Teknik Pengumpulan Data dan Informasi
tas, sepatu, dan topi, sedangkan kulit kambing kebanyakan digunakan untuk jaket dan berbagai produk lainya, seperti sovenir. Harga jual produk kulit bervariasi tergantung
Desain, tingkat kerumitan, dan terutama bahan baku yang digunakan. Bahan baku yang digunakan selain kulit asli hewan, juga menggunakan bahan baku kulit sintetis
atau vinyl, merupakan lembaran kulit tiruan dengan permukaan halus, mempunyai kontruksi pori-pori menyerupai rajah kulit asli, terbuat dari polivinil klorida atau
poliuretan sebagai lapisan atas dan kain sebagai lapisan dasar atau penguat. Bahan baku kulit vinyl dapat diperoleh didaerah Yogyakarta. Bahan pembantu merupakan
bahan yang digunakan sebagai bahan pendukung dihasilkannya produk kulit. Bahan pembantu terdiri dari lem lem lateks, lem kuning, lem karet, cat kulit cat dasar, cat
finishing, benang benang nylon, benang mesin, lak, semir, kain, busa, karton, dan triplek. Asesoris yang digunakan untuk pelengkap dapat berupa ring, gesper, knob,
mangnet, risleting, dan keling.
Proses Produksi
Produk industri kulit memiliki jenis dan produk yang berbeda-beda, namun secara umum prosesnya adalah;
1. Penyiapan bahan baku Bahan baku kulit yang digunakan tergantung dari Desain pemesan dan harga jual
produk. Kulit yang digunakan adalah kulit samak yang masih berupa lembaran. 2. Pengecatan Awal
Pengecatan dilakukan hanya dilakukan pada kulit sapi, sedangkan kulit kambing langsung menempuh proses pembuatan pola. Pengecatan dilakukan dengan
menggunakan cat khusus untuk kulit, serta menggunakn kompresor sehingga cat dapat merata pada seluruh permukaan kulit.
3. Penjemuran Proses penjemuran berfungsi untuk mempercepat pengeringan cat. Penjemuran
dilakukan langsung dibawah matahari membutuhkan waktu 2 hari untuk 20-30 lembar kulit sapi.
4. Pengepresan Penyetrikaan
Proses pengepresan dilakukan untuk memperhalus tekstur bahan kulit, proses ini dilakukan di Balai Besar Penelitian dan Pengembagan Kulit, Karet dan Plastik
yang berada di Jalan Sukonandi no.9 Yogyakarta. Waktu yang dibutuhkan untuk proses pengepresan adalah satu jam. Tahapan proses 1-4 sudah jarang dilakukan
pengusaha kulit Manding saat ini, karena meraka telah membeli bahan kulit jadi yang siap dipola.
5. Pembuatan Pola Pembuatan pola sepatu diawali dengan pembuatan pola dasar menggunakan
kertas manila, selanjutnya pembuatan pola jadi. Pola jadi merupakan pola dasar yang diberi penambahan pada disetiap lipatan, untuk lipatan biasa ditambahkan 1-
3 mm, untuk tumpangan dalam penjahitan diberi penambahan 5-10 mm, sedangkan untuk bagian bawah atau lasting diberi penambahan 30-50 mm. Pola
jadi yang sudah dibuat kemudian dipolakan pada bahan pokok yang digunakan seperti kulit, kain pelapis, kertas karton, atau sesuai dengan bahan baku pembantu
yang digunakan. 6. Pemotongan
Pemotongan dilakukan sesuai dengan pola yang telah dibuat. Pemotogan bahan lebih baik menggunakan pisau cutter agar permukaan hasil pemotongan lebih
rapi, dibanding pemotongan dengan gunting. Untuk produk dari kulit sapi, setelah proses pemotongan dilakukan penyesetan dengan mesin seset untuk
menghaluskan permukaan potongan kulit, sehingga lebih mudah untuk dijahit. 7. Pengecatan
Pengecetan dilakukan agar cat kulit lebih awet dan tidak mudah pudar. Khusus kulit pari, sebelum proses pegecaran dilakukan proses penggerindaan dan
pengamplasan atau buffing. Penggerindaan adalah proses penghilangan sisik ikan pari sesuai dengan pola jahitan menggunakan mesin gerinda. Setelah
penggerindaan dilakukan proses pengampasan atau buffing pada bagian mutiaranya. Proses buffing bertujuan agar pengecatan lebih optimal dan merata.
Selanjutnya dilakukan proses pengecatan, untuk bahan kulit pari pengecatan dilakukan dua tahap, tahap pertama pengecatan menggunakan cat air, tahap ini cat