Sikap Analisis Keputusan Pembelian Daging Sapi oleh Konsumen Rumah Tangga (Kasus: Hipermarket Giant Taman Yasmin Bogor)

Hasil Uji Friedman yang dilakukan Wulan 2004, terlihat bahwa responden cenderung menilai atribut utama yang sangat penting bagi responden adalah Keterangan ijin Departemen Kesehatan, kejelasan tanggal kadaluarsa, rasa dan komposisi produk.Sementara itu, atribut halal, ketersediaan, aroma, isi, harga, warna, kemasan, kekentalan, merek dan iklan merupakan atribut yang dinilai penting oleh para responden. Dari hasil perhitungan Uji Friedman, disimpulkan bahwa tingkat kepentingan atribut-atribut Kecap Manis Bango memiliki perbedaan nyata pada taraf 5 persen, maka berarti urutan kategori tingkat kepentingan atribut-atribut kecap manis diatas menjadi bermakna dan penting untuk diperhatikan oleh Kecap Manis Bango. Model angka ideal merupakan cara untuk mengukur jarak antara posisi produk dan posisi ideal di benak konsumen. Posisi tersebut diukur dengan cara mengkuantifikasikan kepercayaan konsumen mengenai prestasi produk pada atribut dan tingkat kepentingan atribut tersebut bagi konsumen. Hasil dari perhitungan Wulan 2004 mengenai tingkat keinginan konsumen terhadap Kecap Manis Bango dan tingkat pelaksanaan kinerja Kecap Manis Bango, menunjukkan bahwa atribut harga yang memberikan tingkat kepuasan yang terendah yaitu dengan rata-rata skor ketidakpuasan sebesar 0,56989. Hal tersebut didukung oleh pernyataan 48,39 persen responden yang mengaku bahwa harga Kecap Manis Bango memang lebih mahal dari harga kecap manis lain yang sejenis. Pemetaan atribut Kecap Manis Bango berdasarkan tingkat kepentingan dan tingkat ketidakpuasan dilakukan dengan menggunakan konsep multiatribut, untuk mengetahui atribut mana dari Kecap Manis Bango yang harus diberi prioritas lebih dibangin yang lain dalam menentukan bauran pemasaran. Hasil skor rata-rata setiap atribut dimasukkan kedalam masing-masing kuadran dalam diagram kartesius. Kemudian penempatan posisi berdasarkan garis pembagi berdasarkan nilai total rata-rata tingkat kepentingan dan nilai total rata-rata tingkat ketidakpuasan.Hasil dari perhitungan didapat bahwa pada prioritas I terdapat atribut komposisi produk, dimana tingkat kepentingannya tinggi namun konsumen tidak puas terhadap kinerja atribut tersebut.Pada prioritas II terdapat atribut isim harga, warna dan kemasan, dimana tingkat kepentingannya rendah dan konsumen tidak puas terhadap atribut-atribut tersebut.Pada prioritas III terdapat atribut keterangan ijin Departemen Kesehatan, kejelasan tanggal kadaluarsa, rasa, keterangan halal, ketersediaan dan aroma, dimana tingkat kepentingannya tinggi dan konsumen puas terhadap atribut-atribut tersebut.Pada prioritas IV terdapat atribut kekentalan, merek dan iklan, dimana tingkat kepentingannya rendah namun konsumen merasa puas terhadap atribut-atribut tersebut. Berdasarkan hasil penelitian Wulan 2004 mengenai perilaku responden dalam keputusan pembelian tersebut, ia mengimplikasikannya terhadap strategi bauran pemasaran yang terdiri dari strategi produk, strategi promosi, strategi distribusi dan strategi harga. Strategi pertama, yaitu Strategi produk.Berdasarkan hasil pemetaan antara tingkat kepentingan atribut dengan tingkat ketidakpuasan atribut, atribut komposisi produk berada pada prioritas pertama dengan tingkat kepentingan yang tinggi, tetapi kinerjanya masih rendah dan untuk atribut kemasan juga perlu dilakukan beberapa inovasi yang lebih baik lagi.Maka dari itu, sebaiknya produsen melakukan beberapa