Jenis Kesulitan Belajar Faktor

28 membolos, datang terlambat, tidak mengerjakan PR, tidak tertib, mengganggu di dalam dan di luar kelas, tidak mau mencatat, dan lain sebagainya; 4 menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar seperti pemurung, mudah tersinggung, pemarah, dan tidak menunjukkan perasaan sedih atau menyesal saat mendapat nilai yang rendah, dan lain sebagainya.

E. Jenis Kesulitan Belajar

Bentuk kesulitan belajar apapun tentu akan menghambat proses belajar yang dilakukan siswa yang dapat berdampak pada aspek – aspek kehidupan lyang lain Muhamad Irham, 20014: 258. Mulyono Abdurrahman 2003: 11 mengklasifikasikan kesulitan belajar dalam dua kelompok, yaitu: 1. Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan developmental learning disabilities. Kesulitan belajar kelompok ini mencakup gangguan motorik dan persepsi, kesulitan belajar bahasa dan komunikasi, dan kesulitan belajar dalam penyesuaian perilaku sosial. 2. Kesulitan belajar akademik academic learning disabilities. Kesulitan belajar kelompok ini menunjuk pada adanya kegagalan – kegagalan pencapaian prestasi akademik yang sesuai dengan kapasitas yang diharapkan. Kegagalan – kegagalan tersebut mencakup penguasaan keterampilan dalam membaca, menulis, danatau matematika. 29 Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono Muhamad Irham, 2014: 258 terdapat beberapa macam kesulitan belajar pada siswa sebagai berikut : 1. Dilihat dari jenis kesulitannya, kesulitan belajar dikelompokkan menjadi kesulitan belajar ringan, kesulitan belajar sedang, dan kesulitan belajar yang berat. 2. Dilihat dari jenis bidang studi yang dipelajarinya, kesulitan belajar pada siswa dapat berupa kesulitan belajar pada sebagian kecil maupun sebagian besar bidang studi. 3. Dilihat dari sifat kesulitan belajarnya, kesulitan belajar pada siswa dapat berupa kesulitan belajar yang sifatnya menetap atau permanen dan kesulitan belajar yang sifatnya hanya sementara. 4. Dilihat dari faktor kesulitan belajarnya, kesulitan belajar pada siswa dapat berupa kesulitan belajar karena faktor intelegensia dan kesulitan belajar karena faktor non intelegensi.

