rendah. Pada subyek wanita menikah tidak bekerja, mayoritas subyek masuk dalam kategori rendah dan sangat rendah.
Dari respon para subyek dapat dilihat bahwa bentuk-bentuk kecenderungan perselingkuhan yang tergolong pada kategori sangat
rendah adalah keinginan untuk berbagi rasa, yaitu untuk menikmati pembicaraan yang hangat dengan lawan jenis, keinginan untuk memberi
perhatian, bentuknya adalah ingin pergi makan malam, dan yang terakhir adalah keinginan untuk diberi perhatian seperti ingin mendapat
dukungan dari orang lain. Bentuk kecenderungan perselingkuhan pada kategori rendah adalah
keinginan untuk berbagi rasa, keinginan untuk diberi perhatian, keinginan untuk memberi perhatian, dan keinginan untuk menjalin
hubungan interpersonal dengan orang lain. Bentuk –bentuk perilakunya adalah senang ketika diperhatikan orang lain, keinginan untuk mendapat
dukungan, keinginan untuk memberikan perhatian dengan memberikan hadiah-hadiah kecil, keinginan untuk menikmati pembicaraan yang
hangat dengan orang lain serta keinginan untuk berkenalan dengan lawa jenis yang menarik hatinya.
Bentuk kecenderungan perselingkuhan pada kategori sedang adalah keinginan untuk berbagi rasa, keinginan untuk memberi
perhatian, keinginan untuk diberi perhatian, serta keinginan untuk berciuman dan bersentuhan. Bentuk perilakunya adalah ingin mendapat
pujian dan bangga ketika disanjung, keinginan untuk berkenalan dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berkencan dengan orang lain, keinginan untuk membantu secara materi, keinginan untuk berciuman dan mendapatkan belaian sayang.
Pada kategori tinggi bentuk-bentuk kecenderungan perselingkuhan pada aspek perilaku seksual adalah adanya keinginan untuk bercumbu,
bersentuhan dan keinginan untuk bervariasi dalam hubungan seksual. Bentuk kecenderungan perselingkuhan pada aspek perilaku non seksual
adalah keinginan untuk memberi perhatian dan diberi perrhatian, keinginan untuk berbagi rasa dan menjalin hubungan interpersonal
dengan orang lain. Bentuk perilakunya adalah keinginan mendapatkan dukungan ketika sedih, ingin mendapat pujian dengan penampilannya
serta bangga ketika dikatakan cantik, ingin pergi makan malam dan berkencan,serta memberikan hadiah-hadiah kecil.
Bentuk kecenderungan perselingkuhan pada kategori sangat tinggi adalah keinginan untuk bervariasi dalam melakukan hubungan seksual
dan melakukan fantasi berhunbunganseksual dengan orang lain, keinginan untuk bercumbu, berciuman, dan bersentuhan seperti
mendapatkan pelukan serta belaian sayang dari orang lain. Sedangkan bentuk perilaku non seksualnya adalah keinginan untuk memberi
perhatian seperti keinginan untuk membantu secara materi, makan malam, saling memberi dukungan melalui telephon. Keinginan untuk
diberi perhatian seperti bangga ketika dikatakan cantik dan menarik, senang mendapatkan dukungan dari orang lain. keinginan untuk
menjalin hubungan interpersonal yaitu ingin berkencan dengan orang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lain dan menjalin hubungan yang khusus serta keinginan untuk saling berbagi rasa.
3. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas, maka dilakukan Uji Hipotesis dengan menggunakan Independent Sample T-Test.
Tabel IV.4 Hasil Analisa Data Uji t
F Sig t df Sig Mean
Difference Std. Error
Difference
F ,715 ,400 3,183 107 ,002 21,539
6,768 T
test 3,185
106,893 ,002 21,539 6,763
Berdasarkan hasil uji perbedaan diperoleh harga t sebesar 3.183 dengan p 0,01, yang menunjukkan bahwa terdapat perbedan
kecenderungan perselingkuhan yang sangat signifikan antara wanita menikah yang bekerja dan tidak bekerja. Dapat disimpulkan bahwa
hipotesis penelitian yang berbunyi “ Kecenderungan berselingkuh pada wanita menikah yang bekerja di Yogyakarta lebih tinggi daripada wanita
menikah yang tidak bekerja di Yogyakarta” diterima.
