Instrumen Penelitian METODE PENELITIAN

46 digunakan untuk melengkapi data mengenai jenis kesulitan belajar siswa yang diperoleh dari tes hasil belajar dan rapor.

F. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data yang mengembangkan angket serta melakukan wawancara terhadap subjek penelitian. Instrumen penelitian yang dikembangkan oleh peneliti kemudian dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. Instrumen yang akan digunakan peneliti adalah : 1. Skala Kesulitan Belajar Untuk mengukur tingkat kesulitan belajar siswa digunakan skala kesulitan belajar. Menurut Suharsimi arikunto 2006 : 166 untuk menyusun instrumen dapat ditempuh beberapa langkah, yaitu: a perencanaan, b penulisan butir soal, c penyuntingan, d uji coba, e penganalisaan hasil, dan f mengadakan revisi. a. Perencanaan Sebelum menyusun pernyataan yang digunakan dalam skala, peneliti lebih dahulu membuat kisi – kisi yang akan digunakan sebagai pedoman dalam menulis butir soal. Adapun kisi – kisi yang dibuat, disesuaikan dengan teori yang dipaparkan oleh Mulyadi 2010: 8 mengenai ciri – ciri siswa yang mengalami kesulitan belajar, yaitu: 1 hasil belajar yang rendah, 2 sikap yang kurang 47 wajar, 3 menujukkan tingkah laku yang kurang wajar, 4 gejala emosional yang kurang wajar. Tabel 2. Kisi – Kisi Skala Kesulitan Belajar Siswa No. Indikator Sub Indikator Pernyataan  - 1. Hasil belajar Hasil Belajar yang rendah 11,7 2,20 Lambat dalam belajar 15,32 24,3 2. Sikap Tidak ada usaha belajar 31, 19 16, 8 Keterlibatan dalam belajar 27,12 25, 26 3. Tingkah laku Tidak tertib dalam pembelajaran 29, 30 5, 9 Tidak tertib dalam mengerjakan tugas 13, 22 18,4 4. Emosi Tidak menyukai pelajaran 6, 21 1, 23 Hubungan yang kurang baik dengan teman 14, 25 10, 17 Jumlah 16 16 b. Penyuntingan Tahap penyuntingan adalah proses yang meliputi kegiatan penyusunan item pernyataan sesuai dengan kisi-kisi skala kesulitan belajar siswa. Selain itu, peneliti melengkapi instrumen dengan pengantar dan petunjuk pengisian yang menjelaskan bagaimana cara menjawab pertanyaan atau merespon pernyataan. Dalam penelitian ini, model skala yang mempunyai gradasi jawaban dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata – kata seperti sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai, dan sangat tidak sesuai. Jawaban tersebut dapat diberi skor untuk keperluan analisis kuantitatif, seperti yang terdapat pada tabel berikut. 48 Tabel 3. Skor Jawaban Skala Psikologi Jawaban Skor Konversi + - Sangat sesuai 4 1 Sangat mengalami kesulitan Sesuai 3 2 Mengalami kesulitan belajar Tidak sesuai 2 3 Kurang mengalami kesulitan belajar Sangat tidak sesuai 1 4 Tidak mengalami kesulitan belajar c. Uji Coba Instrumen Suharsimi Arikunto 2006: 165-166 menyebutkan tujuan uji coba instrumen adalah: 1 untuk mengetahui apakah kalimat-kalimat dalam instrumen cukup dapat dipahami oleh responden, 2 untuk mengetahui berapa waktu yang akan dibutuhkan oleh responden untuk mengisi instrumen, 3 untuk mengetahui tanggapan responden dan orang-orang lain berhubungan dengan pelaksanaan penelitian, dan 4 untuk mengetahui apakah ada hal-hal lain yang perlu dipersiapkan sebelum penelitian. Pada instrumen yang berbentuk skala, pengujian keabsahan data dilakukan dengan menguji validitas dan realibilitasnya. Validitas dan reliabilitas merupakan persyaratan penting sebuah instrumen yang baik Nana Syaodih Sukmadinata, 2005: 228. 