F. Faktor

– Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Pencapaian prestasi belajar pada siswa sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berperan dalam belajar Sugihartono, 2007: 155. Muhamad Irham 2014: 264 menambahkan bahwa apabila faktor – faktor tersebut dapat terpenuhi dan diperhatikan dengan baik, akan dapat menunjang prestasi belajar siswa. Sebaliknya jika tidak terpenuhi dan diperhatikan akan menimbulkan masalah dan hambatan bagi proses pembelajaran. Secara garis 30 besar, Muhibbin Syah 2006: 183 mengelompokkan faktor – faktor yang menyebabkan kesulitan belajar bagi siswa menjadi dua macam, yaitu: 1. Faktor internal siswa, yakni hal – hal atau keadaan – keadaan yng muncul dari dalam diri siswa sendiri. 2. Faktor eksternal siswa, yakni hal – hal atau keadaan – keadaan yang datang dari luar diri siswa. Kedua faktor tersebut meliputi aneka ragam hal atau keadaan yang antara lain tersebut di bawah ini. 1. Faktor Internal Mulyono Abdurrahman 2003: 13 berpendapat bahwa penyebab utama faktor internal kesulitan belajar adalah kemungkinan adanya disfungsi neurologis yang disebabkan oleh beberapa hal, seperti 1 faktor genetik, 2 luka pada otak karena trauma fisik atau kekurangan oksigen, 3 biokimia yang hilang, 4 biokimia yang merusak otak, 5 pencemaran lingkungan, 6 gizi yang buruk, dan 7 pengaruh psikologis dan sosial yang merugikan perkembangan anak. Berbagai penyebab tersebut dapat menimbulkan gangguan dengan taraf ringan hingga berat. Pendapat lain dikemukakan oleh Muhamad Irham 2014: 265. Menurut Muhamad Irham faktor – faktor internal yang menjadi penyebab kesulitan belajar pada siswa ada dua, yaitu: a. Faktor fisiologis, misalnya kondisi siswa yang sedang sakit, kurang sehat. Kondisi jasmani yang kurang sehat seperti 31 siswa yang sering batuk, pilek, demam, atau sakit kepala dapat mengakibatkan tidak bergairah belajar M. Dalyono, 2009: 55. Hal lainnya adalah kelemahan atau cacat tubuh. Keadaan tubuh yang cacat akan mengganggu proses belajar karena ia membutuhkan alat bantu khusus untuk mengurangi pengaruh kecacatannya Slameto, 2013:55. b. Faktor psikologis, meliputi beberapa hal, yaitu tingkat intelegensia yang pada umumnya rendah ,bakat yang rendah, motivasi yang rendah, kondisi kesehatan mental yang kurang baik, tipe khusus siswa dalam belajar, serta minat belajar yang kecil. M. Dalyono 2009: 57 berpendapat bahwa minat belajar yang kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah, begitu juga sebaliknya. Dalam hal bakat, Slameto 2009 : 58 mengatakan bahwa hasil belajar seseorang akan lebih baik bila yang dipelajarinya sesuai dengan bakat yang dimiliki karena senang dalam belajar dan akan lebih giat lagi dalam belajar. Jika Muhammad Irham memandang faktor internal penyebab kesulitan belajar dari kondisi fisiologi dan psikologi siswa, Muhibbin Syah mengelompokkan faktor internal penyebab kesulitan belajar berdasarkan sifatnya. Menurut Muhibbin Syah 2006: 183 faktor internal penyebab kesulitan belajar meliputi gangguan atau ketidakmampuan psiko-fisik siswa, yang bersifat: 32 1 kognitif ranah cipta, seperti rendahnya kapasitas intelektual intelegensi siswa; 2 afektif ranah rasa, antara lain labilnya emosi dan sikap; 3 psikomotor ranah karsa seperti terganggunya alat – alat indera penglihat dan pendengar mata dan telinga. Untuk lebih lengkapnya, Dimyati dan Mudjiono Sugihartono, 2007: 156 menjabarkan faktor internal yang mempengaruhi proses belajar sebagai berikut : 1 Sikap dalam belajar Sikap merupakan suatu kecenderungan dalam diri individu untuk memberi respon dan berbuat Noehi Nasution, 1992: 84. Noehi Nasution 1992: 18 menambahkan bahwa sikap terdiri dari tiga aspek yaitu aspek kogntif, afektif, dan konasi. a aspek kognitif, berkenaan dengan dengan informasi, pengetahuan yang dimiliki seseorang dan sistematisasi proses belajar dalam diri sendiri. b aspek afektif berkenaan dengan perasaan dan emosi yang dirasakan seseorang. c aspek konatif berkaitan dengan kemauan seseorang yang menentukan perbuatan yang akan dia lakukan. 33 2 Motivasi belajar a Motivasi intrinsik, adalah motivasi yang berasal dari diri sendiri tanpa rangsangan atau bantuan orang lain Noehi Nasution, 1992: 9. Adanya motivasi intrinsik dapat terlihat dengan adanya keterlibatan siswa dalam belajar, adanya perasaan dan keterlibatan afektif siswa dalam belajar, adanya upaya siswa untuk senantiasa memelihara atau menjaga motivasi belajarnya Sugihartono, 2007: 78. Menurut Conny R. Semiawan 1999: 294 motivasi intrinsik memiiki sumbangan yang besar bagi terciptanya kegiatan belajar mengajar yang efektif dan hasil yang memuaskan. Oleh karena itu, hasi belajar siswa pada umumnya meningkat jika motivasi belajar dari dalam dirnya juga bertambah Noehi Nasution, 1992: 9. b Motivasi ekstrinsik, adalah motivasi yang timbul karena rangsangaan dari luar Noehi Nasution, 1992: 9 . Noehi Nasution 1992: 9 menambahkan bahwa rangsangan dari luar itu dapat berupa nilai, takut akan hukuman, dan lain sebagainya. Motivasi ekstrinsik tidak dapat memaksimalkan proses belajar siswa karena saat takut atau tertekan, kapasitas syaraf untuk berfikir rasional mengecil. Otak hanya beroprasi pada tingkat 34 bertahan sehingga otak tidak dapat mengakses secara maksimal. 