21 ditanggapi atau tugas yang harus dilaksanakan oleh orang yang di
tes. Secara garis besar alat penilaian dengan teknik tes dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a Tes tertulis b Tes lisan
c Tes praktik perbuatan 2. Teknik Non Tes, merupakan teknik penilaian untuk memperoleh
gambaran terutama mengenai karakteristik, sikap, atau kepribadian. Teknik penilaian non tes dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a Pengamatan observasi, menggunakan skala sikap dan atau angket kuesioner
b Penugasan, dapat berupa tugas atau proyek c Produk, menghasilkan suatu keterampilan produk dalam waktu
tertentu sesuai dengan criteria yang telah ditetapkan. d Portofolio merupakan kumpulan karya siswa yang tersusun
secara sistematis dan terorganisasi yang diambil selama proses pembelajaran.
2. Pembelajaran Matematika a.
Pengertian Pembelajaran Matematika
Definisi matematika menurut Ebbut dan Straker dalam Elegi Pemberontakan Matematika 20 Marsigit, 2011 matematika didefinisikan
sebagai berikut :
22 1.
Matematika adalah ilmu tentang penelusuran pola dan hubungan 2.
Matematika adalah ilmu tentang pemecahan masalah Problem Solving 3.
Matematika adalah ilmu tentang kegiatan investigasi 4.
Matematika adalah ilmu berkomunikasi Sedangkan menurut Paul Ernest Martin, 2009:77 belajar matematika
adalah membangun pengetahuan melalui komunikasi, dan juga matematika sebagai konstruktivis. Matematika sebagai ilmu yang dibangun lebih
merupakan proses sosial dibandingkan proses individual. Hal ini dikarenakan: 1 Pemikiran individual mengenai kesulitan-kesulitan awal yang muncul
akan dibentuk dengan komunikasi atau percakapan, 2 Seluruh pemikiran individual yang selanjutnya dibentuk oleh pemikiran sosial, 3 Fungsi-fungsi
mental adalah kolektif misalnya kelompok pemecahan masalah. Oleh karenanya, dapat dikatakan bahwa seluruh proses berfikir dan belajar
dibentuk oleh pengalaman sosial yang dialami oleh setiap individu. Untuk membawa pengalaman sosial yang bermakna dalam suatu pembelajaran maka
guru harus bisa memfasilitasi kegiatan pembelajaran tersebut sesuai dengan kebutuhan siswa. Seperti yang diungkapkan Hoyles in Grouws and Cooney
Marsigit, 2009 menyimpulkan bahwa mengajar matematika adalah tentang bagaimana guru memfasilitasi proses belajar dari siswa dan juga memberikan
pengajaran yang baik yang merupakan kombinasi dari kompetisi subjek, strategi dan gaya mengajar yang fleksibel , dan fokus pada emosional dan
sosial sebagai kebutuhan kognitif siswa.