Tujuan Manfaat Anatomi Reproduksi Domba Jantan

3

1.2 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk 1. Mengamati pengaruh fraksi ekstrak daun katuk terhadap fungsi reproduksi jantan melalui karakteristik spermatozoa di kauda epididimis domba masa tumbuh. 2. Mengamati ketahanan spermatozoa di kauda epididimis dalam upaya penyelamatan plasma nutfah hewan terkait pemanfaatan daun katuk.

1.3 Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal mengenai efek fraksi ekstrak daun katuk terhadap reproduksi hewan jantan. Selain itu, didapatkan pula fraksi yang paling baik sebagai bahan baku obat pemacu reproduksi sebagi salah satu upaya pemanfaatan epididimis domba untuk melestarikan sumber daya pejantan dengan kualitas unggul. 4 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Reproduksi Domba Jantan

Sistem reproduksi jantan terdiri atas skrotum, spermatic cord, testes, kelenjar asesorius, penis, preputium, dan saluran reproduksi Bearden et al. 2004. Testes merupakan organ reproduksi primer yang memiliki fungsi penting: gametogenesis dan steroidogenesis Pineda 2003. Testes domba mengandung banyak tubulus seminiferus yang berkelok-kelok dengan panjang 4000 meter Wodzicka-Tomaszewska et al. 2001. Tubulus seminiferus testes terdiri atas sel spermatogenik sel kecambah yang berdiferensiasi membentuk spermatozoa dan sel Sertoli yang memproduksi cairan kaya protein. Diantara tubulus seminiferus terdapat jaringan interstitial dengan komposisi pembuluh darah, limfe, saraf, dan sel Leydig yang mensekresikan hormon androgen terutama testosteron. Spermatozoa meninggalkan testes melalui duktus eferen dilanjutkan menuju duktus epididimis yang nantinya berlanjut ke duktus deferen Hafez dan Hafez 2000. Epididimis mengandung duktus epididimis yaitu saluran berliku yang dibagi atas kepala kaput, badan korpus, dan ekor kauda. Duktus epididimis memiliki diameter 100 sampai 300 µm dan memiliki epitel yang khas berupa sel sekretoris dan sel bersilia. Epididimis memiliki fungsi utama yaitu pengangkutan spermatozoa dari rere testis ke duktus eferen, pengkonsentrasian spermatozoa, pematangan spermatozoa, dan penyimpanan spermatozoa Toelihere 1993. Mukosa duktus epididimis mamalia tidak bersilia dan terutama tersusun dari sel basal apikal, tipis, dan jernih dan leukosit intrapitel sel halo yang beradaptasi dalam sekresi dan reabsorbsi cairan, protein, dan cairan organik lainnya Robaire dan Hinton 2002. Epididimis memiliki blood-epididymis barrier yang berfungsi sebagai penghalang anatomis yang menahan molekul dan sel masuk atau keluar lumen secara ketat. Barrier tersebut secara fisiologis terdiri dari pengangkut yang mengatur gerakan bahan kimia masuk atau keluar lumen sehingga membentuk lingkungan mikro yang penting dalam perkembangan dan pematangan sel kecambah. Secara imunologis barrier tersebut mencegah spermatozoa diserang oleh sistem imun tubuh Mital et al. 2011. 5 2.2 Fisiologi Reproduksi Jantan 2.2.1 Masa Reproduksi