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil uji hipotesis yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kecenderungan berselingkuh yang
sangat signifikan antara wanita menikah yang bekerja dan yang tidak bekerja PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan t = 3,183, p = 0,002. Dari perbedaan tersebut diperoleh hasil bahwa tingkat perselingkuhan pada wanita menikah yang bekerja lebih
tinggi daripada wanita menikah yang tidak bekerja. Perbedaan kecenderungan berselingkuh pada wanita menikah yang
bekerja lebih tinggi daripada wanita yang tidak bekerja, hal tersebut tampak dari perbedaan mean antara wanita menikah yang bekerja dan yang tidak
bekerja. Dari penelitian ini didapatkan bahwa mean wanita bekerja adalah 145,80 sedangkan mean wanita tidak bekerja adalah 124,26. Berdasarkan
hasil kategorisasi diperolah data bahwa mayoritas kecenderungan berselingkuh subyek pada wanita menikah yang bekerja tergolong pada
kategori sedang dan rendah. Pada subyek wanita menikah yang tidak bekerja, mayoritas subyek masuk dalam kategori rendah dan sangat rendah.
Dari hasil dari perbedaan mean pada wanita menikah yang bekerja dan yang tidak bekerja tersebut benar bahwa kecenderungan berselingkuh
wanita menikah yang bekerja lebih tinggi daripada yang tidak bekerja, hasil tersebut mendukung pendapat yang diutarakan Satiadarma 2001 bahwa
wanita menikah yang bekerja memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk berselingkuh daripada wanita yang lebih banyak berada di rumah atau
sebagai ibu rumah tangga. Sejalan dengan pendapat Rose dalam Yulianto, 2000, yang mengutarakan bahwa perselingkuhan wanita terjadi karena pada
masa kini seorang wanita juga aktif dalam dunia pekerjaan baik di bidang politik, sosial maupun budaya.
Kecenderungan berselingkuh yang lebih tinggi pada wanita bekerja dapat disebabkan karena seorang wanita menikah yang bekerja memiliki
peluang dan kesempatan yang lebih besar, mereka memiliki kesempatan untuk bersosialisasi dengan orang lain. Setiap harinya mereka bertemu
dengan rekan kerja yang memiliki minat dan profesi yang sama Rose, dalam Yulianto, 2000. Kondisi yang demikian memberikan kesempatan
yang lebih besar bagi para wanita untuk membina hubungan interpersonal yang lebih akrab dengan orang lain Satiadarma, 2001.
Kecenderungan berselingkuh yang lebih tinggi pada wanita menikah yang bekerja juga dapat disebabkan karena pada masa kini wanita
lebih mandiri. Kemandirian tersebut disebabkan karena wanita menikah yang bekerja memiliki penghasilan sendiri sehingga dari penghasilannya
tersebut dapat mengurangi ketergantungan baik secara emosional maupun finansial dengan suaminya sehingga ketika timbul permasalahan dalam
keluarga, mereka memiliki penghasilan sendiri untuk bertahan hidup Moore, 2005.
Seorang wanita menikah yang bekerja memiliki beberapa persoalan yang dialami diantaranya yaitu yang berkaitan dengan komunikasi dan relasi
dengan keluarga akibat peran ganda yang dialaminya. Seorang wanita yang bekerja memiliki peran ganda yaitu dalam lingkungan pekerjaannya dan di
lingkungan keluarga, disamping itu seorang wanita menikah yang bekerja dituntut perannya untuk menjalankan tanggung jawab dengan baik di
lingkungan pekerjaan maupun sebagai ibu rumah tangga. Kondisi yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
demikian mengakibatkan waktu bersama keluarga menjadi terbagi, sehingga kesempatan untuk berkumpul bersama keluarga menjadi berkurang padahal
kebersamaan antara suami dan anak-anak secara rileks, dan hangat merupakan kegiatan penting yang tidak bisa diabaikan untuk membina dan
mempertahankan kedekatan keluarga Rini, 2002. Hal ini tentu saja mempengaruhi hubungan antara suami isteri maupun dengan anak-anak,
sebagaimana dikatakan Shaevitz 1999 wanita yang bekerja terkadang kurang peduli dan kekurangan waktu untuk berkumpul bersama keluarga
sehingga tidak sempat untuk sekedar mengungkapkan perasaan dan masalah rumah tangga kepada suami. Kondisi yang demikian mengakibatkan seorang
wanita merasa kurang dimengerti sehingga mencari dukungan dari orang lain sehingga hal tersebut menjadi suatu peluang untuk melakukan
perselingkuhan Chapman, dalam Normant 1998. Seorang psikolog dari Colombia juga menambahkan bahwa pasangan-pasangan yang terancam
perceraian terjadi karena kurangnya kebersamaan dengan suami Shaevitz, 1999.
Dari data yang diperoleh bahwa mean wanita bekerja 145,80 sedangkan mean wanita tidak bekerja 124,26 menunjukkan bahwa
kecenderungan berselingkuh pada wanita menikah yang tidak bekerja lebih rendah daripada wanita menikah yang bekerja. Kecenderungan berselingkuh
yang lebih rendah pada wanita menikah yang tidak bekerja dapat disebabkan karena seorang wanita yang tidak bekerja memiliki waktu untuk keluarga
yang lebih banyak sehingga penanganan terhadap pekerjaan rumah tangga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI