Analisis Lingkungan Eksternal HASIL DAN PEMBAHASAN

kegiatan produksi produk olahan ini dinilai cukup tinggi. Komponen seperti minyak, gula, dan terigu memberikan komposisi yang tinggi dalam proses produksi. Dengan tingginya harga komponen-komponen tersebut maka menimbulkan peningkatan terhadap biaya produksi. Hal ini akan berdampak pada harga jual produk yang tinggi. Kondisi ini menjadi kelemahan bagi KWT Kartini untuk memasarkan produknya karena konsumen cenderung untuk memilih produk dengan harga yang relatif rendah. j. Saluran Distribusi Distribusi adalah proses sampainya barang dari produsen ke konsumen. Saat ini KWT Kartini masih merasa kesulitan untuk dapat menyalurkan produknya hingga sampai ke tangan konsumen. Produk diolah masih menggunakan teknologi sederhana, sehingga umur simpan produk menjadi lebih pendek. Oleh karena itu, diperlukan saluran distribusi yang tepat agar produk bisa cepat sampai ke tangan konsumen. Produk yang sudah terlalu lama menjadi tengik dan tentunya tidak dapat dijual lagi yang pada akhirnya menimbulkan barang sisa. Barang sisa inilah yang akan menjadi masalah karena dapat menimbulkan kerugian. Dengan demikian kondisi saluran distribusi yang ada saat ini menjadi kelemahan bagi KWT Kartini dalam memasarkan produknya.

6.2. Analisis Lingkungan Eksternal

Kondisi perekonomian Indonesia yang masih belum stabil memberikan iklim yang kurang kondusif bagi perkembangan industri makanan. Apalagi saat ini naiknya harga bahan bakar minyak dan gas serta tarif angkutan yang tinggi, akan mempengaruhi kenaikan harga-harga secara umum. Kenaikan harga ini tidak terkecuali dengan harga bahan baku penunjang industri pengolahan wortel yang dilakukan oleh KWT Kartini seperti minyak, gula, dan terigu. Hal ini menjadi suatu ancaman bagi KWT Kartini dalam melakukan kegiatan produksi yang selanjutnya berdampak pada semakin sulitnya KWT Kartini dalam memasarkan produknya. Namun demikian, di sisi lain kondisi pertambahan jumlah penduduk memberikan peluang bagi KWT Kartini untuk semakin memperluas daerah pemasarannya. Produk olahan wortel ini adalah produk untuk semua umur. Dengan demikian, semakin bertambahnya jumlah penduduk akan semakin membuka peluang dalam memasarkan produknya Selain itu, saat ini pola konsumsi masyarakat cenderung untuk lebih memilih makanan yang sehat untuk dikonsumsi. Bahan baku produk ini yaitu wortel yang bermanfaat untuk kesehatan dan menyembuhkan banyak penyakit. Pada periode awal produksi, produk olahan wortel yang ditawarkan adalah tiga jenis produk olahan saja yaitu dodol, kerupuk, dan sirup. Namun dalam perkembangannya, KWT Kartini mencoba memproduksi olahan lainnya yaitu stick wortel. Ternyata produk ini lebih banyak disukai oleh konsumen dan selalu habis terjual dibanding dengan produk olahan wortel lainnya. Dengan demikian KWT Kartini selalu memproduksi stick wortel dalam setiap kegiatan produksinya. Pemasok bahan baku utama produk olahan ini adalah berasal dari kelompok tani yang berada di Kawasan Rintisan Agropolitan itu sendiri. Dengan demikian KWT Kartini sudah menguasai kendali atas pemasok bahan baku utama. Bahan baku tersedia berapa pun jumlahnya karena wortel merupakan produk unggulan di Kawasan Rintisan Agropolitan. Oleh karena itu, posisi tawar pemasok menjadi lemah dalam kaitannya dengan penggunaan bahan baku yang dilakukan oleh KWT Kartini. Hambatan masuk dalam industri ini sangat kecil. Hal ini dikarenakan diperlukan keterampilan untuk dapat menghasilkan produk yang berkualitas. Pendatang baru yang masuk seperti dari kelompok tani lain yang mencoba memproduksi produk sejenis, namun tidak dapat bertahan karena kesulitan untuk memasarkan produknya. Analisis lingkungan eksternal yang dilakukan yaitu terhadap faktor-faktor strategis eksternal yang terdiri dari peluang