Kerangka Berfikir KAJIAN PUSTAKA

45

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Pengasih yang beralamat di Jalan Kawijo 11, Kulon Progo, Yogyakarta. Pelaksanaan pengambilan data dimulai pada bulan Desember 2014 sampai bulan Februari 2015, tepatnya setelah pelaksanaan Ulangan Akhir Semester Gasal Mata Pelajaran Pengantar Akuntansi kelas X SMK Negeri 1 Pengasih Tahun Ajaran 20142015.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi 2013: 44 penelitian dekriptif adalah penelitian yang berusaha menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, jadi ia juga menyajikan data, menganalisis, dan mengiterpretasi. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif karena data yang diperoleh dalam bentuk angka-angka dan dianalisis untuk kemudian ditarik kesimpulan menggunakan program Anates version 4.09.

C. Variabel Penelitian

Variabel pada penelitian ini adalah analisis butir soal ulangan akhir semester gasal berdasarkan unsur Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran, dan Efektivitas Pengecoh.

D. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik Akuntansi Kelas X SMK Negeri 1 Pengasih yang berjumlah 64 dengan rincian sebagai berikut: Tabel 7. Jumlah Subjek Penelitian Kelas Jumlah peserta didik X Akuntansi 1 32 X Akuntansi 1 32 Jumlah 64 Sumber: Data Primer yang Diolah Objek dalam penelitian ini adalah Soal Ulangan Akhir Semester Gasal Mata Pelajaran Pengantar Akuntansi Kelas X SMK Negeri 1 Pengasih Kulon Progo Tahun Ajaran 20142015.

E. Definisi Operasional Variabel

Analisis butir soal adalah kegiatan menganalisis setiap butir-butir soal agar diperoleh soal yang bermutu sebelum soal tersebut digunakan. Terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan analisis butir soal yaitu: 1. Validitas Validitas berasal dari kata validity yang berarti ketepatan suatu instrumen pengukur tes dalam mencapai tujuan pengukuran. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila tes tersebut memiliki hasil ukur yang tepat sesuai tujuan pengukuran. Sebaliknya suatu tes tidak memiliki hasil ukur yang tepat sesuai tujuan pengukuran jika tes tersebut mempunyai validitas rendah. Pengujian validitas tes dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan validitas logis, validitas empiris. Validitas logis dianalisis melalui validitas isi dan validitas konstruk. Validitas isi dapat diketahui dengan melihat kisi-kisi butir soal sudah sesuai dengan indikator yang ingin dicapai. Validitas konstruk dapat diketahui dengan cara merinci dan memasangkan setiap butir soal dengan setiap aspek dalam tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Validitas empiris dihitung dengan menggunakan rumus korelasi point biserial. 2. Reliabilitas Reliabilitas berasal dari kata reliability yang mempunyai berbagai arti seperti keandalan, keajegan, konsistensi, kestabilan, dan sebagainya. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai reliabilitas tinggi apabila tes tersebut memiliki hasil ukur yang ajeg dalam beberapa kali pengukuran terhadap kelompok peserta didik yang sama. 3. Daya Pembeda Daya beda adalah bagaimana kemampuan soal dapat membedakan peserta didik yang berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang berkemampuan rendah. Indeks daya pembeda berkisar antara -1,00 sampai dengan +1,00. Semakin tinggi daya pembeda suatu soal maka semakin baik butir soal soal tersebut. 4. Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran tes disebut juga indeks kesulitan item yaitu angka yang menunjukkan proporsi siswa yang menjawab benar dalam satu soal. Tingkat kesukaran tes pada umumnya ditunjukkan dengan presentase