1 Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat – tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Validitas yang diuji dalam penelitian ini adalah validitas 49 konstruksi construct validity yang terpenuhi jika instrument dapat mengukur gejala sesuai dengan yang didefinisikan. Validitas konstruk ini construct validity dapat diuji dengan menggunakan pendapat dari ahli atau judgment expert Sugiyono, 2007: 176. Validasi dalam penelitian ini, dilakukan dengan mengkonsultasikan instrumen yang telah dikembangkan oleh peneliti kepada dosen di jurusan BK UNY selaku ahli materi yaitu Ibu Isti Yuni Purwanti, M. Pd. dan Ibu Eva Imania Eliasa, M.Pd.. Berdasarkan konsultasi yang dilakukan dengan Ibu Isti Yuni Purwanti, M. Pd., peneliti disarankan untuk mengganti beberapa kata yang masih abstrak dengan kata yang lebih konkrit agar mudah dimengerti oleh siswa kelas V. Sedangkan Ibu Eva Imania Eliasa, M. Pd., menyarankan untuk mengganti beberapa pernyataan agar lebih sesuai dengan indikator yang ada dan menambah satu indikator pada aspek sikap. 2 Reliabilitas Suatu instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang memadahi, bila instrumen yang digunakan untuk mengukur suatu aspek dalam beberapa kali akan memiliki hasil yang sama atau relatif sama Nana Syaodih Sukmadinata, 2005: 230. Realibilitas instrumen dalam penelitian ini dapat 50 diketahui dengan melakukan uji coba sebelum digunakan terhadap objek penelitian. Instumen diujicobakan pada 15 siswa kelas V SD Netral D yang menurut peneliti memiliki karakteristik yang sesuai dengan subjek penelitian. Data hasil uji coba lalu digunakan untuk mencari koefisien alpha dari cronbach menggunakan rumus alpha cronbach dengan bantuan SPSS 16. Pengambilan keputusan uji reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan dasar sebagai berikut: a Jika suatu variabel koefisien reliabilitasnya 0,6 maka variabel tersebut dikatakan reliabel. b Jika suatu variabel koefisien reliabilitasnya 0,6 maka variabel tersebut dikatakan tidak reliabel Sofyan Siregar, 2014: 90. Dari perhitungan hasil uji coba, diketahui bahwa instrument yang digunakan untuk menukur variabel kesulitan belajar siswa sebesar 0.614 yang menunjukkan bahwa lebih besar dari 0.60 sehingga instrument penelitian tersebut reliabel dan layak digunakan dalam penelitian. 2. Pedoman wawancara Pedoman wawancara disusun agar proses wawancara tidak keluar menyimpang dari fokus penelitian. pedoman wawancara yang dibuat adalah pedoman wawancara untuk siswa kelas V dan Guru Kelas V. 51 a. Pedoman wawancara untuk siswa kelas V bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai kesulitan belajar yang mereka alami. Berikut pedoman wawancara untuk siswa kelas V. Tabel 4. Kisi – Kisi Pedoman Wawancara Untuk Siswa Aspek Komponen Indikator Bidang studi Materi pelajaran  Bidang studi yang sulit untuk dipelajari. Faktor internal kesulitan belajar Motivasi belajar  Dorongan berangkat di sekolah  Tujuan belajar di sekolah Kebiasaan belajar  Jadwal belajar di rumah  Tipe belajar siswa Sikap dalam belajar  Tidak peduli pada materi yang disampaikan guru  Tidak menjaga ketertiban di kelas. Minat belajar  Mudah merasa bosan saat belajar  Kesesuaian minat dengan materi pelajaran Bakat  Kesesuaian bakat dengan materi pelajaran. Cacat tubuh kondisi fisik  Mudah sakit hingga tidak masuk sekolah.  