dan ancaman dalam pemasaran produk olahan wortel yang dilakukan oleh KWT Kartini. Adapun faktor-faktor strategis eksternal tersebut antara lain : a. Ketersediaan Bahan Baku Ketersediaan bahan baku merupakan faktor yang penting bagi keberlanjutan suatu usaha. Kemudahan distribusi dan letak bahan baku yang tidak jauh dari lokasi usaha dapat mengurangi biaya produksi. Apabila melihat topografi Kecamatan Cipanas, sebagian besar merupakan dataran tinggi yang cocok untuk ditanami wortel sebagai komoditas dataran tinggi. Bahan baku utama dalam kegiatan pengolahan ini adalah wortel. Wortel menjadi komoditi unggulan di kawasan Rintisan Agropolitan. Dengan demikian bahan baku akan selalu tersedia untuk diproduksi berapa pun jumlahnya. Hal ini menjadi peluang bagi KWT Kartini untuk tetap dapat berproduksi, sehingga diharapkan akan selalu dapat memenuhi permintaan. Dengan terpenuhinya permintaan, maka ketersediaan bahan baku ini menjadi peluang bagi KWT Kartini dalam memasarkan produknya. b. Perkembangan Teknologi Adanya perkembangan teknologi semakin memudahkan dalam kegiatan produksi. Contohnya dalam hal penggunaan peralatan seperti adanya juicer, blender, slicer, dan siller akan lebih memudahkan dalam proses produksi. Kegiatan produksi yang lebih mudah dapat membantu tahap selanjutnya yaitu pemasaran produk. Selain adanya peralatan yang dapat memudahkan kegiatan produksi, kemajuan teknologi juga memudahkan dalam pencarian informasi yang berkenaan dengan kegiatan pemasaran produk. Misalnya pencarian informasi melalui media cetak, media elektronik, dan internet. Di samping itu, kemajuan dalam sektor transportasi juga memudahkan dalam memasarkan produk. Oleh karena itu, adanya perkembangan teknologi menjadi peluang bagi KWT Kartini dalam memasarkan produk. c. Dukungan dari Pemerintah Daerah setempat Pemerintah Daerah yang turut memberikan dukungan kepada kegiatan usaha KWT Kartini ini adalah Dinas Pertanian Dispertan Kabupaten Cianjur dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Disperindag Kabupaten Cianjur. Dispertan memberikan dukungan dalam bentuk pemberian pengarahan dan pembinaan kepada KWT Kartini dalam segala bentuk kegiatannya. Disperindag memberikan dukungan dalam bentuk pemberian pelatihan dalam kegiatan produksi sampai pemasaran produk serta pemberian bantuan peralatan. d. Gaya Hidup Sehat Saat ini konsumen semakin cerdas dalam memilih suatu produk. Tren healty life telah menjadi semakin memasyarakat. Konsumen cenderung lebih memilih produk yang sehat dan aman untuk dikonsumsi. Salah satu indikator produk yang aman adalah tanpa bahan pengawet. Produk olahan KWT Kartini ini diproduksi tanpa menggunakan bahan pengawet. Dengan demikian konsumen akan merasa aman untuk mengkonsumsi produk ini. Selain itu, kandungan gizi dan manfaat yang terdapat dalam wortel pun akan menjadi pilihan makanan yang baik untuk dikosumsi oleh semua umur. Kondisi ini akan menjadi peluang bagi KWT Kartini dalam memasarkan produknya. e. Peran Agropolitan Lokasi produksi KWT Kartini yang berada di Kawasan Rintisan Agropolitan, membuat KWT Kartini memperoleh pengarahan dan pembinaan dari Penyuluh Pembimbing Lapang PPL yang berasal dari Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur. Pengarahan dan pembinaan ini mulai dari masalah produksi sampai pada pemasaran produk. Selain itu, Agropolitan juga berperan dalam lokasi pemasaran produk karena sampai saat ini penjualan produk masih terbatas. Penjualan produk sebagian besar dilakukan kepada tamu yang berkunjung ke Kawasan Rintisan Agropolitan . Dengan demikian, peran dari Agropolitan ini menjadi peluang bagi KWT Kartini dalam memasarkan produknya. f. Menurunnya Daya Beli Masyarakat Naiknya harga bahan bakar minyak berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat. Penurunan