inovasi produk, seperti pihak perusahaan harus dapat menjamin kealamian komposisi produk Kecap Manis Bango, agar keinginan keinginan konsumen tentang komposisi produk yang mengandung sedikit mungkin bahan pengawet dan mengandung bahan alami dari sari kedelai yang tinggi dapat dipenuhi dengan baik. Sedangkan untuk kemasan, berdasarkan hasil wawancara open ended question menyatakan bahwa konsumen mengharapkan pihak prrodusen menyediakan dalam kemasan sachet yang praktis dan ekonomis, dengan begitu responden akan lebih mudah menjangkau dan memiliki kemampuasn lebih untuk membeli dan mengkonsumsi Kecap Manis Bango. Strategi kedua, yaitu strategi promosi.Berdasarkan tingkat kepentingan dan tingkat ketidakpuasan terlihat bahwa atribut iklan dan promosi berada pada prioritas kedua, dimana tingkat ketidakpuasan sangat tinggi tetapi tingkat kepentingan terhadap atribut ini sangat rendah. Namun, sebagian besar responden 64,51 persen mengaku bahwa iklan membawa pengaruh besar bagi mereka. Maka, pihak perusahaan disarankan untuk tidak mengurangi porsi iklan mereka, sehingga semakin banyak yang tahu dan ingin mencoba mengkonsumsi Kecap Manis Bango dan dengan demikian Kecap Manis Bango dapat lebih memperluas pangsa pasar mereka. Strategi ketiga, yaitu strategi distribusi.Kemudahan memperoleh ketersediaan Kecap Manis Bango berada pada prioritas ketiga. Terdapatnya keluhan responden terhadap kesulitan mendapatakan Kecap Manis Bango, hendaknya dapat diatasi agar Kecap Manis Bango tidak kehilangan konsumen, mengingat 44,44 persen responden akan membeli kecap manis merek lain jika Kecap Manis Bango tidak ada. Dengan demikian, perusahaan sebaiknya lebih memprioritaskan ketersediaan dan promosi penjualannya serta pemeriksaan berkala terhadap ketersediaan di outlet-outlet tertentu, khususnya di pasar swalayan, pasar tradisional dan warung-warung kecil yang dekat dengan tempat tinggal konsumen. Strategi yang terakhir, yaitu strategi harga.Tingkat kepentingan terhadap atribut harga rendah dan tingkat ketidakpuasannya tinggi. Sebagian besar responden 48,39 persen menganggap bahwa harga Kecap Manis Bango lebih mahal dari harga kecap manis lain sejenis, namun karena rasa Kecap Manis Bango masuk dalam prioritas III, sekitar 77,42 persen responden menyatakan akan tetap membeli apabila harga Kecap Manis Bango mengalami kenaikan. Hal tersebut menujukkan loyalitas konsumen, sehingga perusahaan masih dapat mempertahankan harga yang ada sekarang, dengan catatan perlu dilakukan perbaikan yang kontinu pula terhadap atribut lain yang perlu diperbaiki. Berdasarkan penjelasan Wulan 2004 tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan pembelian konsumen melalui tahap-tahap proses keputusan pembelian terlebih dahulu, seperti pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan evaluasi hasil. Terdapat pula indikator dari keputusan pembelian, yang berupa apakah konsumen membeli atau tidak membeli suatu produk, apa yang dibeli konsumen, dimana membelinya serta kapan konsumen membeli produk tersebut. Proses pengambilan keputusan tersebut juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pengaruh lingkungan yaitu keluarga, pengaruh pribadi dan situasi, serta adanya perbedaan pribadi, seperti sumber daya konsumen, motivasi, sikap dan pengetahuan masing-masing konsumen. Oleh karena itu, pihak produsen atau perusahaan harus mampu menganalisis hal-hal tersebut dengan baik agar perusahaan mengetahui keinginan para konsumennya, sehingga kebutuhan dan kepuasan konsumen dapat terpenuhi