Pernikahan Perselingkuhan dalam Pernikahan

sah. Hubungan tersebut dapat berpengaruh pada emosi, tingkat keintiman dan keseimbangan yang menyeluruh dalam sebuah pernikahan. Adimoelyo dalam Yulianto, 2000 berpendapat bahwa perselingkuhan adalah suatu hubungan seksual di luar perkawinan yang disebut juga dengan extramarital sex. Hubungan itu dapat singkat atau lama, dengan tingkat keterlibatan emosional yang rendah atau tinggi. Sejalan dengan pendapat Torsina dalam Hastuti dkk, 2001 menyebut perilaku seksual extramarital dengan istilah perserongan yaitu sebagai suatu tindakan diam-diam membagi cinta atau seks yang dilakukan dengan pasangan barunya yang bukan pasangan sahnya, dengan mencurahkan cinta dan mendapatkan cinta atau seks, termasuk meninggalkan pasangannya yang sah dengan alasan- alasan yang tidak jujur. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perselingkuhan adalah suatu tindakan diam-diam yang melibatkan orang ketiga di luar pasangan sah dalam perkawinan untuk melakukan hubungan emosional yang dapat mencapai hubungan seksual. Dengan demikian kecenderungan berselingkuh adalah suatu keinginan atau dorongan seseorang yang diam-diam melibatkan orang ketiga di luar pasangan sah dalam perkawinan untuk melakukan hubungan emosional yang dapat mencapai hubungan seksual.

3. Indikator Perilaku Perselingkuhan

Hastuti dkk 2001 menjelaskan bahwa indikator perilaku perselingkuhan terbagi dalam perilaku non seksual dan perilaku seksual. a. Perilaku non seksual Bentuk kecenderungan perilaku non seksual dalam perselingkuhan adalah berupa keinginan untuk memberi perhatian, keinginan untuk diberi perhatian, keinginan untuk menjalin hubungan interpersonal dengan lawan jenis di luar pernikahan, dan keinginan untuk berbagi rasa. Hawari 2002 mengungkapkan bahwa beberapa contoh keinginan untuk diberi ataupun memberi perhatian dalam perselingkuhan adalah ingin mendapatkan atau memberi dukungan kepada rekannya yang lawan jenis, ingin mendapatkan suatu pujian atau sanjungan, saling menelpon, makan bersama, bahkan rela membantu secara finansial. Dilain pihak bentuk keinginan untuk menjalin hubungan interpersonal dengan orang lain diwujudkan dengan keinginannya untuk memiliki teman kencan. Mubayidh 2005 menyatakan bahwa bentuk berbagi rasa dengan orang lain yaitu dengan memiliki teman curhat. Berbagi rasa merupakan suatu interaksi psikologis antara pria dan wanita yang lama kelamaan dapat menimbulkan rasa empati, simpati dan berlanjut pada kasih sayang yang pada gilirannya terlibat perselingkuhan Hawari, 2002. Keinginan untuk berbagi rasa yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah keinginan seseorang untuk mencurahkan isi hati dengan orang lain dimana dalam pembicaraan tersebut sudah melibatkan unsur PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI