Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal

pemesanan dan jumlah produk yang akan di ekspor. Jumlah penduduk Yogyakarta merupakan potensi peningkatan konsumsi tas, jaket, dan sepatu sebagai kebutuhan dasar manusia. C. Aspek Pemerintah Dan Hukum Peran pemerintah sangat besar bagi perkembangan indutri kulit di Manding. Dukungan dan bantuan berupa pelatihan, penyuluhan, dan bantuan penyediaan sarana dan prasarana umum sangat dibutuhkan. Berbagai acara yang diselenggarakan pemerintah seperti pameran dan pemberian souvenir produk kulit Manding diberbagai kegiatan dapat sebagai media promosi yang efektif. Perluasan jaringan pemasaran juga sangat membutuhkan bantuan dan dukungan pemerintah. Akademi Teknologi Kulit ATK dan Balai Besar Kulit Karet dan Plastik BBKKP yang masih dibawah kendali pemerintah juga sangat berperan dalam perkembangan indutri kulit di Manding. Adanya kebijakan pajak ekspor PE untuk membatasi ekspor kulit mentah dalam rangka menanggulangi kelangkaan pasokan kulit di dalam negeri dan untuk memaksimalkan kapasitas terpasang di industri hilir kulit seperti industri penyamakan kulit dan sepatu. Dalam pelaksanaan PP No. 55 Tahun 2008 kulit mentah, pickle dan wet blue dikenakan pungutan ekspor PE. Adapun besarnya pungutan ekspor dimaksud adalah 25 untuk kulit mentah dan pickle, serta 15 untuk wet blue. D. Aspek Teknologi Teknologi produksi yang digunakan para pengrajin kulit di Manding masih manual dan tradisional, merupakan keahlian yang didapatkan turun temurun dan hingga sekarang tidak banyak perubahan. Yogyakarta memiliki BBKKP dan ATK yang seharusnya mampu memberi dukungan dalam perkembangan teknologi industri perkulitan. Teknologi infomasi seperti internet juga belum tersentuh pengrajin kulit Manding, padahal saat ini teknologi informasi berbasis internet sangat familiar dengan konsumen. Rendahnya wawasan mengenai penggunaan teknologi informasi membuat industri kulit Manding lamban menarik konsumen dan memperluas area pemasaran. E. Aspek Persaingan Aspek persaingan merupakan faktor terkuat yang mempengaruhi perkembangan industri kulit di Manding setelah faktor ekonomi. Banyaknya jumlah pelaku industri kulit dalam berbagai skala industri, membuat sebuah perusahaan harus memiliki daya saing yang tinggi sehingga mampu mendapatkan target konsumen yang diinginkan dan memenangkan persaingan pasar. Faktor persaingan akan dijelaskan lebih detail pada analisis lingkungan industri. Analisis Industri Five Force’s Competitor Menurut Porter 1995, kekuatan bersaing pada lingkungan industri bergantung pada lima faktor yaitu ancaman masuknya pendatang baru, ancaman terhadap produk substitusi, kekuatan tawar menawar pemasok, kekuatan tawar menawar pembeli dan intensitas persaingan dalam industri. Tabel 15 merupakan hasil rekap kuesioner mengenai pengaruh lingkungan industri faktor ancaman pendatang baru, faktor daya tawar pemasok, faktor daya tawar pembeli, faktor ancaman barang substitusi, dan faktor tingkat persaingan terhadap industri kulit di Manding menunjukkan bahwa seluruh faktor berpengaruh terhadap industri kulit di Manding. A. Ancaman Pendatang Baru. Pendatang baru dalam suatu industri dapat membahayakan perusahaan- perusahaan yang ada karena pendatang baru akan membawa kapasitas baru, keinginan untuk merebut pasar serta seringkali juga merebut sumberdaya yang besar. Akibatnya harga dapat menjadi turun atau biaya membengkak sehingga mengurangi keuntungan. Seperti dikatakan Porter 1995 bahwa pendatang baru akan menghadapi 6 enam rintangan yaitu: 1 skala ekonomi; 2 diferensiasi produk; 3 kebutuhan modal; 4 biaya beralih pemasok; 5 akses ke saluran distribusi dan 6 peraturan pemerintah. Faktor tersebut dikembangkan sesuai kondisi objek penelitian. a. Skala ekonomi : industri kulit Manding umumnya berskala mikro dan kecil, hanya dua pengrajin yang berskala sedang. Sehingga kemampuan industri untuk meningkatkan efisiensi dengan penurunan biaya satuan produk sangat lemah. Ini memberikan peluang kepada pemain baru untuk masuk di Manding dengan skala ekonomi yang lebih baik. Maka ancaman pendatang baru pada faktor skala ekonomi cukup berpengaruh terhadap keberlangsungan industri kulit di Manding, skor 3.00. b. Diferensiasi produk: layanan pesan sesuai dengan keinginan pelanggan menghasilkan produk yang unik dan ini memberikan nilai tambah tersendiri bagi pelanggan, sehingga konsumen tersebut cenderung bersikap loyal sehingga pendatang baru memerlukan biaya yang cukup besar untuk merebut loyalitas pelanggan tersebut. Namun industri kulit Manding lemah dalam inovasi Desain produk yang sesuai dengan trend yang sedang diminati konsumen, sehingga ini menjadi peluang bagi pendatang baru. Maka ancaman pendatang baru pada faktor diferensiasi produk berpengaruh lemah terhadap keberlangsungan industri kulit di Manding, dengan skor 2.22. c. Kebutuhan Modal : modal yang dibutuhkan untuk mendirikan showroom di Manding memang cukup besar, namun bagi pemain baru yang memiliki cukup modal, ini tidak menjadi masalah, ketersediaan lahan yang cukup, ketersediaan bahan baku yang cukup aman serta lokasi pemasok yang masih berada diwilayah Yogyakarta sehingga mudah dijangkau. Peralatan produksi juga cukup sederhana. Maka ancaman pendatang baru pada faktor kebutuhan modal cukup berpengaruh terhadap keberlangsungan industri kulit di Manding, dengan skor 3.00. d. Akses ke jaringan distribusi : jaringan distribusi industri kulit Manding sangat sederhana, dengan kendaraan pribadi mengambil bahan baku serta mengantar pesanan. Jika bahan baku atau pesanan dalam jumlah yang banyak mereka menggunakan jasa pengiriman yang tersedia untuk umum. Oleh karena itu, tidak ada hambatan bagi pendatang baru dalam akses ke jaringan distribusi. Maka ancaman pendatang baru pada faktor Akses ke jaringan distribusi berpengaruh kuat terhadap keberlangsungan industri kulit di Manding, dengan skor 3.56. Tabel 15 Rekapitulasi kuesioner lingkungan industri Lingkungan Industri Skor Keterangan Ancaman Pendatang Baru a. Skala Ekonomi 3.00 Berpengaruh b. Diferensiasi Penghalang Masuk 2.22 Berpengaruh lemah c. Kecukupan Modal 3.00 Berpengaruh d. Akses ke Saluran Distribusi 3.56 Berpengaruh kuat e. Mutu Produk 1.00 Tidak berpengaruh f. Peraturan Pemerintah 3.56 Berpengaruh kuat g. Tindakan Penolakan yg Diperkirakan 3.44 Berpengaruh h. Harga Penghalang Masuk 1.00 Tidak berpengaruh i. Teknologi Hambatan Masuk 2.78 Berpengaruh j. Pengalaman sebagai hambatan masuk 2.78 Berpengaruh Daya Tawar Pemasok a. Kelompok Pemasok 2.44 Berpengaruh lemah b. Produk Substitusi 2.78 Berpengaruh c. Pelanggan Penting 3.00 Berpengaruh d. Masukan Yang Penting 2.89 Berpengaruh e. Pemerintah 1.33 Tidak berpengaruh Daya Tawar Pembeli a. Kelompok Pelanggan 3.00 Berpengaruh b. Diferensiasi Produk 1.78 Berpengaruh lemah c. Ancaman Integrasi Balik 2.44 Berpengaruh lemah d. Mutu Produk 1.00 Tidak berpengaruh e. Informasi Pelanggan 3.78 Berpengaruh kuat Ancaman Barang Substitusi 2.00 Berpengaruh lemah Tingkat Persaingan a. Jumlah Kompetitor 4.00 Berpengaruh kuat b. Tingkat Pertumbuhan Industri 3.00 Berpengaruh c. Biaya Tetap yang Besar 2.56 Berpengaruh e. Mutu produk : mutu produk yang dihasilkan industri kulit Manding cukup baik, sehingga cukup sulit bagi pendatang baru untuk menyamai atau mengungguli mutu produk yang tersedia di Manding, maka ancaman pendatang baru pada faktor mutu produk tidak berpengaruh terhadap keberlangsungan industri kulit di Manding, dengan skor 1.00 f. Peraturan Pemerintah : tidak ada kebijakan yang membatasi masuknya pendatang baru dalam usaha industri kulit di Manding, sehingga dengan mudah para pendatang dapat mendirikan industri kulit di Manding, ini cukup mengancam keberlangsungan industri kulit yang merupakan bisnis turun temurun penduduk Manding, maka ancaman pendatang baru pada faktor peraturan pemerintah berpengaruh kuat terhadap keberlangsungan industri kulit di Manding, dengan skor 3.56. g. Tindakan penolakan yang diperkirakan : tidak ada penolakan yang berarti dari pengrajin kulit Manding terhadap masuknya pendatang baru, ini dikarenakan mereka merasa tidak punya hak untuk melarang masuknya pendatang baru, meskipun mereka menyadari pendatang baru pasti akan menjadi pesaing dalam memperebutkan konsumen. Tidak adanya tindakan penolakan yang diperkirakan menjadi kabar baik bagi pendatang baru dibidang industri kulit di Manding, maka ancaman pendatang baru pada faktor tindakan penolakan yang diperkirakan berpengaruh kuat terhadap keberlangsungan industri kulit di Manding, dengan skor 3.44. h. Harga Penghalang Masuk : harga yang ditawarkan oleh industri kulit di Manding relatif murah, cukup berat bagi pemain baru untuk menekan harga sehingga dapat menjual produk yang sama dengan harga yang lebih murah, maka ancaman pendatang baru pada faktor harga penghalang masuk tidak berpengaruh terhadap keberlangsungan industri kulit di Manding, dengan skor 1.00 i. Teknologi hambatan masuk : teknologi produksi yang digunakan pengrajin industri kulit Manding masih manual dan tradisional karena berasal dari ajaran turun temurun. Teknologi informasi juga belum dimanfaatkan dengan baik oleh pengrajin industri kulit Manding. Ini menjadi peluang bagi pendatang baru untuk unggul dibidang teknologi, maka ancaman pendatang baru pada faktor teknologi hambatan masuk cukup berpengaruh terhadap keberlangsungan industri kulit di Manding, dengan skor 2.78. j. Pengalaman sebagai hambatan masuk : pengalaman yang dimiliki pelaku industri kulit Manding relatif lama, karena bisnis indutri kulit merupaka bisnis turun temurun, sehingga dari usia muda mereka telah menekuni industri kulit. Ini menjadi ancaman bagi pendatang baru, maka ancaman pendatang baru pada faktor pengalaman sebagai hambatan masuk cukup berpengaruh terhadap keberlangsungan industri kulit di Manding, dengan skor 2.78. B. Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok. Meningkatkan harga dan mengurangi mutu produk yang dijual adalah cara potensial yang dapat digunakan pemasok untuk mendapatkan kekuatan terhadap perusahaan-perusahaan yang bersaing dalam suatu industri. Apabila perusahaan tidak dapat menutup peningkatan biaya yang terjadi melalui struktur harganya maka kemampulabaannya akan berkurang akibat tindakan pemasok. Kondisi-kondisi yang membuat pemasok kuat cenderung serupa dengan kondisi yang membuat pembeli kuat, dimana kelompok pemasok dapat dikatakan kuat jika : a. Kelompok pemasok : pemasok kulit samak memang tidak berkelompok, namun posisi pemasok dinilai tidak kuat oleh para pakar, ini dikarenakan banyaknnya pemasok yang dapat menjadi pilihan bagi pengrajin industri kulit Manding, maka kekuatan tawar menawar pemasok pada faktor kelompok pemasok berpengaruh lemah terhadap keberlangsungan industri kulit di Manding, dengan skor 2.44. b. Produk substitusi : sebenarnya ada produk pengganti dari kulit sama yaitu kulit sintetis yang sangat menyerupai kulit asli, namun tetap saja lebih baik kulit samak asli, maka kekuatan tawar menawar pemasok pada faktor produk substitusi cukup berpengaruh terhadap keberlangsungan industri kulit di Manding, dengan skor 2.78. c. Pelanggan Penting : industri kulit Manding bukan merupakan pelanggan satu- satunya para pemasok, karena memang tidak ada ikatan kerja sama, maka kekuatan tawar menawar pemasok pada faktor pelanggan penting cukup berpengaruh terhadap keberlangsungan industri kulit di Manding, dengan skor 3.00. d. Masukan yang Penting : kulit samak merupakan bahan baku yang penting bagi industri kulit Manding, sehingga kekuatan pemasok kulit Manding cukup besar, namun untuk asesoris bukan merupakan masukan yang penting bagi industri kulit Manding, karena ternyata dari hasil rekap kuesioner responden lebih menyukai produk yang tidak terlalu rame asesoris, maka kekuatan tawar menawar pemasok pada faktor masukan yang penting cukup berpengaruh terhadap keberlangsungan industri kulit di Manding, dengan skor 2.89. e. Pemerintah : pemerintah memang mengeluarkan kebijakan berupa penetapan PE kulit mentah sebesar 25 untuk melindungi industri hilir, namun ini tidak terlalu berpengaruh terhadap pemenuhan kulit samak lokal yang bermutu bagi industri kulit di Manding, maka kekuatan tawar menawar pemasok pada faktor kebijakan pemerintah dianggap tidak berpengaruh terhadap keberlangsungan industri kulit di Manding, dengan skor 1.33. Pasokan bahan baku sangat mudah diperoleh dari Yogyakarta dan Magetan. Pemasok bahan baku kulit samak diperoleh antara lain dari : Jaynal Kulit, GM Collection, Loex Manleather, Nad Nad Tannery, PT. Rajawali Nusindo Magelang, Rohmat Leather, UD. Antique Jaya Leather. Ancaman daya tawar pemasok dinilai lemah. C. Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli. Pembeli bersaing dengan industri dengan cara memaksa harga turun, tawar menawar untuk mutu yang lebih tinggi dan pelayanan yang lebih baik. Sebaliknya pembeli lebih suka membeli produk dengan harga serendah mungkin dimana industri dapat memperoleh pengembalian serendah mungkin yang dapat diterima. Dan kelompok pembeli dapat menjadi kuat pada situasi berikut : a. Kelompok Pelanggan Pembeli: pelanggan produk kulit di Manding atau disebut buyer memesan dalam jumlah yang banyak, meskipun frekuensi pemesanannya tidak tentu. Buyer memiliki daya tawar yang kuat sebagai konsumen, maka kekuatan tawar menawar pembeli pada faktor kelompok pelanggan cukup berpengaruh terhadap keberlangsungan industri kulit Manding, dengan skor 3.00. b. Diferensiasi Produk: adanya pelayanan pemesanan sesuai dengan keinginan konsumen menjadikan produk industri kulit Manding unik dan tidak banyak ditemui dipasaran. Ini menjadikan konsumen memiliki daya tawar yang lemah terhadap produk kulit yang diperoleh dari layanan pesanan sesuai keinginan konsumen, maka kekuatan tawar menawar pembeli pada faktor diferensiasi produk berpengaruh lemah terhadap keberlangsungan industri kulit di Manding, dengan skor 1.78. c. Ancaman Integrasi Balik: pembeli yang memesan dalam jumlah besar atau disebut buyer dapat melakukan integrasi balik dengan mengancam akan mengalihkan pesanan kepada pelaku industri yang lain, namun umumnya buyer bersifat loyal terhadap pengrajin Manding. Sedangkan untuk pembeli eceran di showroom hanya dapat melakukan usaha tawar menawar harga yang tidak jauh dengan harga yang ditawarkan penjual, maka kekuatan tawar menawar pembeli pada faktor ancaman integrasi balik berpengaruh lemah terhadap keberlangsungan industri kulit di Manding, dengan skor 2.44. d. Mutu Produk: mutu produk kulit yang dihasilkan industri kulit di Manding cukup memuaskan konsumen, sehingga konsumen yang sudah loyal tidak terlalu peka terhadap perubahan harga, maka kekuatan tawar menawar pembeli pada faktor mutu produk tidak berpengaruh terhadap keberlangsungan industri kulit di Manding, dengan skor 1.00. e. Informasi Pelanggan: kemudahan mengakses informasi pengenai produk kulit yang dijual online maupun offline, merupakan peluang bagi konsumen untuk mendapatkan berbagai pilihan produk yang diinginkan. Ini tidak diimbangi dengan kemampuan para industri Manding untuk menawarkan produknya secara online, ini menjadi ancaman bagi pemasaran industri kulit Manding, maka kekuatan tawar menawar pembeli pada faktor informasi pelanggan berpengaruh kuat terhadap keberlangsungan industri kulit di Manding, dengan skor 3.78. D. Ancaman Produk Pengganti. Produk pengganti yang melakukan fungsi serupa dengan produk yang dihasilkan oleh industri kulit Manding memang banyak, seperti sepatu, jaket, tas, maupun asesoris yang lain yang terbuat dari kulit sintetis, namun produk dari kulit asli memiliki keunikan tersendiri yang terkesan eksklusif bagi para konsumen. Ini membuatan ancaman keberadaan produk pengganti dirasa berpengaruh lemah terhadap keberlangsungan industri kulit Manding, dengan skor 2.00. E. Tingkat Rivalitas di antara Para Pesaing yang Ada. Persaingan disini terjadi karena satu atau lebih pesaing merasakan adanya tekanan atau melihat peluang untuk memperbaiki posisi di industri dan sering disebabkan oleh harga, inovasi produk dan tindakan lain untuk mencapai diferensiasi produk. Bagi kebanyakan industri, penentuan utama seluruh persaingan serta tingkat profitabilitas secara umum adalah persaingan antara perusahaan dalam industri. Beberapa faktor utama yang menentukan sifat dan intensitas persaingan diantara perusahaan-perusahaan adalah : a. Jumlah Kompetitor: jumlah pesaing yang berbisnis di industri kulit cukup banyak, banyak sentra industri kulit antara lain di Garut, Mojokerto, Tanggulangin, dan Cibaduyut, serta masih banyak lagi pemain industri kulit berbagai berskala, maka tingkat rivalitas di antara para pesaing yang ada pada faktor jumlah kompetitor berpengaruh sangat kuat terhadap keberlangsungan industri kulit di Manding, dengan skor 4.00. b. Tingkat Pertumbuhan Industri: tingkat pertumbuhan industri kulit dinilai cukup cepat oleh para pakar, perusahaan kulit berskala besar melakukan ekspansi dan terjadi perebutan pangsa pasar. Ini cukup mengancam keberlangsungan industri kulit di Manding, maka tingkat rivalitas di antara para pesaing yang ada pada faktor tingkat pertumbuhan industri cukup berpengaruh terhadap keberlangsungan industri kulit di Manding, dengan skor 3.00. c. Biaya tetap yang besar: biaya tetap yang harus dikeluarkan oleh perusahaan relatif rendah, karena biaya tiap unit produk sangat dipengaruhi oleh harga bahan baku yang merupakan biaya variabel. Bila biaya tetap yang dikeluarkan tinggi maka akan menciptakan tekanan yang berat terhadap semua perusahaan untuk mengisi kapasitas yang dapat menurunkan harga saat terjadi kapasitas berlebih dan sebaliknya bila biaya tetap kecil maka tekanan yang dialami perusahaan tidak terlalu berat. Namun demikian, tingkat rivalitas di antara para pesaing yang ada pada faktor biaya tetap yang besar tetap berpengaruh terhadap keberlangsungan industri kulit di Manding, dengan skor 2.56. Persaingan industri kulit sejenis dirasa sangat kuat, industri kulit Manding bersaing dengan industri kulit Cibaduyut, Mojokerto, Tanggulangin, dan Garut memperebutkan segmen pasar yang sama. Secara mutu dan harga produk Manding cukup bersaing, hanya saja model produk kurang bervariasi, promosi sangat minim dan jaringan kerjasama pemasaran yang sempit. Penilaian persaingan industri kulit oleh pakar dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16 Penilaian persaingan industri kulit. Cibaduyut Mojokerto Tanggulangin Garut Manding Mutu 4 4 4 4 4 Harga 3 4 4 3 4 Variasi 4 4 4 3 3 Promosi 4 3 4 3 2 Jaringan pemasaran 4 4 4 4 2 Evaluasi Faktor Eksternal EFE Hasil identifikasi faktor eksternal perusahaan dikelompokkan menjadi dua yaitu peluang opportunities dan ancaman threat. Menurut David 2009, Peluang merupakan suatu kondisi yang berada di luar perusahaan yang dapat dimanfaatkan perusahaan dengan sebaik-baiknya untuk menjadi sesuatu yang menguntungkan bagi perusahaan, sedangkan ancaman merupakan suatu kondisi yang berada di luar perusahaan yang harus dihindari perusahaan karena secara langsung ataupun tidak langsung bisa merugikan perusahaan. Perusahaan tidak mempunyai kontrol langsung terhadap faktor faktor eksternal ini. Oleh karena itu, perusahaan harus bisa memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman yang ada. Daftar peluang dan ancaman perusahaan diperoleh dengan meringkas kuesioner dan kemudian ditimbang selama diskusi dalam pertemuan, serta mengacu pada literatur. Dari hasil analisis faktor eksternal tersebut diperoleh tujuh peluang dan tujuh ancaman yang dihadapi perusahaan, sebagai berikut: Peluang: O1 : Ketersediaan kredit bagi IKM Kebijakan pemerintah untuk mendukung perkembangan IKM terbukti dengan disediakannya kredit bagi IKM dan kebijakan tentang pengembangan IKM. Secara umum, baru sebagian kecil usaha kecil yang memiliki akses terhadap pelayanan bank-bank formal. Dalam struktur pengambilan kebijakan lembaga perbankan memiliki pengaruh yang kuat khususnya dalam hal kebijakan industri termasuk industri kecil dan perdagangan. Lembaga keuanganbank dapat diharapkan mendukung usaha kecil melalui penyediaan dana kredit Hubeis 1997. Dewasa ini, pemerintah menyediakan kredit bagi IKM untuk pendanaaan usaha, kredit yang disediakan merupakan dana bergulir, jadi sangat memudahkan bagi IKM untuk mengembalikan kredit tersebut. Lembaga keuangan seperti BRI juga menyediakan paket kredit bagi IKM. Industri kulit di Manding mayoritas berskala mikro dan kecil sehingga kebijakan ini merupakan peluang yang sangat bagus untuk untuk meminimalkan kelemahan industri kulit di Manding dalam hal keterbatasan modal. O2 : Dukungan Pemerintah Kementerian Perindustrian, ATK, BBPPK Pemerintah daerah dengan dukungan staf dan anggaran yang dikuasainya, Pemerintah memiliki potensi sekaligus kapasitas yang besar untuk menjangkau kelompok sasaran yang luas hingga kepelosok-pelosok desa yang terpencil sekalipun Hubeis, 1997. Kebijakan pemerintah terhadap suatu usaha atau aktor ekonomi lain seperti perkreditan, perpajakan, perijinan, kemitraan, perundangundangan, kebijakan mengenai perkembangan teknologi serta kebijakan mengenai perdagangan dapat berdampak pada kegiatan usaha UKM Sjaifudian, 1997. Kebijakan yang mendukung pengembangan industri kulit Manding diantaranya adalah pemberian bantuan pembangunan fasilitas umum seperti gapura selamat datang, parkiran umum, ATM center, pemberian bantuan peraatan produksi, pengadaan pameran untuk ajang promosi, pendanaan kegiatan penelitian yang berkaitan dengan pengembangan industri kulit di bantul yang dilakukan melalui BBKKP dan ATK, memberi keleluasaan bagi industri kulit di Manding dalam memasarkan produknya, mengadakan pelatihan dan pendampingan, serta memberikan informasi paket teknologi. O3 : Jumlah penduduk Bantul khususnya dan Indonesia umumnya meningkat Jumlah penduduk Indonesia yang besar merupakan peluang bagi peningkatan konsumsi produk dan nantinya akan meningkatan volume penjualan perusahaan Hakimi 2007. Jumlah penduduk Indonesia yang besar pada umumnya, dan jumlah penduduk Bantul pada khususnya merupakan peluang bagi peningkatan kebutuhan produk industri kulit dan nantinya akan meningkatan volume penjualan perusahaan. Tercatat dalam laporan badan statistic Kabupaten Bantul yang berjudul “Bantul dalam Angka” bahwa penduduk Kabupaten Bantul mengalami peningkatan tiap tahunnya. Tahun 2007, jumlah penduduk Kabupaten Bantul adalah 831.657 jiwa. Tahun 2008, jumlah penduduk Kabupaten Bantul adalah 856.206 jiwa. Tahun 2009, jumlah penduduk Kabupaten Bantul adalah 876.172 jiwa. Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Bantul, pada tahun 2010 jumlah penduduk Kabupaten Bantul tercatat sebanyak 910.572 jiwa Pada tahun 2011, Jumlah penduduk Kabupaten Bantul sebanyak 921.263 jiwa. O4 : Kesan produk kulit yang eksotis, elegan, dan eksklusif Faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan adalah kepercayaan, nilai, sikap dan gaya hidup di lingkungan eksternal perusahaan, yang berkembang dari pengaruh kultural, ekologi, demografi, agama, pendidikan dan etnik Pearce dan Robinson, 2004. Produk yang berasal dari kulit asli memiliki nilai tersendiri bagi kosumen, yaitu memiliki kesan eksklusif, elegan dan eksotis yang sangat digemari wisatawan manca negara dan pelanggan dalam negeri yang jumlahnya tidak sedikit. Peluang inilah yang mampu membuat konsumen loyal terhadap produk yang berasal dari kulit asli, meskipun harganya jauh lebih tinggi dari pada produk dari kulit sintetis. Ini juga diakui oleh para pakar dan konsumen dari hasil penyebaran kuesioner. O5 : Teknologi informasi Informasi adalah sumber daya pendukung yang vital bagi kegiatan suatu usaha. Tidak hanya informasi tentang pasar, pasokan, produksi dan teknologi tapi juga tentang pasar produk yang ditawarkan. Ketimpangan informasi bagi UKM perlu dibenahi dengan memberikan porsi yang lebih seimbang dibandingkan dengan usaha besar. Penyediaan pusat informasi yang mudah dijangkau dengan informasi aktual merupakan sumber daya yang penting bagi pengembangan UKM Hubeis 1997. Untuk tetap bertahan dan unggul dalam persaingan pasar, perusahaan perlu memberikan perhatian dan mampu memperoleh keunggulan dari peluang teknologis untuk mendukung strategi bisnis serta meningkatkan operasi dan layanannya. Dalam hal ini, keberhasilan organisasi atau perusahaan sebagian ditentukan oleh daya tanggap dan adaptasi terhadap inovasi teknologi Higa, 1997. Kemajuan teknologi yang pesat seperti teknologi informasi dan produksi dapat membuat kegiatan perusahaan menjadi lebih efektif. Penggunaan teknologi modern membuat perusahaan dapat dengan mudah memperoleh berbagai informasi, berkomunikasi dan dapat mengefektifkan kegiatan manajemen produksi. Teknologi informasi juga merupakan media yang murah dan efektif untuk kegiatan promosi dan jual beli online. O6 : Produk kulit pari yang sedang digemari Faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan adalah kepercayaan, nilai, sikap dan gaya hidup di lingkungan eksternal perusahaan, yang berkembang dari pengaruh kultural, ekologi, demografi, agama, pendidikan dan etnik Pearce dan Robinson, 2004. Hasil interview dengan para pakar industri kulit menyatakan bahwa saat ini produk yang berasal dari kulit ikan pari sedang digemari oleh pecinta produk kulit, ini juga dinyatakan oleh para konsumen. Motif dan tekstur kulit ikan pari yang unik menjadi daya tarik tersendiri, butiran sisik punggung yang bulat seperti mutiara terlihat sangat elegan. Meskipun harganya jauh lebih mahal dari produk kulit sapi, namun peminat produk kulit ikan pari tidak sensitif terhadap harga karena berasal dari segmen ekonomi atas. Ini menjadi peluang yang sangat baik bagi industri kulit Manding untuk mengembangkan berbagai produk dari kulit ikan pari. O7 : Produk sepatu, jaket dan tas merupakan kebutuhan pokok Kebututuhan pokok manusia meliputi sandang atau pakaian; pangan atau makanan; dan papan atau tempat tinggal. Produk yang dihasilkan oleh industri kulit di Manding berupa sepatu, sandal, jaket, tas, dompet, sabuk atau produk fungsional lainnya yang merupakan kebutuhan pokok manusia. Ini menjadi peluang bagi industri kulit Manding untuk meningkatan volume penjualan perusahaan. Ancaman : T1 : Kenaikan harga BBM Tindakan politik yang dirancang untuk melindungi dan memberikan manfaat bagi perusahaan meliputi undang-undang paten, subsidi pemerintah dan hibah dana riset produk. Sedangkan kendala politik dikenakan atas perusahaan melalui keputusan tentang perdagangan yang adil, program perpajakan, ketentuan upah minimum, kebijakan tentang polusi dan penetapan harga, undang-undang perlindungan pekerja, konsumen dan lingkungan Pearce dan Robinson, 2004. Ancaman kenaikan harga bahan bakar minyak akan memacu peningkatan semua biaya yang dibutuhkan untuk operasional industri, tidak terkecuali pada industri kulit di Manding. Kenaikan biaya mulai dari bahan baku, bahan pembantu, peralatan, transportasi, hingga tuntutan kenaikan honor tenaga kerja. Rencana pemerintah untuk meningkatkan harga BBM di tahun 2012 menjadi ancaman yang cukup kuat berpengaruh terhadap kondisi industri kulit di Manding. T2 : Mudahnya pendatang baru masuk Menurut Porter 1997, kekuatan bersaing pada lingkungan industri bergantung pada lima faktor yaitu ancaman masuknya pendatang baru, ancaman terhadap produk substitusi, kekuatan tawar menawar pemasok, kekuatan tawar menawar pembeli dan intensitas persaingan dalam industri. Pendatang baru dalam suatu industri dapat membahayakan perusahaan-perusahaan yang ada karena pendatang baru akan membawa kapasitas baru, keinginan untuk merebut pasar serta seringkali juga sumberdaya yang besar. Akibatnya harga dapat menjadi turun atau biaya membengkak sehingga mengurangi kemampulabaan Umar, 2005. Mudahnya pemain baru masuk dalam bisnis industri kulit terlihat dari cukup tingginya bobot ancaman pendatang baru pada analisis lingkungan industri yang dilakukan. Kebutuhan modal yang tidak terlalu besar, tidak adanya peraturan pemerintah yang menyulitkan, serta tidak adanya penolakan terhadap pendatang baru dari industri yang sudah ada merupakan kemudahan yang terbentuk. Pendatang baru pada suatu industri ada kemungkinan memiliki kemampuan produksi yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang sudah ada sebab dari pendatang baru tersebut tentunya ada keinginan untuk merebut pasar serta sering kali mempunyai sumberdaya yang lebih besar. Ini menjadi ancaman bagi industri kulit di Manding, jika banyak pedatang baru maka persaingan akan semakin ketat. T3 : Keberadaan perusahaan sejenis berbagai skala Menurut Porter 1997, kekuatan bersaing pada lingkungan industri bergantung pada lima faktor yaitu ancaman masuknya pendatang baru, ancaman terhadap produk substitusi, kekuatan tawar menawar pemasok, kekuatan tawar menawar pembeli dan intensitas persaingan dalam industri sejenis. Persaingan disini terjadi karena satu atau lebih pesaing merasakan adanya tekanan atau melihat peluang untuk memperbaiki posisi dan sering disebabkan oleh harga, inovasi produk dan tindakan lain untuk mencapai diferensiasi produk. Bagi kebanyakan industri, penentuan utama seluruh persaingan serta tingkat profitabilitas secara umum adalah persaingan antara perusahaan dalam industri Umar 2005. Banyaknya perusahaan industri kulit yang berkembang saat ini mengakibatkan semakin besarnya pesaing perusahaan. Banyaknya perusahaan industri kulit sejenis di Garut, Cibaduyut, Mojokerto, Tanggulangin dan daerah lain, membuat persaingan industri kulit menjadi lebih tinggi untuk kedepannya. T4 : Adanya produk substitusi Menurut Porter 1997, kekuatan bersaing pada lingkungan industri bergantung pada lima faktor yaitu ancaman masuknya pendatang baru, ancaman terhadap produk substitusi, kekuatan tawar menawar pemasok, kekuatan tawar menawar pembeli dan intensitas persaingan dalam industri. Tersedianya produk- produk pengganti merupakan faktor utama yang mempengaruhi keinginan konsumen dan akan membangkitkan persaingan dengan perusahaan yang sudah ada Umar 2005. Adanya produk substitusi yang memiliki fungsi yang sama seperti sepatu karet, tas anyam, jaket katun, dan produk kulit sintetis, memungkinkan orang untuk menggunakan produk substitusi tersebut sebagai pengganti produk kulit dari industri kulit di Manding. T5 : Bahan baku impor lebih bermutu Menurut Pearce dan Robinson 2004, kegiatan produksi-operasi perusahaan dapat dilihat dari efisiensi, efektivitas dan produktivitas. Berdasarkan ketiga hal tersebut faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah biaya dan ketersediaan bahan baku, hubungan dengan pemasok, sistem pengendalian persediaan, lokasi fasilitas, pemanfaatan teknologi, pengendalian mutu, riset dan pengembangan. Menurut salah seorang pakar dari ATK, menyampaikan bahwa kulitas kulit samak impor lebih bermutu dari pada kulit samak lokal, mutu ini dilihat dari ukuran luasan kulit samak dan penampakan permukaan kulit samak yang utuh tidak rusak atau berlobang. Harga kulit samak impor tentunya lebih mahal dari pada kulit samak lokal, ini akan mengancam keberlangsungan pengrajin dengan modal kecil, karena tidak mampu bersaing dalam penyediaan produk dengan mutu bahan baku terbaik yang berasal dari kulit impor. T6 : Kulit imitasi semakin menyerupai kulit asli Tersedianya produk-produk pengganti merupakan faktor utama yang mempengaruhi keinginan konsumen dan akan membangkitkan persaingan dengan perusahaan yang sudah ada Umar 2005. Sama halnya dengan produk substitusi, produk kulit imitasi juga akan mempengaruhi keinginan konsumen untuk beralih keproduk yang lebih murah dari produk kulit asli. Kulit imitasi yang semakin menyerupai kulit samak asli juga mengancam kelangsungan industri kulit Manding. Pelaku industri kulit di Manding tetap menjaga kepercayaan konsumen dengan memberikan produk kulit asli, namun keberadaan kulit imitasi tentunya dapat memberikan harga yang lebih rendah dengan penampakan yang hampir sama. Ini akan mempengaruhi keputuan konsumen dengan daya beli terbatas, untuk memilih produk kulit imitasi. T7 : Bahan baku relatif mahal Meningkatkan harga dan mengurangi mutu produk yang dijual adalah cara potensial yang dapat digunakan pemasok untuk mendapatkan kekuatan terhadap perusahaan-perusahaan yang bersaing dalam suatu industri. Apabila perusahaan tidak dapat menutup peningkatan biaya yang terjadi melalui struktur harganya, maka kemampulabaannya akan berkurang akibat tindakan pemasok Umar 2005. Harga bahan baku yang dirasa mahal dikeluhkan oleh 15,6 pengrajin Manding. Ini pasti disebabkan karena keterbatasan modal yang dimiliki industri kulit di Manding. Salah seorang pengrajin bercerita bahwa harga 1 feet kulit samak berkisar antara Rp15.000 sampai Rp 25.000, untuk menghasilkan jaket berukuran XL membutuhkan sekitar 34 feet, sehingga harga jual jaket kulit cukup mahal, dan hanya konsumen yang berdaya beli tinggi yang berminat untuk membeli. Hasil pengidentifikasian faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi strategi bersaing perusahaan, selanjutnya dievaluasi respon perusahaan terhadap masing- masing faktor sehingga diketahui seberapa besar respon perusahaan terhadap faktor- faktor strategis eksternal tersebut. Teknik penentuan respon yang dilakukan adalah dengan cara pemberian bobot dan per-rangking-an serta menyusun matriks External Factor Evaluation EFE. Pemberian bobot pada setiap faktor dari 0,0 tidak penting sampai 1,0 paling penting. Bobot itu mengindikasikan signifikasi relatif dari suatu faktor terhadap keberhasilan perusahaan. Jumlah seluruh bobot harus sama dengan 1. Untuk mempermudah penilaian, pembobotan dilakukan dengan metode pairwise comparison atau perbandingan berpasangan, yaitu membandingakan setiap faktor yang akan diberi penilaian, dimana nilai 1 menunjukan faktor baris tidak lebih penting dari faktor kolom, nilai 2 menunjukan faktor baris sama penting dengan faktor kolom, dan nilai 3 menunjukan faktor baris lebih penting dari faktor kolom David, 2009. Pemberian peringkat 1 sampai 4 pada faktor peluang didasarkan kepada kemampuan perusahaan dalam meraih peluang yang ada, peringkat empat untuk kemampuan yang sangat baik, peringkat tiga untuk kemampuan baik, peringkat dua untuk kemampuan sedang, dan peringkat satu untuk kemampuan yang tidak baik. Sedangkan pemberian peringkat pada faktor ancaman didasarkan pada besarnya ancaman dalam mempengaruhi keadaan perusahaan. Peringkat empat diberikan jika faktor ancaman tidak memberikan pengaruh terhadap perusahaan, peringkat tiga jika faktor ancaman memberikan pengaruh biasa terhadap perusahaan, peringkat dua jika faktor ancaman kuat mempengaruhi perusahaan, sedangkan peringkat satu jika faktor ancaman sangat kuat mempengaruhi perusahaan. Peringkat berbasis perusahaan, sementara bobot berbasis industri. Kemudian bobot skor diperoleh dengan mengkalikan bobot dengan peringkat. Jumlahkan skor bobot untuk memperoleh total skor bobot. Nilai total skor bobot menunjukkan kekuatan eksternal perusahaan. Skor bobot tertinggi adalah 4, terendah adalah 1, dan rata-rata skor bobot 2,5. Total skor sebesar empat mengindikasikan bahwa perusahaan mampu merespon dengan sangat baik peluang dan ancaman yang ada, dengan kata lain perusahaan mampu menarik keuntungan dari peluang dan meminimakan pengaruh negative dari ancaman eksternal. Skor 2,5 mencirikan perusahaan belum cukup mampu memanfaatkan peluang dan meminimalkan ancamam lingkungan eksternal David, 2009. Hasil internal faktor evaluasi pada industri kulit di Manding terlihat pada Tabel 17. Tabel 17 Hasil Evaluasi Faktor Eksternal perusahaan EFE Faktor Eksternal Utama Bobot Peringkat Skor Bobot Peluang A. Ketersediaan kredit bagi IKM 0.063 1.75 0.109 B. Dukungan pemerintah 0.095 2.75 0.263 C. Jumlah penduduk meningkat 0.044 2.75 0.121 D. Kesan produk kulit yang eksotis, elegan, eksklusif 0.080 3.50 0.279 E. Teknologi informasi 0.055 1.75 0.096 F. Produk kulit pari yang sedang digemari 0.076 3.00 0.227 G. Sepatu, jaket, tas merupakan kebutuhan pokok 0.058 3.00 0.173 Ancaman H. Kenaikan harga BBM 0.099 1.75 0.173 I. Mudahnya pemain baru masuk 0.045 3.00 0.134 J. Keberadaan perusahaan sejenis berbagai skala 0.096 2.00 0.192 K. Adanya produk substitusi 0.067 2.50 0.167 L. Bahan baku impor lebih bermutu 0.060 2.25 0.136 M. Kulit imitasi semakin menyerupai kulit asli 0.065 2.25 0.145 N. Bahan baku relatif mahal 0.099 1.50 0.148 Total bobot skor 2,363 Hasil evaluasi faktor eksternal EFE bernilai 2.363 ini menunjukkan bahwa industri kulit di Manding belum cukup mampu memanfaatkan peluang dan meminimalkan ancamam lingkungan eksternal. Tiga faktor peluang yang memiliki skor bobot tertinggi secara berurutan adalah kesan produk kulit yang eksotis, elegan, dan eksklusif 0.279, Dukungan pemerintah Kementerian Perindustrian, ATK, BBPPK 0.263, serta Produk kulit pari yang sedang digemari 0.227. Tiga faktor utama faktor ancaman yang memiliki skor bobot yang paling besar adalah keberadaan perusahaan sejenis berbagai skala 0.192; kenaikan harga BBM 0.173; serta produk substitusi 0.167. Hasil penilaian peluang dan ancaman oleh masing-masing pakar dapat dilihat pada lampiran 2. Kesan produk kulit yang eksotis, elegan, dan eksklusif dibenak konsumen menjadi peluang yang cukup dimanfaatkan oleh industri kulit Manding, memberikan harga jual yang cukup tinggi untuk produk kulit asli dibandingkan dengan produk dari vinil, karena harga jual tersebut mencerminkan bahan baku yang bermutu. Dukungan pemerintah melalui Kementerian Peridustrian, Akademi Teknologi Kulit, dan Balai Besar Kulit Karet dan Plastik, berupa pemberian bantuan pembangunan fasilitas umum seperti gapura selamat datang, parkiran umum, ATM center, pemberian bantuan peraatan produksi, pengadaan pameran untuk ajang promosi, pendanaan kegiatan penelitian yang berkaitan dengan pengembangan industri kulit di bantul,memberi keleluasaan bagi industri kulit di Manding dalam memasarkan produknya, mengadakan pelatihan dan pendampingan, serta memberikan informasi paket teknologi telah mampu dimanfaatkan para pengrajin Manding meskipun belum maksimal. Produk kulit pari yang sedang digemari sudah ditangkap oleh pengrajin Manding, dengan cara menjual produk tersebut meski masih dalam jumlah yang sangat sedikit, ini disebabkan karena keterbatasan modal, peralatan dan keahlian. Bahan baku kulit ikan pari harganya mahal, dalam memproduksi juga memerlukan peralatan dan keahlian yang cukup berbeda dengan kulit samak lainnya, karena sisik kulit ikan pari cukup keras dan memerlukan perlakuan khusus agar terlihat elegan. Faktor kelemahan yang memiliki skor bobot yang rendah adalah kondisi yang memudahkan pemain baru dalam bisnis industri kulit masuk di wilayah Manding. Kemudahan itu terlihat dari kebutuhan modal yang tidak terlalu besar, tidak adanya peraturan pemerintah yang menyulitkan, serta tidak adanya penolakan terhadap pendatang baru dari industri yang sudah ada. Ini menjadi ancaman bagi industri kulit di Manding, jika banyak pedatang baru maka persaingan akan semakin ketat. Bahan baku impor yang lebih bermutu serta kulit imitasi semakin menyerupai kulit asli merupakan ancaman yang tidak mudah diatasi oleh pengrajin industri kulit Manding. Usaha untuk meminimalkan ancaman tersebut sebatas mengkombinasikan kulit bermutu baik dan sedang dalam memproduksi produk, sehingga dapat menekan biaya tiap unitnya, namun pengkombinasian ini tetap mengutamakan mutu produk.

4.4. Perumusan Strategi Matriks Internal-Eksternal IE

Matriks EFE dan matriks IFE yang telah memiliki skor terbobot lengkap kemudian digabung dalam Matriks Eksternal dan Internal yang menunjukkan posisi kekuatan dan keberhasilan strategi yang sudah dijalankan oleh perusahaan dengan melihat pada letak skor pada kuadran-kuadran dalam matriks Internal- Eksternal. Matriks IE untuk industri kulit di Manding pada sumbu horizontal menunjukkan skor total dari matriks IFE sebesar 2.668 sedangkan sumbu vertikal menunjukkan skor total dari matriks EFE sebesar 2.363. Masing-masing total skor pada matriks IFE dan EFE dipetakan dalam matriks IE, sehingga menempatkan industri kulit di Manding pada posisi kuadran V dengan koordinat 2.668; 2.363. Posisi sel ini menunjukkan industri kulit di Manding dapat ditangani dengan baik melalui strategi menjaga dan mempertahankan. Hal yang harus dijaga dan dipertahankan adalah kekuatan internal perusahaan serta kemampuan dalam memanfaatkan peluang yang ada. Adapun strategi yang dapat dikembangkan oleh perusahaan pada posisi ini adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Posisi eksternal yang berada pada kinerja sedang menunjukkan bahwa faktor peluang dan ancaman mendapat respon perusahaan dengan intensitas yang sedang terhadap perkembangan perusahaan yang akan datang. Besarnya pengaruh peluang yang mungkin dicapai perusahaan dalam pengembangan pasar yang akan datang relatif sama dengan ancaman yang menjadi faktor penghambat perkembangan perusahaan. Adanya peluang yang dimanfaatkan dan acaman yang mungkin dikelola, akan meningkatkan daya saing perusahaan untuk menghadapi persaingan pasar. Kedinamisan pasar yang dihadapi dan lingkungan eksternal yang terus berubah, menyebabkan perusahaan harus menciptakan strategi tumbuh dan berkembang dengan mengelola peluang dan ancaman yang ada. Matrik IE terlihat pada Tabel 18.Posisi internal yang berada pada kinerja sedang menunjukkan bahwa faktor kekuatan cukup dapat ditonjolkan, dan faktor kelemaan cukup dapat ditekan untuk menghadapi perkembangan perusahaan yang akan datang. Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat seharusnya perusahaan mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki, serta mengelola kelemahan- kelemahan yang ada agar dapat medukung pertumbuhan dan pengembangan perusahaan. Kelemahan utama yang harus diatasi dan mempengaruhi perkembangan perusahaan adalah lemahnya promosi, tidak adanya merk dagang produk serta rendahnya inovasi desain produk. Tabel 18 Matriks Internal-Eksternal IE industri kulit di Manding S kor b obot t otal EF E Skor bobot total IFE Kuat 3.0-4.0 Sedang 2.0-2.99 Lemah 1.0-1.99 Tinggi 3.0-4.0 I Tumbuh dan Bina Grow and Build II Tumbuh dan Bina Grow and Build III Pertahankan dan Pelihara Hold and maintain Sedang 2.0- 2.99 IV Tumbuh dan Bina Grow and Build V Pertahankan dan Pelihara Hold and maintain VI Panen dan Lepas Harvest and divest Rendah 1.0- 1.99 VII Pertahankan dan Pelihara Hold and maintain VIII Panen dan Lepas Harvest and divest IX Panen dan Lepas Harvest and divest Analisis SWOT Langkah yang ditempuh setelah melakukan evaluasi faktor eksternal dan internal adalah membuat suatu matriks yang menggabungkan faktor eksternal dan internal ke dalam suatu matriks yang dikenal dengan nama matriks SWOT. Matriks SWOT mengembangkan empat alternatif strategi berdasarkan kekuatan strength, kelemahan weakness, peluang opportunity dan ancaman threat bagi perusahaan. Keempat alternatif strategi tersebut antara lain adalah strategi SO strength- opportunity, strategi WO weakness-opportunity, strategi ST strength-threat dan strategi WT weakness-threat. Dari matrik SWOT akan tergambar secara jelas bagaimana perusahaan memanfaatkan peluang serta mengendalikan ancaman dari eksternal dengan memberdayakan kekuatan yang dimiliki serta meminimalisir kelemahannya. Tujuan dibuatnya matriks SWOT adalah mengumpulkan sebanyak mungkin tindakan- tindakan atau strategi yang memungkinkan untuk digunakan oleh perusahaan. Pemilihan strategi utama dari matriks SWOT ini disesuaikan dengan posisi perusahaan dan bersifat melengkapi analisis matriks Internal- Eksternal IE yang telah dilakukan sebelumnya, sebagaimana terlihat pada Tabel 18. Hasil analisis matriks SWOT diperoleh sebelas strategi yang layak dipertimbangkan oleh industri kulit di Manding untuk dilakukan dalam rangka memanfaatkan peluang yang ada dengan kekuatan yang dimiliki serta memperbaiki kelemahan untuk mengantisipasi ancaman dari eksternal. Strategi yang dihasilkan matrik SWOT adalah: 1. SO1: Menjalin kerjasama dengan travel agen pariwisata 2. SO2: Melakukan pemasaran berbasis internet. 3. SO3: Pengembangan produk kulit ikan pari yang sedang digemari masyarakat. 4. WO1: Mendirikan showroom milik bersama serta menambahan fasilitas umum. 5. WO2: Pemberian informasi produk dan merk dagang. 6. WO3: Kementerian Perindustrian dan ATK memberian pelatihan, pendampingan, dan pengawasan yang rutin. 7. WO4: Mengoptimalkan fungsi paguyuban pengrajin. 8. ST1: Mengetatkan persyaratan pendirian showroom produk kulit di wilayah Manding. 9. ST2: Tetap menjaga mutu produk dengan harga bersaing. 10. WT1: Memproduksi produk kulit yang unik dan dalam jumlah terbatas. 11. WT2: BBKKP dan ATK mengembangkan teknologi penyamakan kulit. Tabel 19 menjelaskan perumusan strategi industri kulit Manding dengan matrik SWOT. Tabel 19 Perumusan strategi industri kulit Manding dengan matrik SWOT IFE EFE KEKUATAN S S1 : Lokasi usaha yang strategis S2 : Nama besar Manding, Desa wisata S3 : Terjaminnya ketersediaan bahan baku S4 : Mutu produk memuaskan S5 : Suasana kekeluargaan dalam bisnis S6 : Harga produk lebih murah S7 : Produk unik sesuai pesanan KELEMAHAN W W1 : Jaringan kerjasama terbatas W2 : promosi kurang agresif, W3 : Inovasi Desain produk rendah W4 : Tidak ada merk dagang W5 : Keterbatasan modal, sarana prasarana W6 : Permasalahan Showroom W7 : Tingkat pendidikan rendah PELUANG O O1 : Ketersediaan kredit bagi IKM O2 : Dukungan Pemerintah Kementerian Perindustrian, ATK, BBPPK O3 : Peningkatan jumlah penduduk O4 : Kesan eksotis, elegan, eksklusif produk kulit O5 : Teknologi informasi O6 : Produk kulit pari yang sedang digemari O7 : Sepatu, jaket dan tas merupakan kebutuhan pokok STRATEGI SO SO1 : Menjalin kerjasama dengan travel agen pariwisata .S1; S2; O2 SO2 : Melakukan pemasaran berbasis internet. S2; S4; S6; S7; O2; O4; O5 SO3 : Pengembangan produk kulit ikan pari yang sedang digemari masyarakat S3; O1; O6 STRATEGI WO WO1 : Mendirikan showroom milik bersama serta menambahan area parkir dan fasilitas umum. W5; W6; O1; O2 WO2 : Pemberian nformasi produk dan merk dagang. W1;W2;W4;W6;O4;O5 WO3 : Kementerian Perindustrian dan ATK memberian pelatihan, pendampingan, dan pengawasan yang rutin. W2; W3; W7; O2; O5; O6 WO4 : Mengoptimalkan fungsi paguyuban pengrajin. W1; W2; W5; O1; O2 ANCAMAN T T1 : Kenaikan harga BBM T2 : Mudahnya pemain baru masuk T3 : Keberadaan perusahaan sejenis T4 : Adanya produk substitusi T5 : Bahan baku impor lebih bermutu T6 : Kulit imitasi semakin menyerupai kulit asli T7 : Bahan baku relatif mahal STRATEGI ST ST1 : Mengetatkan persyaratan pendirian showroom produk kulit di wilayah manding. S1; S2; T2 ST2 : Tetap menjaga mutu produk dengan harga bersaing. S4; T3; T4 STRATEGI WT WT1 : Memproduksi produk kulit yang unik dan dalam jumlah terbatas. W3; W5; T3; T4 WT2 : BBKKP dan ATK mengembangkan teknologi penyamakan kulit dalam negeri. W5; T5; T7 Keterangan : Si;Oi, Wi;Oi, Si;Ti dan Wi;Ti menunjukkan kombinasi lingkungan eksternal dengan internal dalam menghasilkan strategi, 1 = 1,2, ...n.

1. Strategi SO Strengths

– Opportunities: Merupakan alternatif strategi agresif yang dihasilkan dari penggunaan seluruh kekuatan untuk memanfaatkan peluang, yakni : a. SO1: Menjalin kerjasama dengan pihak travel agen pariwisata S1; S2; O2. Permasalahan serius yang sedang dihadapi para pelaku industri kulit Manding adalah masalah pemasaran. Sebuah industri harus memiliki jaringan kerjasama yang kuat agar wilayah pemasaran luas. Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah dengan bantuan dinas pariwisata, melakukan kerjasama dengan travel agen pariwisata agar mencantumkan Manding sebagai salah satu objek wisata Desa wisata serta pusat belanja produk kulit yang ternama, dengan memanfaatakan lokasi Manding yang strategis yaitu memotong jalur pantai parang tritis dan kota Yogyakarta. b. SO2: Melakukan pemasaran berbasis internet S2; S4; S6; S7; O2; O4; O5. Permasalahan pemasaran yang sangat dirasakan melalui penurunan jumlah penjualan yang dialami oleh industri kulit di Manding, juga disebabkan oleh lemahnya kegiatan promosi. Strategi yang diusulkan Melakukan pemasaran berbasis internet. Aplikasi dapat berupa pembuatan website, bergabung dalam forum jual beli seperti jualbeli.com, berniaga.com dan kaskus.com, maupun penggunaan media sosial seperti facebookdan twitter sebagai sarana promosi dan transaksi online. Disediakan katalog produk beserta harganya, menggunakan Bahasa Indonesia dan Inggris, untuk membidik konsumen lokal dan manca, pada konsumen kelas menengah keatas dengan menonjolkan kesan eksotis, elegan, dan eksklusif dari produk kulit; Desa wisata pengrajin kulit; informasi berbagai produk kulit bermutu yang ditawarkan dengan harga bersaing. Serta penawaran layanan pesan produk sesuai keinginan konsumen, yang mana semua dapat nikmati secara online. Strategi ini dinilai dapat mengatasi permasalahan promosi dan penjualan. Pembuatan website, ID forum jual beli dan media sosial dapat meminta bantuan dinas perindustrian dan ATK, sedangkan untuk pembuatan Desain website dapat meminta bantuan ISI Yogyakarta. c. SO3: Pengembangan produk kulit ikan pari yang sedang digemari masyarakat S3; O1; O6. Perusahaan yang mampu bertahan dalam persaingan yang ketat harus pintar membaca dan mengambil peluang bisnis. Saat ini produk kulit dari ikan pari sedang diminati, maka strategi yang dapat diterapkan industri kulit di Manding adalah pengembangan produk kulit ikan pari yang sedang digemari masyarakat, dengan memanfaatkan supplier bahan baku yang dapat diandalkan, dan memanfaatkan peluang ketersediaannya kredit bagi IKM untuk keterbatasan modal pembelian bahan baku dan peralatan. Memproduksi produk yang sesuai dengan keinginan konsumen diharapkan mampu mengatasi permasalahan turunan penjualan dan meningkatkan jumlah pendapatan pengrajin kulit di Manding.

2. Strategi WO Weaknesses

– Opportunities : Merupakan alternatif strategi turn around yang dihasilkan dari pemanfaatan peluang yang ada dengan cara mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki, yakni : a. WO1: Mendirikan showroom milik bersama serta menambahan fasilitas umum W5; W6; O1; O2. Showroom merupakan sarana yang cukup efektif bagi pengrajin kulit di Manding untuk penjualan produk, namun yang menjadi permasalahan permasaran masih banyak industri kulit mikro dan kecil di Manding yang belum memiliki showroom, maka strategi yang dapat dilakukan adalah dengan bantuan pemerintah daerah dan pinjaman kredit bagi IKM mendirikan showroom milik bersama bagi pengrajin yang belum memiliki showroom atau letaknnya tidak dijalan utama sehingga kurang terekspos pengunjung, serta menambahan area parkir dan fasilitas umum seperti toilet, tempat bermain anak, tempat makan agar memberi daya tarik dan kenyamanan kepada konsumen. b. WO2: Pemberian informasi produk dan merk dagang W1;W2;W4; W6; O4; O5. Banyak konsumen yang kesulitan menbedakan produk asli buatan pengrajin Manding dengan produk luar Manding. Strategi pemberian merk dagang produk, serta pemberian informasi bagi produk mana saja yang asli buatan pengrajin Manding agar konsumen mengenal ciri khas produk asli Manding merupakan strategi yang dapat dilakukan untuk media promosi dan solusi permasalahan di showroom tentang penjualan produk hasil industri kulit bukan Manding yang dapat merusak image produk Manding yaitu bermutu dengan harga terjangkau. Adanya merk dagang juga dapat memperluas jaringan kerja sama terutama dengan konsumen yang loyal terhadap merk tersebut. c. WO3: Kementerian Perindustrian dan ATK memberian pelatihan, pendampingan, dan pengawasan yang rutin W2; W3; W7; O2; O5; O6. Lemahnya kegiatan promosi dan rendahnya inovasi Desain produk yang dialami oleh industri kulit di Manding disebabkan oleh rendanya tingkat pendidikan, bukan hanya pendidikan formal namun juga non formal atau berupa kursus ketrampilan, maka strategi yang dapat dilakukan oleh pihak pemerintah adalah melalui departemen perindustrian dan ATK, dengan memberian pelatihan, pendampingan, dan pengawasan yang rutin untuk meningkatkan kemampuan pengrajin dalam berinovasi model produk, pencatatan administrasi keuangan yang teratur, pelatihan ketrampilan, contoh nyatannya berupa pelatihan pembuatan produk dari kulit pari yang sedang digemari masyarakat, atau pelatihan penggunaan teknologi informasi sebagai media promosi. Pelatihan ini arus dilakukan secara kontinyu dan dilakukan pendampingan dan pengawasan sampai industri kulit Manding mampu melakukan sendiri. d. WO4: Mengoptimalkan fungsi paguyuban pengrajin Manding W1; W2; W5; O1; O2. Mengoptimalkan fungsi paguyuban pengrajin Manding untuk membina para pengrajin agar aktif mengikuti pelatihan dan acara-acara pameran yang diselenggarakan pemerintah daerah agar memperluas jaringan kerjasama sekaligus sebagai media promosi, serta paguyuban dapat memfasilitasi dan mendampingi pengrajin Manding dalam administrasi peminjaman kredit bagi IKM. Ini untuk menangkap peluang ketersediaan kredit IKM dan menanggulangi permasalahan minimnya promosi dan sempitnya jaringan kerjasama, dan permasalahan minimnya tenaga terampil baik dalam hal produksi, administrasi keuangan maupun kemampuan berinovasi. Pendampingan administrasi dalam pengajuan pinjaman modal akan menangani permasalahan permodalan.

3. Strategi ST Stregths

– Threats : Merupakan alternatif strategi difersifikasi yang dihasilkan dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan dengan cara menghindari ancaman, yaitu : a. ST1: Mengetatkan persyaratan pendirian showroom produk kulit di wilayah Manding S1; S2; T2. Semakin banyak keberadaan industri sejenis maka persaingan untuk memperebutkan pasar akan semakin ketat, untuk menekan pelaku baru masuk strategi yang dapat dilakukan adalah membatasi pendirian showroom produk kulit di wilayah Manding yang kepemilikanya bukan dari pengrajin Manding, serta barang-barang yang ditawarkan bukan berasal dari pengrajin Manding. Ini untuk menekan jumlah pesaing baru yang ingin memanfaatkan nama besar Manding dan lokasi Manding yang strategis. Streatgi ini hanya dapat dilakukan oleh pihak pemerintah daerah Kabupaten Bantul. b. ST2: Tetap menjaga mutu produk dengan harga bersaing S4; T3; T4. Strategi untuk tetap menjaga mutu produk dan dengan memberikan harga yang relatif lebih murah terhadap pesaing, ini akan menekan pemain baru masuk, tetap bisa bersaing dengan pengusaha sejenis, serta memenangkan produk substitusi.

4. Strategi WT Weaknesses

– Threats : Merupakan alternatif strategi defensif bertahan yang dihasilkan dengan cara mengantisipasi atau menghindari ancaman dari eksternal serta meminimalkan kelemahan-kelemahan yang dimiliki, yaitu : a. WT1: Memproduksi produk kulit yang unik dan dalam jumlah terbatas W3; W5; T3; T4. Memproduksi produk kulit yang unik dan dalam jumlah terbatas, sehingga menimbukan kesan eksklusif, sehingga merebut segmen pasar yang berbeda dengan perusahaan besar, serta meminimalkan kekuatan produk substitusi. Produksi dengan jumlah yang tebatas maka pembelian bahan baku kulit samak juga tidak banyak sehingga strategi ini cocok untuk industri yang memiliki modal yang terbatas. Kesan ekslusive dapat diciptakan dengan Desain produk yang jarang ditemukan dipasaran, maka inovasi Desain produk harus ditingkatkan. b. WT2: BBKKP dan ATK mengembangkan teknologi penyamakan kulit dalam negeri W5; T5; T7. Permasalah mengenai tingginya harga bahan baku disebabkan mutu kulit samak impor lebih bagus dibandingkan kulit samak lokal. Maka pemerintah perlu melakukan strategi yaitu melalui BBKKP dan ATK mengembangkan teknologi penyamakan kulit dalam negeri. Startegi yang ditujukan untuk pihak pemerintah dan diluar kendali industri kulit di Manding adalah ST1 mengetatkan persyaratan pendirian showroom produk kulit di wilayah Manding; WO3 pemerintah melalui Kementerian Perindustrian dan ATK memberikan pelatihan, pendampingan, dan pengawasan yang rutin; dan WT2 BBKKP dan ATK mengembangkan teknologi penyamakan kulit dalam negeri, maka untuk selanjutnya strategi ini tidak diukutkan dalam tahap pemilihan prioritas strategi dengan metode QSPM. Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif QSPM Tahap keputusan berfungsi untuk memilih strategi terbaik dari antara strategi yang diimplementasikan di perusahaan, yang diperoleh dengan menggunakan analisis SWOT matriks. Evaluasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan matriks QSPM David 2009. Matrik QSPM dibuat untuk memutuskan dan menentukan strategi terbaik yang dapat direkomendasikan kepada perusahaan. Prioritas strategi yang dihasilkan oleh QSPM merupakan strategi yang diandalkan dan menjadi prioritas untuk menghadapi peluang dan ancaman serta kekuatan dan kelamahan yang dimiliki oleh perusahaan. Hasil akhirnya, strategi yang diusulkan disajikan dalam urutan prioritas. Strategi yang memiliki TAS Total Attractiveness Score terbesar ditunjuk sebagai prioritas pertama dan paling penting di antara strategi lain. Hasil analisis matriks SWOT memberikan beberapa alternatif strategi yang mungkin dilakukan oleh perusahaan berdasarkan pada lingkungan internal dan eksternal perusahaan yang mempengaruhinya. Pada analisis QSPM, alternatif tersebut diprioritaskan berdasarkan tingkat keterkaitan kepada lingkungan internal dan eksternal perusahaan, sehingga alternatif tersebut dapat dilakukan berdasarkan tingkatan prioritas kepentingannya. Tabel QSPM dapat dilihat pada Tabel 20. Pembobotan pada masing-masing faktor internal dan eksternal yang digunakan pada matriks QSPM adalah sama dengan bobot yang digunakan pada matriks IFE dan EFE sebelumnya. Sedangkan penilaian AS Attractiveness Score didapat dari hasil kuisioner terhadap para pakar industri kulit di Bantul. Berdasarkan hasil diskusi dengan pakar, pencocokan permasalahan dengan strategi, serta penilaian melalui QSPM, urutan prioritas strategi yang diusulkan untuk industri kulit di Manding adalah; 1. Melakukan pemasaran berbasis internet, dengan jumlah TAS 9.442. 2. Pemberian informasi produk dan merk dagang, dengan jumlah TAS 8.901. 3. Mengoptimalkan fungsi paguyuban pengrajin Manding, dengan jumlah TAS 7.644. 4. Menjalin kerjasama dengan pihak travel agen pariwisata, dengan jumlah TAS 7.394. 5. Tetap menjaga mutu produk dengan harga bersaing, dengan jumlah TAS 7.304. 6. Memproduksi produk kulit yang unik dan dalam jumlah terbatas, dengan jumlah TAS 7.138. 7. Pengembangan produk kulit ikan pari yang sedang digemari masyarakat, dengan jumlah TAS 7.008. 8. Mendirikan showroom milik bersama serta menambahan fasilitas umum, dengan jumlah TAS 6.325. Tabel 20 Matriks QSPM Faktor Strategis Bobot Alternatif Strategi SO1 SO2 SO3 ST2 WO1 WO2 WO4 WT1 AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS S1 : Lokasi usaha yang strategis 0.064 8 0.511 6 0.383 2 0.128 3 0.192 7 0.447 1 0.064 4 0.255 5 0.319 S2 : Nama besar manding, desa wisata 0.085 8 0.681 7 0.596 1 0.085 2 0.170 6 0.511 3 0.255 4 0.341 5 0.426 S3 : Terjaminnya ketersediaan bahan baku 0.069 1 0.069 3 0.208 6 0.416 8 0.555 2 0.139 7 0.486 5 0.347 4 0.277 S4 : Kualitas produk memuaskan 0.097 2 0.194 5 0.484 6 0.581 8 0.775 1 0.097 7 0.678 4 0.387 3 0.291 S5 : Kental suasana kekeluargaan dalam bisnis 0.036 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 S6 : Harga produk lebih murah 0.058 4 0.234 7 0.409 6 0.350 8 0.467 2 0.117 5 0.292 1 0.058 3 0.175 S7 : Produk unik sesuai pesanan 0.067 2 0.133 6 0.400 7 0.466 5 0.333 1 0.067 8 0.533 3 0.200 4 0.266 W1 : Jaringan kerjasama terbatas 0.099 7 0.692 6 0.593 2 0.198 3 0.297 4 0.396 1 0.099 8 0.791 5 0.495 W2 : promosi kurang agresif, 0.082 7 0.572 6 0.490 3 0.245 1 0.082 4 0.327 2 0.163 8 0.654 5 0.409 W3 : Inovasi desain produk rendah 0.071 2 0.143 6 0.429 7 0.500 5 0.357 1 0.071 8 0.571 3 0.214 4 0.286 W4 : Tidak ada merk dagang 0.043 4 0.170 7 0.298 3 0.128 2 0.085 6 0.255 5 0.213 1 0.043 8 0.341 W5 : Keterbatasan modal, sarana prasarana umum 0.062 2 0.124 3 0.185 4 0.247 1 0.062 6 0.371 5 0.309 8 0.495 7 0.433 W6 : Showroom sedikit milik pengrajin, menjual produk luar manding 0.067 4 0.269 7 0.471 2 0.135 1 0.067 8 0.538 3 0.202 5 0.337 6 0.404 W7 : Tingkat pendidikan rendah 0.100 3 0.299 7 0.697 5 0.498 4 0.398 1 0.100 6 0.598 8 0.797 2 0.199 Tabel 20 Matriks QSPM lanjutan Faktor Strategis Bobot Alternatif Strategi SO1 SO2 SO3 ST2 WO1 WO2 WO4 WT1 AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS O1 : Ketersediaan kredit bagi IKM 0.063 2 0.125 5 0.313 6 0.375 1 0.063 7 0.438 4 0.250 8 0.500 3 0.188 O2 : Dukungan pemerintah 0.095 7 0.668 6 0.573 4 0.382 1 0.095 8 0.764 3 0.286 5 0.477 2 0.191 O3 : Jumlah penduduk meningkat 0.044 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 O4 : Keunikan produk kulit 0.080 3 0.239 5 0.398 7 0.558 6 0.478 2 0.159 8 0.637 1 0.080 4 0.319 O5 : Teknologi informasi 0.055 7 0.385 8 0.440 2 0.110 4 0.220 1 0.055 6 0.330 3 0.165 5 0.275 O6 : Produk kulit pari yang sedang digemari 0.076 3 0.227 4 0.302 7 0.529 6 0.453 2 0.151 8 0.604 1 0.076 5 0.378 O7 : produk sepatu, jaket dan tas merupakan kebutuhan pokok 0.058 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 T1 : Kenaikan harga BBM 0.099 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 T2 : Mudahnya pemain baru masuk 0.045 7 0.313 8 0.357 3 0.134 2 0.089 6 0.268 1 0.045 4 0.179 5 0.223 T3 : Keberadaan perusahaan sejenis 0.096 7 0.673 8 0.769 1 0.096 4 0.385 3 0.288 6 0.577 2 0.192 5 0.481 T4 : Adanya produk substitusi 0.067 5 0.333 4 0.266 2 0.133 7 0.466 6 0.400 8 0.533 3 0.200 1 0.067 T5 : Bahan baku impor lebih berkualitas 0.060 4 0.242 3 0.181 2 0.121 7 0.423 1 0.060 8 0.484 6 0.363 5 0.302 T6 : Kulit imitasi semakin menyerupai kulit asli 0.065 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 T7 : Bahan baku relative mahal 0.099 1 0.099 2 0.198 6 0.593 8 0.791 3 0.297 7 0.692 5 0.495 4 0.396 2.00 100 7.394 129 9.442 94 7.008 97 7.304 88 6.315 120 8.901 100 7.644 100 7.138 Urutan strategi prioritas 4 1 7 5 8 2 3 6 Strategi yang memiliki TAS terbesar ditunjuk sebagai prioritas pertama dan paling penting di antara strategi lain. Peran penting disini mengacu kepada peran dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi David 2009. Berdasarkan nilai TAS QSPM terbesar maka terdapat tiga alternatif strategi prioritas yang relevan untuk dijalankan oleh perusahaan yaitu: melakukan pemasaran berbasis internet; pemberian informasi produk dan merk dagang; dan mengoptimalkan fungsi paguyuban pengrajin Manding. Ketiga strategi tersebut dinilai mampu mengatasi permasalahan utama pengrajin kulit di Manding yaitu permasalahan pemasaran serta permasalahan permodalan, sehingga dengan teratasinya permasalahan utama dinilai mampu meningkatkan daya saing industri kulit di sentra industri kulit Manding. Validitas dan Implementasi Strategi Validasi adalah proses penentuan apakah model, sebagai konseptualisasi atau abstraksi, merupakan representasi berarti dan akurat dari sistem nyata? Hoover dan Perry, 1989. Validasi strategi dalam penelitian ini adalah proses penentuan apakah strategi yang dihasilkan dan terpilih sesuai dengan permintaan