94 berhitung yang rendah. Oleh karena itu, siswa tidak mengerjakan PR
matematika yang diberikan, mereka juga lebih suka meminta jawaban dari teman dari pada mengerjakannya sendiri. Hal ini terjadi karena guru tidak
membawa matematika dekat dengan kehidupan sehari –hari siswa. Guru
mengajar matematika secara teoritis. Sehingga siswa kurang merasakan manfaat matematika bagi kehidupannya. Akhirnya, matematika menjadi
pelajaran yang tidak penting dan sulit untuk dipelajari oleh anak.
3.
Faktor – Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa Kelas V SD N Sosrowijayan
a. Motivasi Belajar
1 Motivasi Intrinsik
Dorongan terbesar siswa untuk berangkat ke sekolah bukanlah untuk belajar, melainkan untuk bermain dan bertemu teman
– temannya. Mereka ramai ngobrol, berjalan
– jalan di dalam kelas saat pelajaran berlangsung, dan keluar kelas tanpa ijin dari guru.
Mereka juga tidak menanyakan materi – materi yang belum mereka
pahami. Tugas yang diberikan oleh guru tidak dikerjakan dengan baik dan lupa membawa buku pelajaran atau mengerjakan PR.
Beberapa hal tersebut menggambarkan bahwa motivasi intrinsik siswa untuk belajar belum terlihat.
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari diri sendiri tanpa rangsangan atau bantuan orang lain Noehi Nasution, 1992 :
95 9. Menurut Sugihartono 2007 : 78 motivasi intrinsik siswa dapat
terlihat dengan : a adanya keterlibatan siswa dalam belajar, b adanya perasaan dan keterlibatan afektif siswa dalam belajar, c
adanya upaya siswa untuk senantiasa memelihara atau menjaga motivasi belajarnya. Ciri
– ciri tersebut tidak tercermin dalam temuan yang telah dipaparkan sebelumnya. Dalam temuan tersebut,
siswa tidak banyak terlibat dalam belajar baik secara fisik maupun afektif. Mereka lebih banyak ngobrol, bermain, dan jalan
– jalan saat belajar. Temuan tersebut menunjukkan bahwa siswa belum
memiliki keinginan untuk belajar secara sadar dari dalam diri sendiri.
Penemuan dalam beberapa penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar pada umumnya meningkat jika motivasi belajarnya
juga bertambah Noehi Naution, 1992: 9. Saat ini hasil belajar siswa Ag, Ct, Hg, dan Nv yang masih berada di bawah KKM yang
ditetapkan. Hal ini mendukung pendapat Noehi Nasution bahwa motivasi intrinsik siswa yang masih belum tampak membuat
perolehan hasil belajar siswa rendah. Temuan tersebut didukung oleh Conny R. Semiawan 1999 : 294 yang menyatakan bahwa
motivasi internal memiliki sumbangan yang besar bagi terciptanya kegiatan belajar mengajar yang efektif dan hasil yang memuaskan.
Jadi dapat disimpulkan motivasi intrinsik siswa untuk belajar masih belum terlihat. Hal ini terlihat dari kurangnya keterlibatan
96 siswa dalam proses belajar di dalam kelas. Belum terlihatnya
motivasi intrinsik siswa ini, menyebabkan perolehan hasil belajar siswa yang rendah. Hal ini ditunjukkan dengan nilai mereka yang
masih berada di bawah KKM yang ditentukan.
2 Motivasi Ekstrinsik
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya motivasi belajar yang dimiliki siswa masih karena 1 takut
dimarahi, 2 ganjaran yang akan mereka terima seperti tidak boleh pulang atau istirahat sebelum menyelesaikan tugas dan denda yang
dibebankan jika mereka tidak mengerjakan tugas, 3 alasan ingin memperoleh nilai saja. Kesimpulan tersebut diperkuat dengan
pernyataan guru kelas bahwa siswa – siswa tersebut dapat lebih
mengikuti pelajaran dengan baik saat diajar oleh kepala sekolah. Mereka merasa takut dimarahi dan segan sehingga mereka memilih
untuk mengikuti pelajaran dengan baik. Menurut Noehi Nasution, motivasi belajar seperti itu disebut dengan motivasi belajar
ekstrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul karena rangsangan dari luar Noehi Nasution, 1992 : 9.
Motivasi belajar ekstrinsik siswa Ag, Ct, Hg, dan Nv berasal dari rasa takut mereka akan amarah atau hukuman dari guru dan
takut mendapat nilai yang rendah. Dengan kata lain, mereka belajar dalam dengan perasaan takut dan tertekan. Sugiyono 2007: 21
97 menuliskan bahwa ketika otak menerima ancaman atau tekanan,
kapasitas syaraf untuk berfikir rasional mengecil. Kapasitas otak hanya beroprasi pada tingkat bertahan sehingga otak tidak dapat
mengakses secara maksimal. Hal itulah yang terjadi pada siswa –
siswa tersebut. Jika siswa belajar dengan kondisi demikian, maka kemampuan belajarnya kurang maksimal karena adanya hambatan
emosi. Kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan di atas adalah
motivasi belajar yang dimiliki siswa banyak dipengaruhi oleh motivasi ekstrinsik. Hal tersebut terlihat dari perilaku siswa yang
mengikuti pelajaran jika mereka merasa takut. Takut dimarahi, takut mendapat ganjaran seperti tidak boleh pulang atau istirahat
sebelum menyelesaikan tugas, takut mendapat denda, dan takut tidak memperoleh nilai. Motivasi seperti itu dapat menjadi
penyebab perolehan hasil belajar siswa kurang memuaskan dan mengalami kesulitan belajar. Mereka merasa dipaksa belajar,
padahal mereka tidak menyukai pelajaran tersebut. Maka kerja otak anak tersebut hanya sampai pada tingkat bertahan agar tidak
mendapat marah atau hukuman dari guru, bukan untuk mempelajari materi secara maksimal. Meskipun anak tersebut sudah belajar
dengan maksimal tetapi pelajaran yang dipelajari akan menjadi sulit, baik untuk menambah pengetahuan maupun untuk mengubah
sikap atau perilakunya.
98
b. Kebiasaan Belajar