Alat indra tidak mengganggu proses belajar Faktor eksternal kesulitan belajar Lingkungan sekolah  Teman mendukung proses belajar  Lingkungan sekolah yang nyaman untuk belajar  Kegiatan belajar di kelas Lingkungan masyarakat  Lingkungan rumah yang nyaman  Pergaulan dengan teman sebaya  Interaksi dengan media Informasi Lingkungan keluarga  Pola asuh orang tua  Kualitas hubungan dengan keluarga  Pendampingan dan perhatian keluarga dalam belajar 52 b. Pedoman Wawancara untuk guru kelas V bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah. Berikut adalah pedoman wawancara untuk guru kelas V. Tabel 5. Kisi – Kisi Pedoman Wawancara Untuk Guru Kelas Aspek Komponen Indikator Bidang Studi Materi pelajaran  Bidang studi yang sulit diajarkan Kemampuan siswa  Kesesuaian materi, kemampuan siswa, dan KKM Faktor Internal kesulitan belajar Motivasi belajar  Hal yang membuat siswa senang belajar. Kebiasaan belajar  Tipe belajar yang dimiliki siswa Faktor internal kesulitan belajar Sikap dalam belajar  Tanggapan siswa terhadap tugas yang diberikan guru Minat belajar  Keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Bakat  Kesesuaian bakat siswa dengan materi pelajaran Cacat tubuh kondisi fisik  Kondisi kesehatan siswa  Gangguan alat indra atau cacat yang menghambat proses belajar Faktor Eksternal kesulitan belajar Lingkungan sekolah  Kondisi ruang kelas yang ideal  Gangguan dari lingkungan sekolah dalam KBM Lingkungan masyarakat  Kondisi Lingkungan masyarakat Lingkungan keluarga  Latar belakang keluarga siswa Guru Kesiapan  Mempersiapkan bahan ajar, metode, dan media sebelum mengajar Kecakapan mengatasi masalah  Mengidentifikasi siswa berkesulitan belajar  Memberi bantuan belajar pada siswa berkesulitan belajar 53 Hubungan guru dengan siswa  Kedekatan hubungan guru dengan siswa. Kedisiplinan  Guru dan siswa hadir tepat waktu.  Cara mengatasi siswa yang tidak disiplin waktu dan tidak tertib saat KBM Metode pembelajaran.  Variasi metode pembelajaran  Metode yang paling sesuai untuk siswa alat peraga media pembelajaran.  Ketersediaan alat peraga media di sekolah 3. Pedoman observasi Pedoman observasi digunakan peneliti untuk memberikan panduan selama proses observasi sehingga tidak menyimpang dari fokus penelitian. Pedoman observasi dalam penelitian ini digunakan selama kegiatan belajar mengajar di dalam kelas dan kegiatan lain di luar jam pelajaran. Tabel 6. Kisi – Kisi Pedoman Observasi Untuk Siswa Aspek Komponen Indikator Kognitif Hasil Belajar  Kemampuan menyelesaikan tugas  Kemampuan memahami materi  Kemampuan berkonsentrasi Afektif Motivasi belajar  Perhatian dalam proses pembelajaran  Kemauan bertanya pada guru  Usaha dalam belajar Motivasi belajar Kebiasaan belajar  Catatan pelajaran  Kebiasaan menandai bagian penting pada buku pelajaran Sikap dalam  Kemandirian dalam belajar 54 belajar dan mengerjakan tugas  Kepatuhan pada tata tertib saat belajar di dalam kelas Minat belajar  Kehadiran di kelas dan di sekolah  Persiapan sebelum belajar  Tidak mudah bosan dengan pelajaran Psikomotorik Cacat Tubuh kondisi fisik  Kemampuan panca indera dan anggota tubuh lainnya 4. Dokumentasi Dokumen yang dihimpun dalam penelitian ini adalah dokumen nilai – nilai hasil belajar evaluasi yang diperoleh siswa selama semester 2.

G. Teknik Analisis Data