Rasio Utang terhadap PDB 2004-2012

Grafik 3: Rasio Utang terhadap PDB 2004-2012

Perkembangan Rasio Utang terhadap PDB 2004-2012

[triliun rupiah/in trilion IDR]

Grafik 2012 3- 24.4%

Outsstanding Utang/Debt Outs.

PDB/GDP

Rasio Utang thd. PDB/Debt to GDP Ratio (RHS)

Pinjamanl Loans

612 621 638 SSN/Securities

Sumber: Kementrian Keuangan dan BPS, diolah Sources: Ministry of Finance and National Statistics Agency, processed

Sumber: Kementerian Keuangan dan BPS

Pertumbuhan ekonomi yang terjaga positif dalam beberapa tahun terakhir memang menurun pada tahun 2013 akibat perlambatan global dan tekanan pelemahan ekonomi China dan India. Meskipun demikian, pertumbuhan perekonomian Indonesia tetap relatif tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan global yang hanya berkisar 4-4,5 persen pada periode 2010-2012. Pencapaian ini menempatkan Indonesia dalam kelompok G20 sebagai negara dengan pertumbuhan tinggi bersama China yang mencatat angka 8,1 persen serta India pada angka 5,3 persen. Sementara itu, nilai PDB Indonesia, yang dihitung berdasar harga konstan 2000, mencapai Rp2.618 trilyun pada tahun 2012. Nilai tersebut meningkat sebesar Rp153 trilyun dibandingkan dengan nilai tahun 2011 sebesarRp2.465 trilyun.

186 MENYONGSONG 2014-2019

Berdasarkan penggunaannya, laju pertumbuhan tertinggi pada tahun 2012 terjadi pada komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi fisik sebesar 9,8 persen. PMTB memiliki efek pelipat ganda (multiplier effect) yang luas karena tidak hanya mendorong sisi produksi, tetapi juga menstimulasi sisi konsumsi. PMTB akan mendorong pembukaan dan perluasan lapangan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat, yang nantinya akan menstimulasi konsumsi masyarakat. Pertumbuhan ekonomi juga ditopang oleh Konsumsi Rumah Tangga yang tercatat tumbuh lebih dari lima persen. Sedangkan, sektor Konsumsi Pemerintah yang diharapkan memberikan sumbangan optimal pada pertumbuhan ekonomi nasional hanya tumbuh sebesar 1,25 persen.

Perlambatan konsumsi rumah tangga terjadi pada kuartal dua tahun 2013. Pelemahan ini disebabkan, antara lain, oleh tekanan inflasi pasca-kenaikan harga BBM bersubidi dan kenaikan harga pangan. Pertumbuhan konsumsi pemerintah juga relatif melambat dibandingkan dengan periode sebelumnya, yaitu dari 7,7 persen pada semester pertama 2012 menjadi 1,4 persen pada semester pertama 2013. Perlambatan ini disebabkan oleh menurunnya pertumbuhan realisasi belanja barang terkait dengan kebijakan efisiensi anggaran dan rendahnya realisasi penyerapan belanja bantuan sosial serta belanja lain- lain akibat penundaan pencairan di beberapa kementerian dan lembaga.

Sementara itu, PMTB hingga semester pertama tahun 2013 juga mengalami perlambatan yang cukup signifikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan tersebut adalah dari 11,2 persen menjadi 5,2 persen. Perlambatan yang cukup signifikan terjadi pada jenis investasi mesin dan

Ekonomi: MENEMBUS ‘MIDDLE INCOME TRAP’ 187 Ekonomi: MENEMBUS ‘MIDDLE INCOME TRAP’ 187

7 persen. Adapun PMTB 31,8 persen, ekspor 24,8 persen, dan impor 24,8 dari total PDB.

Sejumlah aspek perekonomian Indonesia dalam beberapa tahun terakhir hingga proyeksinya ke depan dapat diuraikan lebih lanjut sebagai berikut:

1. Investasi Investasi berperan besar dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia

yang dalam beberapa tahun realisasinya melebihi target. Pada 2012, realisasi investasi tersebut mencapai Rp313 trilyun, yang diharapkan akan meningkat menjadi Rp 500 trilyun pada 2014. Persaingan untuk menarik investasi asing secara langsung tidak berjalan mudah. Persaingan antarnegara, terutama di Asia dan Amerika Latin untuk mendapatkan aliran investasi asing secara langsung menjadi semakin ketat. Para investor global akan mengevaluasi sejumlah kriteria dari mulai stabilitas sosial-politik, kepastian hukum, ketersediaan bahan baku, produktivitas tenaga kerja, teknologi sampai ukuran pasar domestik. Terlebih bagi investor yang akan menanamkan modalnya di sektor riil yang bersifat jangka panjang. Sehingga kesemua faktor tersebut akan di netpresentvalue kan untuk mengukur tingat risiko dan kelayakan berinvestasi. Realisasi yang dicapai selama ini menunjukkan bahwa Indonesia berada pada posisi yang relatif baik dalam aspek investasi.

188 MENYONGSONG 2014-2019