Kondisi sumberdaya di kawasan agropolitan pada saat ini sangat potensial, karena didukung oleh keanekaragaman komoditas sayuran dataran tinggi yang
bernilai komersial, sumberdaya manusia petani yang relatif dinamis dan terbuka dalam menerima teknologi, serta ditunjang oleh kedekatan geografis terhadap
sentra-sentra pasar konsumen di kota-kota Jakarta, Bogor, dan Bekasi. Dengan adanya dukungan sumberdaya yang potrensial tersebut akan membantu
mendoong pengembangan agribisnis. Secara ekonomi produk-produk yang dihasilkan di kawasan rintisan
agropolitan sebagian besar masih belum memberikan tambahan manfaat dari potensi pengembangan produk itu sendiri. Dengan kata lain belum banyak yang
melakukan pengolahan terhadap komoditi yang dihasilkan untuk bisa memenuhi permintaan pasar. Kondisi ini tercermin dari belum adanya kelompok tani yang
melakukan pengolahan selain KWT Kartini yang telah mencoba mengolah wortel.
5.3. Keadaan Umum KWT Kartini
Di Desa Sindangjaya kampung Kemang Rt 0306 terdapat satu kelompok wanita tani yaitu Kartini. Kelompok tani ini terbentuk pada 21 April 2002 dan
mulai saat inilah kelompok tani memperoleh penyuluhan dari para PPL. KWT Kartini merupakan kelompok tani lanjut karena telah sering mengikuti pameran
dan pelatihan. Kelompok tani ini melakukan pengolahan hasil pertanian komoditi wortel. Hasil dari produk olahan tersebut yaitu dodol, kerupuk, sirup, dan stick
wortel. Jumlah anggota terdiri dari 10 orang yang berfungsi sebagai pemilik sekaligus sebagai pengelola dari kegiatan pengolahan tersebut. KWT Pengurus
kelompok tani terdiri dari, ketua : Ibu Rina yang dibantu oleh sekretaris dan bendahara yaitu Ibu Neneng dan Ibu Cici.
KWT Kartini tidak memiliki visi dan misi yang tertulis. Namun demikian, KWT Kartini memiliki target untuk meningkatkan penjualannya dengan
memperluas daerah pemasaran. Selain itu, KWT Kartini juga akan berusaha untuk mempromosikan produk olahannya tersebut ke pasar sehingga dapat
menjadikannnya sebagai salah satu makanan khas Cianjur. KWT Kartini merupakan kelompok tani yang menjalankan kegiatan
pengolahan dalam skala rumah tangga. Dengan demikian asset atau peralatan yang digunakan pun masih manggunakan peralatan sederhana dengan jumlah
yang terbatas. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cianjur pernah memberikan bantuan berupa peralatan, namun tidak dapat dimanfaatkan
seluruhnya karena peralatan tersebut bukan untuk skala rumah tangga. Peralatan yang tidak dapat dimanfaatkan tersebut diambil kembali oleh Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Kabupaten Cianjur untuk diberikan kepada kelompok tani lain yang membutuhkannya.
Berikut adalah jumlah aset yang dimiliki oleh KWT Kartini yang digunakan untuk kegiatan pengolahan wortel disajikan dalam Tabel 14.
Tabel 14. Aset KWT Kartini
Nama Aset Jumlah
Jangka waktu pemakaian tahun Kompor 3
5 Wajan 3 5
Juicer 1 8
Blender 2 8
Slicer 1 10
Siller 1 10
Panci 3 5 Pisau 5 1
Nampan 4 2
Peralatan tersebut di atas digunakan dalam kegiatan pengolahan wortel menjadi berbagai produk olahannya. Wortel dikupas menggunakan pisau.
Pemotongan menggunakan slicer dan penghancuran menggunakan blender. Pembuatan adonan digunakn panci. Wajan dan kompor digunakan untuk
memasak. Nampan biasa digunakan untuk menjemur pada proses pembuatan kerupuk. Selanjutnya dalam proses pengemasan digunakan siller.
5.4. Pengaruh Penyuluh Pembimbing Lapang bagi Kelompok Tani