3 Kebiasaan belajar Kebiasaan belajar dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar seseorang. Kebiasaan belajar yang tidak memperhatikan teknik dan faktor fisiologis, psikologis, dan ilmu kesehatan, akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan M. Dalyono, 2009: 57. Misalnnya anak yang biasa belajar dengan mendengarkan music atau menonton televisi dengan berbagai alasan. Tentu saja kebiasaan seperti ini kurang baik karena otak akan lebih maksimal bekerja bila tidak mendapat gangguan. Kebiasaan belajar siswa juga mempengaruhi tipe belajarnya. M. Dalyono 2009 :237 menyebutkan terdapat tiga kelompok tipe belajar, yaitu : a tipe visual, akan cepat mempelajari bahan – bahan yang disajikan secara tertulis, bagan, grafik, gambar, b tipe auditif, mudah mempelajari bahan yang disajikan dalam bentuk suara, c tipe motorik, mudah mempelajari bahan yang berupa gerakan. 35 4 Cita – cita siswa. Hal – hal tersebut adalah faktor penyebab kesulitan belajar yang berasal dari dalam diri siswa sendiri dan memberikan pengaruh pada prestasi belajar siswa 2. Faktor Eksternal Muhamad Irham 2014: 265 membagi faktor eksternal penyebab kesulitan belajar berdasarkan sifatnya, yaitu: a. Faktor – faktor nonsosial Faktor nonsosial yang menyebabkan kesulitan belajar pada siswa dapat berupa peralatan belajar atau media belajar yang kurang baikatau bahkan kurang lengkap, kondisi ruang belajar atau gedung yang kurang layak, kurikulum yang sangat sulit dijabarkan oleh guru dan dikuasai oleh siswa, waktu pelaksanaan proses pembelajaran yang kurang disiplin, dan sebagainya. b. Faktor – faktor sosial Faktor sosial yang menyebabkan kesulitan pada siswa misalnya faktor keluarga, faktor sekolah, teman bermain, dan lingkungan masyarakat yang lebih luas. Secara lebih rinci, Muhibbin Syah 2006: 183 menerangkan faktor – faktor eksternal yang bersifat sosial penyebab timbulnya kesulitan belajar siswa sebagai berikut : 36 1 Lingkungan keluarga. Conny R. Semiawan 1997: 200 mengatakan bahwa dalam hal belajar, peran keluarga lebih banyak bersifat memberikan dukungan baik dalam hal fasilitas maupun penciptaan suasana belajar yang kondusif. Pola asuh dan kualitas hubungan antara anak dan orang tua adalah dua hal yang sangat berpengaruh dalam kegiatan belajar siswa di rumah. Menururt Conny R Semiawan 1992: 208, terdapat tiga jenis pola asuh yang biasa diterapkan oleh orang tua yaitu : Tabel 1. Tipe Pola Asuh Oang Tua Tipe Perilaku orang tua Karakteristik Anak Otoriter Permisif Otoritatif Kontrol yang ketat, menuntut, dan penilaian yang kritis terhadap perilaku anak. sedikit dialog secara verbal, kurang hangat, dan kurang terjalin secara emosional. Tidak mengontrol, tidak menuntut, hangat, sedikit menerapkan hukuman, penggunaan nalar. Mengontrol, menuntut, rasional, berdialog secara verbal, disiplin. Menarik diri dari pergaulan, tidak puas dan tidak pecaya pada orang lain. Kurang harga diri, kurang dapat mengendalikan diri, kecenderungan dalam bereksplorasi yang tidak terkontrol. Mandiri, bertanggung jawab, memiliki kendali diri, eksploratif yang terkontrol, percaya diri. 2 Lingkungan perkampungan masyarakat. Semakin bertambah usia, anak akan lebih banyak menggunakan waktu diluar rumah 37 bersama teman sebayanya Hartup , 1999 :163. Karena itu, teman sebaya di lingkungan masyarakatnya memiliki pengaruh yang besar baik dalam hal positif maupun negatif Rita Eka Izzaty, 2007: 115. Selain pergaulan dengan teman sebaya, media informasi juga menjadi salah satu hal yang dapat mempengaruhi perilaku anak khususnya televisi Conny R. Semiawan, 1999: 237. Program televisi dapat memberi pengaruh baik terhadap siswa khususnya dapat menambah wawasan dan pengetahuan anak Conny R. Semiawan, 1999:238. Namun, apabila tidak mendapat kontrol yang baik dari orang tua akan memberi daptak yang kurang baik., Program – program hiburan yang disukai siswa dapat menimbulkan sikap kekaguman pada tokoh – tokoh dalam program tersebut. Hal itu akan membuat semangat dan minat belajar anak akan menurun Slameto, 2013: 70. 3 Lingkungan sekolah. M. Dalyono 2009: 59 menyatakan keberhasilan belajar anak yang rendah dapat dipengaruhi oleh beberapa hal di lingkungan sekolah seperti metode mengajar dan kualitas guru, fasilitas sekolah, keadaan ruangan, jumlah murid dalam satu kelas, pelaksanaan tata tertib sekolah, dan tingkat kedisiplinan. M. Dalyono 2009: 59 menjelaskan, bila sekolah yang kurang memperhatikan kedisiplinan dan tidak menjalankan tata tertib dengan baik dapat menyebabkan 38 siswanya kurang mematuhi perintah guru. Hal ini akan berakibat mereka tidak mau belajar dengan sungguh – sungguh di sekolah maupun di rumah. Sugihartono 2007: 157 juga menambahkan bahwa kebijakan penilaian dan kurikulum sekolah juga dapat menjadi faktor eksternal penyebab kesulitan belajar siswa. Akan tetapi, guru sering menuntut standar pembelajaran di atas kemampuan siswa tanpa mengukur kemampuan siswa. Hal ini menyebabkan hanya sebagian kecil siswa saja yang dapat berhasil dengan baik M. Dalyono, 2007:243. Faktor – faktor yang sering menjadi penyebab kesulitan belajar pada siswa di sekolah – sekolah dasar diantaranya adalah: 1. Faktor internal. Sikap dalam belajar, motivasi, konsentrasi siswa, menyimpan perolehan hasil belajar, menggali hasil belajar yang tersimpan, rasa percaya diri siswa, intelegensi dan keberhasilan belajar, kebiasaan belajar, dan cita – cita siswa. 2. Faktor Eksternal. Lingkungan sekolah, lingkungan rumah masyarakat, dan lingkungan keluarga.

G. Kerangka Berpikir