Cadangan Devisa 2004-2012

Grafik 5: Cadangan Devisa 2004-2012

Cadangan Devisa (USD milyar)

Sumber: Kementerian Keuangan

4. Ekspor-Impor Tekanan pelemahan ekonomi global beberapa waktu terakhir telah

berimbas pada perlambatan ekspor nasional karena berkurangnya permintaan dari negara tujuan ekspor. Pada tahun 2012, ekspor Indonesia tercatat tumbuh sebesar 2 persen. Sementara itu, impor tumbuh jauh lebih tinggi, yaitu sebesar 6,65 persen. Peningkatan impor ini diakibatkan oleh meningkatnya impor nonm s dan migas. Selain itu, kenaikan impor juga dipengaruhi oleh meningkatnya impor bahan baku dan barang modal. Pada

Ekonomi: MENEMBUS ‘MIDDLE INCOME TRAP’ 193

2012, impor bahan baku tercatat tumbuh 7 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sementara itu impor barang modal pada tahun yang sama tumbuh sebesar 15,24 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan impor yang lebih tinggi dibandingkan komponen ekspor menyebabkan Indonesia masih mengalami defisit neraca perdagangan.

Pada awal 2013, pertumbuhan ekspor kembali mengalami perlambatan menjadi 4,2 persen dari 5,3 persen dibanding dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Sementara pertumbuhan impor mengalami penurunan yang cukup jauh, yaitu sebesar 0,3 persen dari 10,2 persen. Tekanan nilai tukar, pelemahan kebutuhan input impor untuk produksi komoditi ekspor dan domestik, serta kekhawatiran akan tekanan inflasi menyebabkan perlambatan pada pertumbuhan impor tersebut. Defisit neraca perdagangan Indonesia pada semester pertama 2013 mencapai sebesar 3,31 milyar dolar AS, terutama disebabkan oleh defisit neraca migas serta belum membaiknya sektor nonmigas akibat pelemahan ekonomi global dan kecenderungan penurunan harga komoditas ekspor utama. Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia separuh waktu pertama tahun 2013 mencapai 91 milyar dolar AS atau menurun 6,1 persen dibanding periode yang sama pada 2012. Sebesar 74,77 milyar dolar AS di antaranya berupa ekspor nonmigas. Adapun nilai kumulatif impornya pada kurun waktu yang sama adalah 94,36 milyar dolar AS atau turun 2,16 persen jika dibanding dengan tahun sebelumnya.

5. Struktur pendapatan Dalam hampir satu dasawarsa terakhir, penerimaan perpajakan

berkontribusi rata-rata 70 persen terhadap total pendapatan negara

194 MENYONGSONG 2014-2019 194 MENYONGSONG 2014-2019

Postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia hingga 2012 telah menunjukkan peningkatan kemampuan anggaran secara signifikan. Pada tahun 2001, Pendapatan Negara dan Hibah hanya berkisar Rp 301 trilyun telah meningkat menjadi sebesar Rp 1.358,2 trilyun pada APBN-P 2012 atau meningkat 351 persen dalam kurun satu dekade. Sementara itu, belanja negara yang pada 2001 hanya sebesar Rp 341,6 trilyun telah meningkat menjadi Rp 1.548,3 trilyun pada APBN-P 2013 atau melonjak 353 persen dalam kurun satu dekade.

Gambar 1: Pendapatan Negara dan Hibah 2001 & 2012,

APBN-P 2013

Rp.1.358,2 T

APBN-P 2013 Rp..301,1 T

Sumber: Kementerian Keuangan

Ekonomi: MENEMBUS ‘MIDDLE INCOME TRAP’ 195

Penerimaan perpajakan sebagai kontributor terbesar dalam postur pendapatan negara meningkat signifikan, baik bila dihitung mulai tahun 2001 maupun 2005. Peningkatan penerimaan pajak sebesar Rp980 trilyun pada akhir 2012 atau meningkat 371 persen dari tahun 2001 sebesar Rp185,5 trilyun. Bahkan target untuk tahun 2013 sesuai APBN-P, penerimaan pajak mencapai Rp1.148 trilyun atau meningkat hampir lima kali lipat dari penerimaan pajak tahun 2001. Kinerja ini tentunya menstimulasi optimisme akan tercapainya berbagai program pembangunan pemerintah baik yang tercantum dalam rancangan pembangunan jangka menengah serta panjang, maupun program pembangunan lainnya.

Meningkatnya penerimaan pajak dalam postur APBN sepuluh tahun terakhir berdampak pada berkurangnya porsi utang sebagai sumber pembiayaan dalam APBN. Rasio utang terhadap PDB menukik turun di titik kurang dari 24 persen pada 2013 dibandingkan 77 persen pada 2001. Defisit anggaran selama satu dekade juga terjaga dengan baik dengan rata-rata 1,4 persen dari PDB. Tahun 2011, defisit anggaran negara tercatat sebesar 1,1 persen atau dapat ditekan 54 persen dari tahun 2001 yang mencapai 2,4 persen. Defisit anggaran tahun 2012 sebesar 1.86 persen sedikit naik dibanding 2011 akibat tekanan defisit neraca pembayaran dan perdagangan, namun defisit ini tergolong cukup rendah, baik di kawasan maupun global.

Indonesia pada saat ini, berada pada titik akselerasi ekonomi. Ini tentunya diharapkan dapat membawa Indonesia menjadi kekuatan baru ekonomi dunia. Dari sisi kedisiplinan fiskal sejak periode

196 MENYONGSONG 2014-2019 196 MENYONGSONG 2014-2019

6. Kemiskinan dan lapangan kerja Pertumbuhan ekonomi yang stabil, walau sedikit melambat

setahun terakhir, berdampak pada penurunan indikator kemiskinan. Jumlah orang miskin sebanyak 13,33 persen atau 31,02 juta orang pada 2010 menurun menjadi 11,37 persen atau 28,07 juta orang pada 2013. Banyaknya penciptaan lapangan pekerjaan baru selama lima tahun terakhir juga berdampak pada penurunan jumlah pengangguran yakni 8,59 juta orang pada tahun 2010 menjadi hanya 7,17 juta orang pada semester pertama tahun 2013.

Perlambatan ekonomi global dan krisis di zona Eropa tidak akan mengurangi upaya dan komitmen pemerintah untuk terus melakukan strategi pembangunan berorientasi pro-growth, pro-job, pro-poor dan pro-environment. Penyelesaian sejumlah agenda pembangunan seperti infrastruktur, jalan, pelabuhan,

Ekonomi: MENEMBUS ‘MIDDLE INCOME TRAP’ 197 Ekonomi: MENEMBUS ‘MIDDLE INCOME TRAP’ 197

Selain infrastruktur, kemampuan daya beli masyarakat di tingkat akar rumput juga dijaga. Strategi yang dilakukan untuk itu antara lain, menyediakan aksesibilitas kepada kelompok usaha mikro dan kecil agar mampu meningkatkan kemampuan dan kapasitas produksi. Mekanisme Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang secara kumulatif, semenjak digulirkan tahun 2007 hingga Maret 2013, total penyerapannya sebesar Rp108,4 trilyun dengan jumlah pelaku usaha penerima mencapai 8,3 juta orang debitur. Fungsi dan peran KUR selain sebagai mekanisme pemerataan, juga untuk meningkatkan kapasitas usaha mikro dan kecil. Sehingga secara agregat hal ini mampu menciptakan lapangan kerja serta memungkinkan pelaku usaha mikro dan kecil meningkatkan pendapatan mereka.Pendapatan tentu akan memperbesar ruang untuk konsumsi dan tabungan nasional.

Peningkatan perluasan lapangan kerja ini menjadi salah satu strategi keluar dari jeratan kemiskinan di Indonesia. Hingga Agustus 2012, tingkat pengangguran terbuka dapat ditekan menjadi 6,14 persen. Capaian ini bahkan mendapat apresiasi dalam laporan mid-term IMF 2012 pada saat negara-negara maju menghadapi tingginya angka pengangguran sebagai imbas dari krisis global. Selain keep buying strategy, berbagai program

198 MENYONGSONG 2014-2019 198 MENYONGSONG 2014-2019

Program percepatan penanggulangan kemiskinan melalui

empat klaster tidak hanya menekan angka kemiskinan tetapi juga mendorong daya beli masyarakat. Di samping itu, program pembangunan yang sedang berjalan serta aliran investasi yang masuk telah memperluas lapangan pekerjaan sebagai salah satu katalisator pengentasan kemiskinan di Indonesia. Klaster I hingga Klaster IV untuk mengakselerasi percepatan pengentasan kemiskinan sehingga mempermudah pencapaian target pada akhir 2013. Dengan berbagai program yang didesain dalam kerangka besar percepatan pembangunan, kemiskinan di Indonesia diharapkan dapat ditekan hingga 8-9 persen pada akhir 2014.

Empat Klaster program pengentasan kemiskinan itu sebagai

berikut. Pertama, berupa bantuan langsung beras untuk rumah tangga miskin (raskin), Bantuan Operasi Sekolah (BOS), dan Program Keluarga Harapan. Kedua, pengembangan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Ketiga, program berbasis usaha kecil, mikro, dan menengah melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Corporate Social Responsibility (CSR). Keempat, program rumah murah, angkutan umum murah, air bersih dan listrik yang makin merata, serta peningkatan kehidupan nelayan dan masyarakat miskin di perkotaan

Pada 2013, pemerintah mendorong program integrasi Klaster I hingga Klaster IV untuk mengakselerasi percepatan pengentasan

Ekonomi: MENEMBUS ‘MIDDLE INCOME TRAP’ 199 Ekonomi: MENEMBUS ‘MIDDLE INCOME TRAP’ 199

 Klaster pertama meliputi Program Keluarga Harapan sebesar Rp2,8 trilyun untuk menjangkau sasaran sekitar 2,4 juta rumah tangga sangat miskin. Raskin untuk 15,5 juta rumah tangga sederhana dengan anggaran Rp17.2 trilyun, dan program jaminan kesehatan masyarakat bagi 76,4 juta jiwa.

 Klaster kedua, program PNPM dialokasikan sebesar Rp13,4 trilyun meliputi program untuk perdesaan sebesar Rp9,6 trilyun dengan sasaran 5.100 kecamatan, program untuk perkotaan sebesar Rp2 trilyun bagi 10.922 kelurahan dan program pembangunan infrastruktur perdesaan sebesar Rp0,8 trilyun untuk 2.600 kelurahan.

 Klaster ketiga, pemerintah menargetkan peningkatan program KUR untuk usaha mikro, kecil dan menengah.

 Klaster keempat ditargetkan untuk pembangunan rumah swadaya sebanyak 60.000 unit.

Selain itu, dengan anggaran pendidikan yang mencapai Rp336 trilyun, Pemerintah kembali melanjutkan program BOS untuk meringankan beban biaya pendidikan untuk menuntaskan wajib belajar 9 tahun. Sekitar 45 juta siswa sekolah dasar, madrasah

200 MENYONGSONG 2014-2019 200 MENYONGSONG 2014-2019