daya beli ini langsung dapat dirasakan dalam semua bidang terutama dalam industri makanan. Tidak sedikit industri makanan yang tidak dapat meneruskan kegiatn produksinya akibat dari adanya peningkatan biaya produksi yang diikuti penurunan daya beli masyarakat. Adanya penurunan daya beli ini, maka masyarakat akan cenderung untuk lebih memenuhi kebutuhan pokok dibanding membeli yang lainnya termasuk untuk membeli produk olahan wortel ini yang tergolong sebagai camilan. Kondisi ini menjadi ancaman bagi KWT Kartini dalam memasarkan produknya. Dengan demikian KWT Kartini perlu memiliki stretegi pemasaran yang tepat untuk menghadapi kondisi tersebut agar dapat bertahan dalam menjalankan kegiatan usahanya. g. Naiknya Harga Kebutuhan Pokok Selain menimbulkan penurunan daya beli masyarakat, naiknya harga bahanbakar minyak yang masih berdampak sampai saat ini juga menimbulkan kenaikan harga kebutuhan pokok. Begitu pun halnya dengan harga bahan baku penunjang produksi seperti minyak, gula, dan terigu yang turut meningkat. Komponen seperti minyak, gula, dan terigu memberikan komposisi yang tinggi dalam proses produksi produk olahan wortel. Dengan demikian jika harga komponen tersebut meningkat, maka akan sangat berpengaruh terhadap peningkatan biaya produksi. Hal ini berdampak pada kenaikan harga jual produk yang sekaligus akan berakibat pada kegiatan pemasaran. Kondisi ini menjadi ancaman bagi KWT Kartini dalam memasarkan produknya, karena dengan harga yang lebih tinggi konsumen akan berpikir kembali untuk memutuskan proses pembelian. h. Biaya Energi yang Meningkat Harga bahan bakar yang terus meningkat akan berdampak pada kegiatan produksi. Peningkatan ini juga berdampak pada kegiatan produksi yang dilakukan oleh KWT Kartini, seperti penggunaan minyak tanah dan gas elpiji. Sulitnya bahan bakar saat ini membuat harganya meningkat sehingga menambah biaya produksi yang selanjutnya berdampak pada peningkatan harga jual produk. Dengan harga jual produk yang meningkat ini membuat KWT Kartini akan lebih sulit untuk memasarkan produknya, karena konsumen cenderung lebih menyukai produk dengan harga relatif murah. Oleh karena itu, kondisi ini menjadi ancaman bagi KWT Kartini dalam kegiatan memasarkan produknya. i. Tingkat Persaingan Industri Terdapat pesaing di Kelompok tani lain di wilayah Kecamatan Pacet yang melakukan pengolahan wortel. Produk yang dihasilkan tidak jauh berbeda, begitu pun dengan skala usahanya yaitu skala rumah tangga. Kelebihannya dalam segi kualitas, kualitas produk KWT Kartini lebih unggul. Disamping itu, kelompok tani di Kecamatan Pacet masih merupakan kelompok tani pemula yang memerlukan pembinaan lebih lanjut dari PPL. Keberadaan kelompok tani ini menjadi ancaman bagi KWT Kartini dalam memasarkan produknya karena akan menimbulkan persaingan dalam industri pengolahan wortel. Kelompok tani ini sebenarnya masih berada dalam kawasan Rintisan Agropolitan, namun mereka tidak bergabung untuk melakukan kerja sama sehingga kondisi ini akan mengancam pula kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh KWT Kartini. j. Adanya Produk Substitusi Produk olahan wortel ini dapat dijadikan sebagai oleh-oleh makanan khas Cianjur. Namun demikian, terdapat jenis makanan khas Cianjur lainnya yang dapat dijadikan sebagai oleh-oleh seperti tauco dan manisan Cianjur. Tauco dan manisan Cianjur lebih dikenal oleh masyarakat di dalam maupun luar Kabupaten Cianjur. Dua jenis produk tersebut merupakan produk substitusi dari produk olahan wortel. Karena kondisi produk substistusi tersebut lebih dikenal oleh masyarakat sehingga keberadaanya dapat lebih menguasai pasar dibanding produk olahan wortel. Oleh karena itu, adanya produk substitusi ini menjadi ancaman bagi KWT Kartini dalam memasarkan produknya.

6.3. Perumusan Strategi