perselingkuhan Hastuti dkk 2001. Semakin tinggi skor yang diperoleh oleh subyek, semakin tinggi kecenderungan perselingkuhan.
Indikator perilaku perselingkuhan adalah sebagai berikut. : a.
Perilaku non seksual Bentuk kecenderungan perilaku non seksual dalam perselingkuhan
adalah keinginan untuk memberi perhatian, keinginan untuk diberi perhatian, keinginan untuk menjalin hubungan interpersonal
dengan lawan jenis di luar pernikahan, dan keinginan untuk berbagi rasa.
b.
Perilaku seksual.
Bentuk perilaku seksual dalam perselingkuhan adalah berupa
sentuhan, ciuman, percumbuan, persetubuhan.
2. Wanita Menikah yang Bekerja dan Wanita Menikah yang Tidak
Bekerja a.
Wanita menikah yang bekerja adalah wanita yang melakukan pekerjaan secara formal dalam suatu intansi tertentu, dan teratur
serta mempunyai jangka waktu tertentu dan mendapatkan penghasilan.
b. Wanita menikah yang tidak bekerja adalah seseorang yang
memiliki tugas utama untuk mengatur seluruh kehidupan dan kelancaran rumah tangga dan tidak mempunyai mata pencaharian
tertentu di luar rumah, waktunya hanya dicurahkan dalam urusan rumah tangga.
Status kerja diungkap dengan pengisian pada angket identitas subyek.
D. Subjek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah wanita bekerja dan tidak bekerja. Subjek dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Purposive
sampling merupakan salah satu metode non probability sampling yang
dilakukan dengan mengambil orang-orang tertentu menurut ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh sampel itu Winarsunu, 2004. Beberapa karakteristik
subjek yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah : 1.
Kriteria usia 31-45 tahun. Alasan pembatasan pada rentang usia tersebut karena pada periode ini terjadi penurunan ikatan emosional
antara suami isteri, akibatnya pada periode ini seringkali muncul aktivitas ekstramarital seksual Sadarjoen, 2001.
2. Bertempat tinggal di Yogyakarta minimal 5 tahun. Alasan pembatasan
lama tinggal di Yogyakarta selama 5 tahun adalah sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk meneliti kecenderungan perselingkuhan
wanita menikah yang tinggal di Yogyakarta.
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data
Metode yang dipakai untuk mengumpulkan data adalah dengan penyebaran skala, yang berisi pernyataan-pernyataan yang harus diisi oleh
subyek penelitian. Alat yang dipakai dalam penelitian ini adalah skala kecenderungan perselingkuhan yang disusun dengan menggunakan metode
rating yang dijumlahkan summated rating, yaitu metode skala yang
menggunakan distribusi respon subyek sebagai dasar penentuan nilai skala Azwar, 1999.
Untuk skala kecenderungan perselingkuhan ini, peneliti menggunakan 4 kategori respon sebagai jawaban subyek yaitu: SS Sangat Sesuai, S
Sesuai, TS Tidak Sesuai, dan STS Sangat Tidak Sesuai. Skala kecenderungan perselingkuhan ini terdiri dari dua pernyataan
yaitu pernyataan favorabel dan pernyataan unfavorabel. Pernyataan favorabel
berisi pernyataan yang mendukung atau menunjukkan ciri atribut yang akan diukur. Pernyataan unfavorabel adalah pernyataan yang isinya
tidak mendukung atau tidak menunjukkan ciri atribut yang akan diukur. Pernyataan favorabel memiliki skor mulai dari 4 sampai 1. Jawaban SS
bernilai 4, S bernilai 3, TS bernilai, STS bernilai 1. Untuk pernyataan unfavorabel
memiliki skor mulai dari 1 hingga 4. Jawaban SS bernilai 1, S bernilai 2, TS bernilai 3, STS bernilai 4.
Jenis skala yang digunakan adalah skala model Likert, yang didasarkan pada indikator bentuk kecenderungan perselingkuhan menurut
teori Hastuti 2001. Berikut ini disajikan Blue print dan distribusi item skala kecenderungan perselingkuhan.
Tabel III. 1 Blue Print Skala Kecenderungan Berselingkuh
Nomor Aitem Jumlah persen
No Komponen Favorable Unfavorable