Kerangka Berpikir KAJIAN TEORI

38 siswanya kurang mematuhi perintah guru. Hal ini akan berakibat mereka tidak mau belajar dengan sungguh – sungguh di sekolah maupun di rumah. Sugihartono 2007: 157 juga menambahkan bahwa kebijakan penilaian dan kurikulum sekolah juga dapat menjadi faktor eksternal penyebab kesulitan belajar siswa. Akan tetapi, guru sering menuntut standar pembelajaran di atas kemampuan siswa tanpa mengukur kemampuan siswa. Hal ini menyebabkan hanya sebagian kecil siswa saja yang dapat berhasil dengan baik M. Dalyono, 2007:243. Faktor – faktor yang sering menjadi penyebab kesulitan belajar pada siswa di sekolah – sekolah dasar diantaranya adalah: 1. Faktor internal. Sikap dalam belajar, motivasi, konsentrasi siswa, menyimpan perolehan hasil belajar, menggali hasil belajar yang tersimpan, rasa percaya diri siswa, intelegensi dan keberhasilan belajar, kebiasaan belajar, dan cita – cita siswa. 2. Faktor Eksternal. Lingkungan sekolah, lingkungan rumah masyarakat, dan lingkungan keluarga.

G. Kerangka Berpikir

Sekolah Dasar merupakan salah satu lembaga penyelenggara pendidikan pada jenjang pendidikan dasar. Sekolah dasar merupakan 39 pendidikan pertama bagi anak yang menempuh jalur pendidikan formal. Di sekolah dasar anak mulai berlatih dan meningkatkan keterampilan membaca, menulis, dan berhitung sebagai keterampilan dasar yang akan mereka butuhkan dalam menempuh jenjang pendidikan selanjutnya. Semua keterampilan tersebut harus dikembangkan melalui berbagai kegiatan di sekolah sehingga anak dapat berkembang dengan baik dan meraih prestasi yang diharapkan. Salah satu kegiatan pokok dilaksanakan di sekolah adalah belajar. Kegiatan belajar siswa sekolah dasar tentu memiliki karakteristik yang berbeda dengan kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa pada jenjang lainnya. Siswa sekolah dasar rata – rata berusia 7 – 12 tahun, pada usia ini anak sedang dalam masa peralihan antara masa anak - anak menuju masa remaja. Pada tahap ini, siswa masih membawa karakteristik masa anak – anak mereka yang senang bermain, bergerak, bekerja kelompok, dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Sehingga anak usia sekolah dasar membutuhkan arena di mana setiap anak dapat mengasah pengalaman yang mereka miliki menjadi kompetensi dan pengetahuan. Begitulah kegiatan belajar yang seharusnya dilakukan oleh siswa sekolah dasar. Kegiatan belajar yang berlangsung di sekolah dasar bersifat formal, disengaja, dan direncanakan dengan bimbingan dari guru. Kegiatan pembelajaran di sekolah pasti memiliki tujuan mengenai keterampilan atau kemampuan apa saja yang harus dicapai oleh siswa. Tujuan pembelajaran 40 itulah yang menjadi pedoman guru dalam merencanakan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelasnya, sehingga dapat membantu siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran banyak bergantung pada proses belajar yang dialami oleh anak sebagai peserta didik. Namun, pada kenyataan yang kita jumpai tidak semua peserta didik mampu menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan padanya. Kondisi tersebut seharusnya tidak dialami oleh siswa karena hal ini menunjukkan adanya hambatan atau kesulitan belajar pada siswa tersebut. Kesulitan belajar adalah suatu kondisi yang menunjukkan kesenjangan antara prestasi akademik yang diharapkan dengan prestasi akademik yang dicapai oleh siswa karena faktor – faktor tetentu yang menghambat proses belajarnya. Kesulitan belajar pada siswa dapat diidentifikasi melalui hasil belajar yang diperolehnya. Siswa yang mengalami kesulitan belajar memiliki nilai yang rendah atau di bawah norma yang telah ditetapkan. Selain hasil belajar, ciri –ciri siswa yang mengalami kesulitan belajar juga dapat kita lihat dari sikap, emosi, dan tingkah laku kurang wajar yang ditunjukkan. Kesulitan belajar pada siswa terjadi bukan hanya karena faktor intelegensi yang rendah. Kesulitan belajar pada siswa banyak terjadi pada siswa yang memiliki intelegensi normal namun dipengaruhi berbagai faktor yang menghambat proses belajarnya. Faktor – faktor tersebut ada yang berasal dari dalam diri siswa internal, dan ada juga faktor yang berasal dari luar diri siswa eksternal. Faktor – faktor yang termasuk dalam faktor 41 internal adalah: 1 intelegensi, 2 motivasi belajar, 3 kebiasaan belajar, 4 Sikap dalam belajar, 5 minat belajar, 6 bakat, dan 7 cacat tubuh. Sedangkan faktor eksternal penyebab kesulitan belajar berasal dari: 1 lingkungan sekolah, 2 lingkungan masyarakat, dan 3 lingkungan keluarga. Faktor eksternal dan internal tersebut dapat juga saling mempengaruhi satu sama lain sehingga hambatan siswa dalam belajar semakin besar dan mempengaruhi tingkat kesulitan belajar yang dialami siswa. Oleh karena itu, agar kesulitan belajar siswa dapat segera teratasi dengan baik guru sangat dianjurkan untuk melakukan identifikasi mengenali dengan cermat kesulitan belajar yang terjadi pada siswa. Melalui identifikasi kesulitan belajar yang dilakukan guru dapat melihat gejala yang tampak, faktor – faktor yang mempengaruhinya, dan tingkat kesulitan belajar yang dialami siswa. Hal tersebut dapat mempermudah proses pemilihan pemberian bantuan belajar yang harus diberikan. Sehingga, bantuan belajar yang diberikan kepada siswa dapat berjalan lebih efektif dan memberikan hasil yang maksimal. Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir Sekolah dasar merupakan pendidikan pertama bagi anak yang menempuh jalur pendidikan formal dan menjadi dasar pendidikan selanjutnya. Tidak semua peserta didik mampu menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan padanya karena faktor – faktor tetentu. Guru harus melakukan identifikasi mengenali dengan cermat kesulitan belajar yang terjadi pada siswa agar kesulitan belajar siswa dapat segera teratasi dengan baik . 42

BAB III METODE PENELITIAN