliki manusia. Pengetahuan alam berarti pengetahuan
tentang alam semesta beserta isinya. Ilmu adalah pengetahuan yang diperoleh secara ilmiah, artinya diperoleh dengan metode ilmiah. Dari pengertian tersebut
IPA merupakan suatu pengetahuan tentang alam semesta beserta isinya yang diperoleh secara ilmiah Wisudawati dan Eka, 2015: 23.
IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan
oleh manusia. IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempunyai objek dan menggunakan metode ilmiah Samatowa, 2010: 3. Sistematis artinya
pengetahuan tersebut dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dan lainnya saling berkaitan dan merupakan kesatuan yang utuh.
Subiyanto dalam Wisudawati dan Eka 2015: 23 mendefinisikan IPA sebagai berikut:
1 Suatu cabang pengetahuan yang menyangkut fakta-fakta yang tersusun
secara sistematis dan menunjukkan berlakunya hukum-hukum umum. 2
Pengetahuan yang didapatkan dengan jalan studi dan praktik. 3
Suatu cabang ilmu yang bersangkut-paut dengan observasi dan klasifikasi fakta-fakta, terutama dengan disusunnya hukum umum
dengan induksi dan hipotesis. Sementara itu, menurut Laksmi Prihantoro dkk dalam Trianto 2014:
137 IPA hakikatnya merupakan suatu produk, proses, dan aplikasi. Sebagai produk, IPA merupakan sekumpulan pengetahuan dan sekumpulan konsep dan
bagan konsep. Sebagai suatu proses, IPA merupakan proses yang dipergunakan untuk mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan produk-produk
sains, dan sebagai aplikasi, teori-teori IPA akan melahirkan teknologi yang dapat memberi kemudahan bagi kehidupan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang alam semesta dan isinya beserta fenomena dan gejala
alam faktual yang diperoleh secara ilmiah, diperoleh dan berkembang melalui metode ilmiah serta menuntut sikap ilmiah.
Carins dan Sund dalam Wisudawati dan Eka 2015: 24 berpendapat bahwa IPA memiliki empat unsur utama, yaitu:
1 Sikap, IPA memunculkan rasa ingin tahu tentang benda, fenomena
alam, makhluk hidup serta hubungan sebab akibat. Persoalan IPA dapat dipecahkan dengan menggunakan prosedur yang bersifat open ended.
2 Proses, proses pemecahan masalah pada IPA memungkinkan adanya
prosedur yang runtut dan sistematis melalui metode ilmiah. IPA sebagai proses adalah cara yang dilakukan oleh para ahli dalam menemukan
berbagai hal, melalui proses ini kita bisa mendapatkan temuan –temuan
ilmiah, dan perwujudan berupa kegiatan ilmiah. Keterampilan proses IPA menurut Funk dalam Dimyati dan Mudjiono 140: 2009 dibedakan
menjadi dua yaitu keterampilan dasar basic skills dan keterampilan terintegrasi integrated skills. Keterampilan dasar terdiri dari enam
keterampilan yaitu: mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, memyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Sedangkan
keterampilan terintegrasi terdiri dari: mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafik,
menggambarkan hubungan antar-variabel, mengumpulkan dan mengolah data, menganalisa penelitian, menyusun hipotesis,
mendefinisikan variabel secara operasional, merancang penelitian, dan melaksanakan eksperimen.
3 Produk, IPA menghasilkan produk berupa fakta, prinsip, teori, dan
hukum. IPA sebagai produk merupakan kumpulan hasil dari kegiatan para ahli dari kegiatan analitik. Misalnya konsep mengenai perubahan
permukaan bumi yang dipengaruhi oleh kegiatan manusia untuk memenehi kebutuhannya.
4 Aplikasi, penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan
sehari-hari. Unsur-unsur tersebut merupakan ciri IPA yang utuh dan tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Pembelajaran IPA yang benar harus mencakup keempat unsur tersebut, apabila tidak maka belum lengkap.
2.1.6. Pembelajaran IPA di SD