para pakar, sebagai responden, untuk mengatasi permasalahan nyata di industri kulit Manding, sehingga dapat meningkatkan daya saingnya. Strategi bersaing yang diterapkan pelaku industri kulit di Manding saat ini adalah: memberikan kartu nama pada konsumen yang telah membeli, itu pun juga jika konsumen meminta; terkadang mengikuti pameran yang ditawarkan oleh pemerintah; memberi potongan kepada pembeli yang membeli dalam jumlah yang besar; memajangan produk di showroom. Strategi ini kurang efektif dalam menarik minat kosumen dan memperluas area pemasaran. Strategi bersaing yang diusulkan dari hasil penelitian ini lebih agresif dalam menarik minat konsumen dan tepat dalam menangani permasalahan yang menyebabkan rendahnya daya saing industri kulit di Manding. Dibandingkan dengan pesaingnya yaitu industri kulit Cibaduyut, Mojokerto, Tanggulangin, dan Garut, secara mutu dan harga produk Manding cukup bersaing, hanya saja model produk kurang bervariasi, promosi sangat minim dan jaringan kerjasama pemasaran yang sempit. Industri kulit di Manding dapat melaksanakan berbagai strategi dalam upaya peningkatan daya saingnya. Implementasi strategi peningkatan daya saing ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang ada di dalam lingkungan perusahaan maupun yang ada diluar lingkungan perusahaan. Berdasarkan identifiksi permasalahan faktor pemasaran merupakan faktor yang paling berpengaruh karena faktor pemasaran akan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam mencapai penjualan, pasar maupun profitabilitas. Permasalahan kedua adalah permodalan, yang menyangkut operasional dan pengembangan industri. Strategi pertama yaitu dengan melakukan pemasaran berbasis internet. Hasil validasi terhadap pakar adalah: strategi pemasaran berbasis internet sangat baik untuk mendukung pengembangan sentra industri kulit di Manding, ini disebabkan pemasaran produk kulit Manding saat ini masih bersifat konvensional dan sulit berkembang. Aplikasi dapat berupa pembuatan website atau toko online, bergabung dalam forum jual beli seperti jualbeli.com, berniaga.com dan kaskus.com, maupun penggunaan media sosial seperti facebookdan twitter sebagai sarana promosi dan transaksi online. Kefektifan pemasaran berbasis internet dikarenakan media internet sudah menjadi gaya dan kebutuhan hidup saat ini. Berbagai informasi dapat diperoleh dengan mengakses internet, jaringan social dan forum jual beli juga sangat digemari masyarakat saat ini. Keunggulan pemasaran berbasis internet atau bisa disebut toko online adalah: jika ingin mengembangkan pasarnya tanpa dukungan modal cukup, toko online membawa keuntungan dari segi set-up toko yang murah; mampu menjangkau pelanggan atau area pasar baru; serta efektifitas dan efisiensi operasional toko online, dari sisi biaya, waktu, tenaga kerja, serta kefektifan kegiatan promosi. Keuntungan lain mempunyai online shop adalah dari sisi kemudahan pengelolaan produk, kemudahan pengelolaan produk bisa dimiliki mulai dari input deskripsi produk, input harga, kode barang, spesifikasi lengkap, foto dan lain sebagainya. Selain itu, dengan toko online pemilik mempunyai kemudahan dalam pengelolaan order dari konsumen yang memesan produk. Hal ini dikarenakan online shop professional ditunjang dengan beberapa rancangan system yang memang disiapkan untuk berjualan secara online dengan CMS Sistem Pengelolaan Konten khusus toko online. Keunggulan toko online juga bisa dilihat dari sisi konsumen. Toko online akan memudahkan konsumen ketika ingin memesan banyak produk maupun beberapa produk dalam satu kali pemesanan. Hanya dengan menekan tombol “klik” maka proses order akan semakin mudah. Pemilik toko online juga akan mendapatkan data produk yang dipesan dan data pengiriman barang dan tentunya data konsumen secara lengkap. Selain itu, jika ditinjau dari segi profesionalitas, hal ini berhubungan dengan kepercayaan pelanggan. Secara instingtif, calon pelanggan akan percaya bahwa toko online tersebut bukan penipuan hanya dengan melihat bentuk toko online tersebut, karena pasti jika penipuan tidak akan menggunakan website berbayar dan professional. Toko online Manding akan mempunyai nama domain dan tempat yang sangat mandiri, karena dengan tampilan khusus akan memajang produk Manding sendiri dilengkapi dengan logo atau tampilan depan tentang toko online Manding, misalnya www.tokomanding.com. Mengenai metode pembayaran, pemilik toko online dapat menjadi nasabah bank yang mempunyai jaringan perbankan yang luas. Selain itu, tersedia juga pilihan system Internet Banking. Ini akan memudahkan pemilik untuk memonitor pembayaran secara cepat, tanpa perlu harus mengecek ke kantor bank atau melalui ATM. Implementasi strategi pembuatan website atau toko online Manding sebagai media promosi dan transaksi jual beli online. Toko online menggunakan dua versi bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Bahasa Indonesia untuk membidik konsumen dalam negeri sedangkan bahasa Inggris untuk menarik konsumen asing maupun eksportir. Segmentasi pasarnya dibuat untuk konsumen kelas menengah keatas, ini berdasarkan data penyebaran bagi konsumen dimana rata- rata konsume memiliki penghasilan diatas 2.5 juta tiap bulan. Toko online tersebut bercerita mengenai sejarah sentra industri kulit Manding, yang merupakan bisnis turun temurun, dengan mutu yang sangat terjaga namun memiliki harga yang terjangkau. Menonjolkan kesan eksotis, elegan dan eksklusif khas produk kulit dengan Desain yang dapat dipesan sesuai dengan keinginan konsumen sehingga produk memiliki keunikan tersendiri yang tidak banyak ditemukan di pasaran. Memperlihatkan foto catalog produk yang dapat dibeli secara online maupun offline dengan mendatangi showroom. Mencantumkan informasi yang lengkap mengenai alamat, kontak showroom, harga produk, serta prosedur pemesanan maupun pembelian produk. Alur tata letak katalog produk bisa Anda atur sedemikian rupa agar tampak lebih mantak ketika dilihat oleh konsumen. Pembuatan website atau toko online dapat dilakukan dengan bantuan Kementerian Perindustrian Kabupaten Bantul, ATK dan ISI Yogyakarta. ISI Yogyakarta dapat membantu dalam pembuatan Desain website serta proses konstruksi website. Website Manding yang terhubung dengan website departemen perindustrian Kabupaten Bantul, serta pengenalan website Manding kepada pihak- pihak yang memiliki kerjasama dengan Kementerian Perindustrian. Operasional dan perawatan website diajarkan dan didampingi oleh ATK secara kontinyu dan berkelanjutan sampai akhirnya para pengrajin industri kulit di Manding mampu melaksanakan sendiri. Pendampingan ini dapat dilakukan dengan cara mengirimkan mahasiswa ATK setiap tahunnya yang secara khusus mendapatkan tema tugas akhir yaitu pendampingan website Manding. Pembentukan website Manding sangat membutuhkan komitmen dan keseriusan para pelaku industri kulit Manding, karena selama ini teknologi informasi internet belum dipelajari para pelaku industri, sehingga menjadi hal yang cukup baru. Pesaing industri kulit Manding yang telah menggunakan toko online adalah industri kulit Cibaduyut. Contoh toko online yang dimiliki Cibaduyut antara lain: sepatucibaduyut.web.id; cibaduyutshoes.com; dan tokosepatucibaduyut.com. Fitur yang ditawarkan dalam toko online ini antara lain: cerita singkat tentang Cibaduyut dan toko online tersebut, katalog produk dengan pemisahan kategori produk, produk terbaru, kontak pemilik beserta lokasi toko nyata, member keanggotaan pelanggan, cara pendaftaran menjadi member, cara pembayaran, promo yang sedang berlangsung, penghubung kealamat media social yang digunakan, melayani pemesanan dengan disain dari konsumen, informasi cara pengiriman barang, cara menjadi reseller, dan ketentuan garansi, serta fasilitas chat dengan pemilik toko. Produk Cibaduyut yang dijual secara online juga telah memiliki merk dagang sendiri, contoh: Garuci, Golfer, Garsel, dan Java7. Kepemilikan toko online Cibaduyut ini membuat produk Cibaduyut semakin dikenal masyarakat Indonesia bahkan dunia dunia. Cakupan pasar produk yang tidak terhingga karena toko online ini bisa dijangkau masyarakat diseluruh tempat. Toko online ini dapat dijadikan contoh dan acuan dalam pembuatan toko online untuk industri kulit Manding. Lampiran 12 menunjukan gambaran toko online yang dimiliki Cibaduyut. Aplikasi strategi melakukan pemasaran berbasis internet dengan bergabung dalam forum jual beli seperti jualbeli.com, berniaga.com dan kaskus.com, maupun penggunaan media sosial seperti facebook dan twitter sebagai sarana promosi dan transaksi online. Contoh forum jual beli “www.tokobagus.com,” sebagaimana tertulis