8.
C.
1. 2.
3. 4.
D.
1. 2.
3.
4. 5.
6.
E. 1.
2.
F. 1.
2. 3.
4.
G.
1. 2.
3.
IV A.
1. memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan
Pemanfaatan media pembelajaran sumber belajar
Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media
Menghasilkan pesan yang menarik Menggunakan media secara efektif dan efisien
Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media Pembelajaran yang memicu dan memelihara
keterlibatan siswa Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran Merespons positif partisipasi siswa
Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa-siswa
Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa
Menunjukkan hubungan antarpribadi yang kondusif
Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar
Kemampuan khusus dalam pembelajaran bidang studi
Menumbuhkan sikap ekonomis Menumbuhkan sikap produktif
Penilaian proses dan hasil belajar Melakukan penilaian awal
Memantau kemajuan belajar Memberikan tugas sesuai dengan kompetensi
Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
Penggunaan bahasa Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan
lancar Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar
Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai PENUTUP
Refleksi dan rangkuman pembelajaran Melakukan refleksi pembelajaran dengan
1 2 4 5 1 2 4 5
1 2 4 5 1 2 4 5
1 2 4 5 1 2 4 5
1 2 4 5 1 2 4 5
1 2 4 5 1 2 4 5
1 2 4 5 1 2 4 5
1 2 4 5 1 2 4 5
1 2 4 5 1 2 4 5
1 2 4 5
1 2 4 5
1 2 4 5 1 2 4 5
1 2 4 5
2.
B.
1.
2. melibatkan siswa
Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa Pelaksanaan tindak lanjut
Memberikan arahan, tindakan, atau tugas sebagai bagian remedi
Memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian pengayaan
1 2 4 5 1 2 4 5
1 2 4 5 1 2 4 5
Selain melakukan observasi terhadap aktivitas guru mitra di kelas, peneliti juga melakukan wawancara terhadap guru. Dari hasil
wawancara diketahui bahwa selama ini guru cenderung menggunakan metode ceramah, diskusi, latihan soal, dan pendekatan personal
terhadap siswa. Guru selama ini jarang sekali menggunakan metode- metode pembelajaran dengan memanfaatkan media elektronik dan
yang lainnya karena alasan keterbatasan waktu dan guru juga belum begitu yakin implikasi jika menggunakan media pembelajaran lain
apakah siswa menjadi lebih memahami materi pelajaran atau tidak. Maka dari itu, guru lebih senang dengan metode ceramah dan
pendekatan personal terhadap siswa karena metode ini dianggap metode yang paling efektif dan guru dapat lebih cepat menyelesaikan
materi pembelajarannya. Pola pengajaran yang diterapkan guru adalah guru menjelaskan materi pembelajaran kemudian guru memberi
latihan soal kepada siswa. Pemberian latihan soal dimaksudkan untuk menguji daya serap siswa terhadap materi yang telah dibahas. Dalam
pengerjaan latihan soal tersebut, guru mendampingi atau mengawasi
siswa secara individu sehingga siswa yang masih belum memahami materi pembelajaran dapat bertanya langsung kepada guru.
b. Observasi siswa observing student
Perilaku siswa selama proses pembelajaran terangkum dalam catatan anekdotal hasil observasi kegiatan siswa. Saat guru masuk ke
dalam kelas sebagian besar siswa sudah mempersiapkan diri untuk mengikuti pelajaran, tetapi ada juga yang masih di luar kelas dengan
alasan ke toilet. Tidak ada siswa yang terlihat bermain handphone karena sudah ada tempat atau yang khusus untuk menyimpan
handphone selama proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Setiap
siswa mempunyai buku paket akuntansi karena sudah disediakan oleh sekolah. Ketika guru menjelaskan materi jurnal umum siswa
mendengarkan dengan seksama. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tetapi hanya beberapa siswa saja yang aktif
bertanya. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa belum mempunyai keberanian untuk bertanya atau karena siswa belum
begitu mengerti dan paham tentang materi yang diajarkan. Pada saat guru menjelaskan hanya beberapa siswa yang mencatat hal-hal
penting dalam materi jurnal umum yang diajarkan, sedangkan siswa yang lain masih banyak yang terlihat pasif.
Ketika guru memberikan latihan soal ada beberapa siswa yang kurang serius mengerjakan dan lebih memilih untuk jalan-jalan di
kelas atau ngobrol dengan teman yang lainnya. Guru Siswa yang masih bingung atau kurang paham tentang latihan soal materi jurnal
umum langsung bertanya pada guru yang saat itu juga berkeliling mengamati siswanya mengerjakan latihan soal.
Hingga waktu yang telah ditentukan guru dan siswa membahas latihan soal. Siswa diberi giliran secara berurutan oleh
guru menurut tempat duduknya untuk membaca soal dan menjawabnya. Sebagian besar siswa dapat menjawab latihan soal
yang diberikan walaupun banyak juga yang masih keliru, terutama siswa-siswa yang duduk di belakang. Hal ini disebabkan mereka lebih
asyik ngobrol dengan teman yang lainnya sehingga tidak mampu menyelesaikan latihan soal yang diberikan.
Dalam hal ini guru selalu berupaya membuat suasana kelas menjadi menyenangkan untuk siswanya, tetapi tidak dapat dipungkiri
bahwa kadang siswa merasa jenuh dan bosan dengan metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Dari rangkaian kegiatan
siswa tersebut, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.2 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa
No Aspek yang diamati Ya
Tidak Keterangan 1
Siswa siap mengikuti proses pembelajaran
√ 80 siswa siap
mengikuti proses pembelajaran,
sekitar 20 siswa tidak siap mengikuti
pembelajaran 2
Siswa memperhatikan
penjelasan guru √
Ada beberapa siswa 30 yang tidak
memperhatikan penjelasan dari guru
3 Siswa
menanggapi pembahasan pelajaran
√ Dilakukan oleh
siswa-siswa tertentu saja 20
4 Siswa mencatat hal-hal
penting √
Tidak semua siswa mencatat hal-hal
penting, hanya sekitar 40 yang
terlihat mencatat hal-hal penting
5 Siswa mengerjakan tugas
dengan baik √
Ada yang serius mengerjakan 20,
ada yang mengerjakan sambil
mengobrol dan bercanda 65, ada
pula yang tidak mengerjakan 15
c. Observasi kelas
Secara fisik ruang kelas XI IPS 1 sangat memadai untuk kegiatan belajar mengajar. Di dalam kelas ada beberapa fasilitas yang
disediakan, antara lain viewer, black board, kipas angin, meja dan kursi guru, meja dan kursi siswa, dan papan absensi. Selain itu, di
meja guru disediakan buku kemajuan kelas yang digunakan untuk mencatat kamajuan siswa dalam pembelajaran dan juga buku presensi
siswa. Ruang kelas XI IPS 1 berada di lantai satu dengan kelas yang
bersih dan memadai untuk belajar 37 orang siswa. Kelas memiliki beberapa jendela kaca sehingga pencahayaan menjadi sangat baik dan
sirkulasi udara juga sangat baik. Lingkungan kelas sudah cukup kondusif untuk kegiatan belajar mengajar. Ada sedikit masalah yaitu
letak sekolah dan kelas yang dekat dengan perlintasan kereta api.
Ketika proses belajar mengajar sedang berlangsung dan ketika itu juga kereta api lewat, maka suaranya akan terdengar sampai ke dalam kelas
dan itu mengganggu. Suasana kelas dari awal hingga akhir pembelajaran sudah cukup kondusif. Secara umum dapat dikatakan
bahwa sebagian besar siswa merasa nyaman belajar di kelas tersebut. Berdasarkan hasil observasi pada guru, perilaku siswa dan
suasana kelas dapat disimpulkan bahwa selama pembelajaran berlangsung guru cenderung menggunakan metode ceramah, tanya
jawab, dan latihan soal. Peneliti menduga bahwa guru menggunakan metode tersebut karena praktis, menghemat waktu dan dapat leluasa
untuk mempercepat atau memperlambat pembahasan materi. Selain itu guru beranggapan bahwa dengan menggunakan pendekatan
personal terhadap siswa guru akan lebih mudah untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa yang satu dengan yang lainnya. Akan
tetapi, kurangnya variasi pembelajaran membuat siswa cenderung jenuh dan bosan. Untuk menutupi hal tersebut siswa lebih memilih
melakukan kegiatan lain, seperti bercanda dengan teman yang lain, membuat keributan yang menciptakan suasana kelas yang gaduh
sehingga mengganggu teman yang lainnya dan membuat konsentrasi menjadi terpecah. Hal ini menghambat proses belajar dan membuat
suasana kelas menjadi tidak kondusif. Pada saat latihan soal, jika ada yang kurang dimengerti guru mempersilahkan siswa untuk bertanya
atau berdiskusi dengan teman satu bangku. Hal ini bertujuan agar siswa lebih mudah memahami dalam pengerjaan soal.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa permasalahan
pembelajaran yang
terjadi adalah
rendahnya pemahaman serta keterlibatan siswa selama proses pembelajaran. Hal
ini disebabkan kurang aktifnya siswa dalam merespon pembahasan dari guru, baik dalam bertanya, menjawab pertanyaan guru,
mengemukakan pendapat, mengerjakan latihan soal dan diskusi mengenai materi pelajaran dengan temannya masih dirasa kurang.
Dari beberapa hal tersebut, maka peneliti menduga hal ini disebabkan monotonnya kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru
walaupun sebenarnya komunikasi antara guru dan siswa sudah terjalin baik. Dari berbagai permasalahan tersebut, alternatif pemecahan
masalahnya adalah perlunya menciptakan suatu metode pembelajaran yang menarik dan inovatif, juga lebih menggali pemahaman siswa
dengan pembelajaran yang aktif. Maka dari itu, diharapkan guru mampu menerapkan suatu metode pembelajaran yang inovatif dan
menarik bagi siswa sehingga siswa dapat belajar dengan perasaan senang sekaligus menggali pemahaman siswa akan materi
pembelajaran. Berdasarkan kondisi pembelajaran tersebut di atas, maka
peneliti bersama dengan guru mitra bermaksud untuk menerapkan metode Teams-Games-Tournaments TGT untuk memperbaiki proses
belajar mengajar dalam pembelajaran akuntansi dengan materi jurnal umum dan buku besar. Penerapan metode tersebut dilakukan atas
dasar pemikiran bahwa jika siswa dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran yang dikemas secara menarik, maka siswa akan lebih
mudah memahami materi yang sedang dipelajari. Penerapan metode TGT
dalam pembelajaran akan melibatkan siswa baik secara individu ataupun kelompok dalam memecahkan suatu permasalahan dalam
menganalisa transaksi keuangan atau bukti transaksi ke dalam jurnal umum dan memposting ke dalam buku besar. Dengan keterlibatan
siswa secara langsung, maka siswa akan lebih mudah untuk mengingat apa yang telah dipelajari.
2. Deskripsi Awal Hasil Belajar Siswa terhadap Jurnal Umum dan Buku
Besar Peneliti melakukan wawancara kepada guru mitra untuk
mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa terhadap materi jurnal umum dan buku besar. Dari hasil wawancara, guru menyatakan bahwa
berdasarkan pengalamannya mengajar diketahui bahwa kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi jurnal umum dan
buku besar. Menurut guru, kesulitan siswa dalam menjurnal terletak pada analisa debet dan kredit jurnal umum. Kebanyakan siswa masih
kebingungan dalam menganalisa sebuah transaksi dan menganalisa apakah akun di debet atau di kredit. Kesalahan siswa ini akan menjadi
fatal karena proses jurnal merupakan langkah awal dalam suatu kegiatan akuntansi dan nantinya akan berhubungan dengan kegiatan akuntansi
selanjutnya. Selain itu, siswa merasa kesulitan dan bingung ketika model transaksinya berbeda walaupun maksud dari transaksi sama.
Disamping melakukan wawancara kepada guru mitra, peneliti melakukan pre-test. Pre-test dimaksudkan untuk melihat sejauh mana
hasil belajar siswa terhadap materi jurnal umum. Pre-test dilaksanakan sebelum penerapan metode TGT. Datanya akan menunjukkan tingkat
hasil belajar awal siswa terhadap materi jurnal umum. Jumlah siswa yang hadir dalam siklus I adalah 35 orang siswa dari jumlah keseluruhan 37
orang siswa, sedangkan 2 orang siswa tidak hadir. Hasil pre-test menunjukkan bahwa skor rata-rata kelas adalah 44,56. Nilai tertinggi
dicapai siswa dengan nilai 86,66, sedangkan nilai terendah dicapai siswa dengan nilai 13,33. Berikut ini adalah gambaran hasil belajar siswa
sebelum dilakukannya PTK:
Tabel 5.3 Analisis Hasil Belajar Siswa dalam Pre-Test Siklus I
No. Interval
Frek Frek Relatif
Interpretasi
1. 2.
81 – 100
66 – 80
1 5
2,86 14,29
Sangat tinggi Tinggi
3. 4.
5. 56
– 65 46
– 55 ≤ 45
6 4
19 17,14
11,42 54,29
Sedang Rendah
Sangat rendah Total
35 100
Tabel 5.3 menunjukkan analisis hasil belajar siswa tentang jurnal umum sebelum dilaksanakannya game dan turnamen. Dari tabel tersebut
dapat dilihat bahwa persentase siswa yang memiliki hasil belajar sangat tinggi adalah 1 siswa 2,7, persentase siswa yang memiliki hasil
belajar tinggi adalah 5 orang 14,29, persentase siswa yang memiliki hasil belajar sedang adalah 6 orang 17,14, persentase siswa yang
memiliki hasil belajar rendah adalah 4 orang 11,42, sedangkan persentase siswa yang memiliki hasil belajar sangat rendah adalah 19
orang 54,29. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa memiliki tingkat hasil belajar yang sangat rendah.
3. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus 1
Berikut ini diuraikan tahap penelitian tindakan kelas dari perencanaan, tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi.
a. Perencanaan
Guru mitra dengan dibantu oleh peneliti mengawali dengan memetakan prestasi siswa kelas XI IPS 1 untuk membentuk
kelompok. Dalam hal ini guru mitra menggunakan nilai ujian tengah
semester dan nilai-nilai ulangan sebagai dasar pemetaan. Selain prestasi siswa, guru mitra juga menggunakan jenis kelamin dan
agama dalam membentuk kelompok siswa agar tidak terjadi kesenjangan antar kelompok.
Kelas XI IPS 1 terdiri dari 37 orang siswa, 2 diantaranya tidak hadir dalam penerapan metode TGT siklus pertama. Dari jumlah
tersebut, siswa dibagi dalam 6 kelompok yang heterogen. Dengan demikian setiap kelompok terdiri dari 6-7 orang siswa, dimana setiap
kelompok akan memiliki nama yaitu kelompok harta, kelompok utang, kelompok modal, kelompok pendapatan, kelompok biaya dan
kelompok prive. Kelompok nantinya akan berfungsi atau digunakan dalam sesi game dan turnamen.
Setelah membentuk kelompok, guru mitra bersama peneliti menyiapkan beberapa perangkat pembelajaran yang diperlukan
dalam penerapan metode TGT. Berikut ini diuraikan perangkat pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran dengan metode
TGT: 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Rancangan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan
menerapkan metode TGT terangkum dalam RPP. Peneliti menyusun RPP yang berisi standar kompetensi, kompetensi
dasar, indikator, tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, materi dan evaluasi. Di dalam RPP telah
diuraikan secara detail tiap tahap dalam suatu pembelajaran yang akan dilaksanakan. RPP.
2 Media pembelajaran
Media pembelajaran yang harus dipersiapkan dalam pembelajaran dengan menerapkan metode TGT, diantaranya:
a Bukti transaksi
Bukti transaksi yang digunakan adalah bukti-bukti transaksi yang dilakukan oleh perusahaan jasa, seperti faktur, bukti
kas masuk BKM, bukti kas keluar BKK, nota kontan, memo dan slip gaji. Dalam game, tiap siswa diharuskan
mencocokkan bukti transaksi dengan jurnal yang dirasa sesuai. Sedangkan dalam turnamen, tiap kelompok
diharuskan mencatat jurnal dari bukti transaksi yang kemudian diperlihatkan pada guru mitra untuk dikoreksi.
b Papan untuk menjodohkan
Papan ini digunakan pada sesi game, digunakan untuk menempelkan pilihan soal dan pilihan jawaban yang dirasa
cocok. Dengan papan ini, tidak hanya guru mitra yang dapat mengoreksi tetapi juga seluruh siswa dikelas.
c Bendera nama kelompok
Bendera nama kelompok digunakan untuk mengidentifikasi nama-nama tiap kelompok, yang terdiri dari kelompok
harta, utang, modal, pendapatan, biaya, dan prive. Papan nama akan diletakkan di meja kelompok.
d Papan untuk menulis jawaban
Papan ini dibutuhkan pada sesi turnamen, digunakan untuk menulis jawaban atas soal yang telah diberikan. Papan
dipakai agar guru mitra dapat dengan mudah mengoreksi pekerjaan siswa sehingga siswa tidak perlu berteriak-teriak
untuk memberikan jawaban. e
Kertas yang bertuliskan poin Kertas yang bertuliskan poin yang terdiri dari 25, 50, dan
100 digunakan pada sesi turnamen, untuk melakukan taruhan atau investasi sebelum mengambil soal dan
menjawabnya. f
Soal pre-test dan soal post-test Merupakan lembar kerja siswa yang berisi soal-soal latihan
berupa pre-test dan post-test, soal-soal ini digunakan untuk membandingkan hasil belajar sebelum dan sesudah
diterapkannya metode TGT. Namun sebelum dibuatnya soal pre-test
dan post-test, dibuat dahulu kisi-kisi soal pre-test dan post-test. Kisi-kisi soal terlampir dalam RPP.
g Prosedur dan aturan main
Prosedur digunakan untuk mengatur jalannya game dan turnamen
agar sesuai
dengan yang
direncanakan.
Sedangkan aturan main digunakan untuk mengatur dan membatasi perilaku siswa agar tidak berbuat kesalahan baik
dalam game dan turnamen. h
Hadiah Hadiah akan diberikan untuk tiga kelompok yang memiliki
akumulasi skor game dan turnamen yang tertinggi. Hadiah yang diberikan berisi makanan ringan.
i Media pembelajaran yang lain
Media pembelajaran lain yang harus dipersiapkan adalah papan tulis, spidol, nomor urut untuk siswa dalam
kelompok, kardus tempat soal dan jawaban, timer dan peluit.
3 Materi pelajaran
Materi pelajaran ini adalah jurnal umum. Materi yang dipersiapkan berupa garis besar jurnal umum, yaitu pengertian
jurnal umum, fungsi jurnal umum dan cara membuat jurnal umum. Selain itu dipersiapkan juga contoh soal, jawaban soal
beserta penjelasannya. 4
Instrumen penelitian Peneliti menyiapkan instrumen penelitian yang diperlukan
dalam mengumpulkan data. Beberapa instrumen yang harus dipersiapkan adalah:
a Lembar observasi terhadap kegiatan guru
Lembar kegiatan observasi kegiatan guru digunakan untuk mengetahui perilaku guru mitra saat penerapan metode TGT
pada materi jurnal umum. b
Lembar observasi terhadap kegiatan siswa Lembar observasi kegiatan siswa digunakan untuk
mengetahui perilaku siswa di kelas saat diterapkannya pembelajaran dengan metode TGT untuk materi jurnal
umum. c
Lembar observasi terhadap keadaan kelas Lembar observasi keadaan kelas digunakan untuk mencatat
keadaan kelas saat diterapkannya pembelajaran dengan metode TGT untuk materi jurnal umum.
d Instrumen refleksi
Setelah pembelajaran pada siklus pertama selesai, maka guru mitra dan siswa melakukan refleksi atas pembelajaran
yang telah dilakukan. Refleksi digunakan untuk memaknai nilai-nilai dari segala aktivitas dalam pembelajaran.
Refleksi juga dapat digunakan sebagai acuan untuk perbaikan di siklus yang kedua.
b. Tindakan
Pada tahap tindakan, peneliti menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT sesuai dengan rencana tindakan. Langkah-
langkah pada tahap ini adalah sebagai berikut: 1
Kegiatan Prapembelajaran Sebelum dimulainya pembelajaran, guru mitra terlebih
dahulu memeriksa kesiapan ruang kelas, alat-alat yang akan digunakan dan menyiapkan media yang akan digunakan dalam
pembelajaran. Setelah guru mitra melihat bahwa siswa juga sudah siap menerima pelajaran maka guru mitra kemudian
membuka pelajaran. Hal yang pertama dalam membuka pelajaran yaitu ucapan salam pembuka, kemudian guru mitra
melakukan apersepsi agar siswa mengingat materi sebelumnya dan mengerti materi yang akan dipelajarinya. Guru mitra
menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dalam melakukan apersepsi. Setelah itu guru mitra menyampaikan
kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatan dalam pembelajaran yang akan dilakukannya. Sebelum pembelajaran
dilanjutkan pada sesi game, guru mitra terlebih dahulu memberikan pre-test pada siswa untuk mengukur pemahaman
dan hasil belajar awal siswa terhadap materi jurnal umum.
2 Kegiatan Inti Pembelajaran
a Membagi siswa dalam kelompok
Pada tahap perencanaan, guru mitra dan peneliti telah membagi siswa menjadi 6 kelompok yang heterogen.
Sebelum pembelajaran
dimulai, guru
mitra telah
menempelkan daftar nama-nama siswa dan kelompoknya di depan pintu kelas sehingga siswa dapat melihatnya dengan
jelas. Dan pada saat pembelajaran dilaksanakan, guru mitra memastikan kembali bahwa siswa telah berada dalam
kelompoknya masing-masing. Jumlah anggota kelompok terdiri dari 6-7 orang siswa. Selanjutnya guru mitra
mengarahkan siswa pada sesi game, kemudian guru mitra membacakan prosedur dan aturan permainan.
b Pelaksanaan Permainan game
Permainan pada siklus pertama ini diberi nama make a match
. Sebelum permainan dimulai, guru mitra memastikan siswa sudah paham dengan prosedur dan aturan mainnya
dengan cara membacakan dan menjelaskannya. Kemudian guru mitra juga memastikan bahwa siswa telah memakai
nomor urut yang telah disediakan di tiap kelompok sebagai penentu urutan dalam menjalankan permainan. Dalam
permainan ini, siswa diminta untuk maju ke depan dan mengambil pilihan soal dan pilihan jawaban di dalam
kardus yang telah disediakan kemudian menempelkannya di papan gabus yang telah disediakan di depan kelas. Masing-
masing siswa maju ke depan setelah peluit tanda waktu dimulai dan berdasarkan nomor urut yang telah diberikan.
Waktu yang diberikan dalam mengerjakan soal untuk masing-masing siswa adalah 40 detik. Saat bunyi peluit
tanda waktu berakhir dibunyikan maka siswa yang sedang mengerjakan di depan kelas harus mundur. Setelah itu
dibunyikan peluit tanda waktu dimulai, dan siswa dengan nomor urut selanjutnya harus maju untuk menyelesaikan
soal dengan waktu yang sama. Di depan kelas telah disediakan 10 soal dengan beberapa jawaban serta jawaban
pengecoh. Dalam permainan ini jawaban yang benar akan memperoleh skor 100, sedangkan untuk jawaban yang salah
akan dikurangi dengan skor 100. c
Pelaksanaan Turnamen Tournament Baik pada siklus pertama maupun siklus kedua, turnamen
dilakukan setelah permainan game selesai dilakukan. Turnamen pada siklus pertama dan siklus kedua ini diberi
nama angkat papan. Dalam turnamen ini, kelompok menjawab pertanyaan dan menuliskannya di papan yang
telah disediakan kemudian mengangkatnya saat waktu pengerjaan habis. Namun sebelum menjawab soal,
kelompok diharuskan mempertaruhkan poinnya di meja taruhan dan perwakilan kelompok baru boleh mengambil
soal. Dalam hal ini, waktu yang diberikan untuk mempersiapkan dan berpikir mengenai jumlah taruhan
adalah 10 detik, sedangkan waktu yang diberikan untuk menjawab soal 40 detik. Jika jawaban benar maka poin
akan bertambah sebesar nilai yang dipertaruhkan, sedangkan jika jawaban salah maka poin akan dikurangi
sebesar nilai yang dipertaruhkan. Besarnya poin yang dipertaruhkan minimal 25 dan maksimal 100. Kelompok
akan diberikan 10 soal mengenai jurnal umum. d
Penghargaan kelompok Skor kelompok dari game dan tournamen dicatat kemudian
diakumulasikan. Pada akhir kegiatan, skor dibuat rangking untuk menentukan juara I, II dan III. Pada siklus ini, juara I
adalah kelompok Pendapatan, juara II adalah kelompok Prive dan juara III adalah kelompok Harta.
Masing-masing juara akan mendapatkan hadiah berupa makanan ringan.
3 Kegiatan Penutup
a Evaluasi
Sesudah menerapkan
metode TGT
dalam pembelajaran, maka dilanjutkan dengan melakukan post-
test untuk menilai hasil belajar siswa atas materi tentang
jurnal umum yang telah dipelajari. Setelah siswa melakukan post-test
, dilanjutkan dengan menyimpulkan kembali pembelajaran yang telah dilakukan. Hal ini dilakukan untuk
memantapkan kembali hasil belajar siswa tentang materi yang telah dipelajari. Menyimpulkan kembali materi yang
telah dipelajari dilakukan guru dengan metode ceramah dan tanya jawab.
b Refleksi
Refleksi dilakukan untuk memaknai setiap aktivitas yang telah dilakukan selama pembelajaran dengan
menggunakan metode TGT. Dalam hal ini, refleksi dapat berguna untuk melihat kembali apa yang telah dilakukan
dalam pembelajaran, manfaat apa saja yang dapat diambil, kendala yang dihadapi selama mengikuti pembelajaran
dengan metode TGT. Berikut ini disajikan refleksi guru mitra dan refleksi siswa:
1 Refleksi siswa
Pada akhir siklus, siswa diajak untuk melakukan refleksi atas kegiatan pembelajaran dengan metode
TGT yang telah dilakukan. Dari hasil refleksi dapat
dilihat bahwa siswa secara umum merasa senang dan tertarik untuk mengikuti pembelajaran dengan metode
TGT . Sebagian besar siswa mengungkapkan bahwa
mereka merasa senang karena metode yang diterapkan lebih kepada bermain sambil belajar, sehingga
pembelajaran tidak membosankan. Kendala
utama yang
dihadapi selama
pembelajaran dengan metode TGT adalah masalah waktu yang terbatas, sehingga terkadang siswa kurang
bisa berkonsentrasi dengan waktu yang singkat tersebut.
Namun, ada
beberapa siswa
yang mengungkapkan bahwa dengan waktu yang terbatas
tersebut dapat mengasah otak untuk berpikir lebih cepat dan kritis. Hambatan lainnya adalah teman kelompok
yang memberikan dukungan pada kelompoknya membuat suasana sedikit gaduh, sehingga sedikit
menghambat proses belajar mengajar. Selain itu, ada beberapa siswa yang masih kurang paham dengan
prosedur dan aturan main baik dalam game dan turnamen.
Tabel 5.4 Rangkuman Refleksi Siswa
No Uraian
Komentar 1
Bagaimana pendapat Anda terhadap
komponen pembelajaran dan
penggunaan metode pembelajaran
kooperatif yang diterapkan?
Siswa secara keseluruhan
menyatakan komponen
pembelajaran sudah baik, dan sangat
menarik. Media pembelajaran
menarik. 2
Bagaimana pendapat Anda tentang aktivitas
siswa yang terjadi dalam kegiatan
pembelajaran kooperatif tipe TGT?
Keaktifan, partisipasi, kerja kelompok, dan
Siswa secara keseluruhan
berpendapat bahwa mereka merasa senang
mengikuti pelajaran dengan metode TGT.
Pembelajaran tidak membosankan.
diskusi Semua siswa ikut aktif
dan saling membantu terutama dalam
kelompok. Penuh kompetisi.
Dengan diskusi dapat bertanya sharing
pendapat mengenai soal yang sulit.
3 Apakah Anda
berminat mengikuti pembelajaran dengan
metode kooperatif tipe TGT
? Dari 37 siswa, ada 34
siswa atau 91,90 berminat
mengikuti pembelajaran dengan
metode TGT, karena dengan metode ini
pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.
1 siswa atau 2,70 tidak
berminat, Sedangkan 2 siswa
atau 5,40 menjawab
ragu-ragu. 4
Manfaat apa saja yang diperoleh dari
diterapkannya pembelajaran
kooperatif tipe TGT? Sebagian besar siswa
75 menyatakan bahwa manfaat yang
paling dirasakan adalah mereka
menjadi lebih mudah memahami materi
yang diajarkan. 5
Keberhasilan apa saja yang telah Anda capai
ketika diterapkannya pembelajaran
kooperatif tipe TGT tersebut?
Lebih percaya diri dan lebih aktif dalam
mengikuti pembelajaran.
Lebih memahami pelajaran akuntansi
terutama jurnal umum. Dapat berlatih untuk
berpikir cepat dan kritis.
Lebih teliti dalam membaca dan
mengerjakan soal. Mengajarkan bekerja
sama dalam kelompok, terutama
dalam komunikasi yang baik di dalam
kelompok. 6
Hambatan apa yang mungkin ditemui
ketika diterapkannya pembelajaran
kooperatif tipe TGT tersebut?
Seluruh siswa berpendapat bahwa
masalah waktu yang terbatas dalam
mengerjakan soal menjadi kendala
utama.
Kelas sedikit gaduh.
Awalnya sedikit bingung dengan
prosedur dan aturan mainnya.
7 Hal-hal mana saja
yang masih perlu ditingkatkan dan
diperbaiki dalam pembelajaran
kooperatif tipe TGT? Yang perlu
ditingkatkan dan diperbaiki dalam
pembelajaran kooperatif tipe TGT
adalah lebih cermat dalam pengalokasian
waktu. Media dibuat lebih
menarik dan bervariasi.
2 Refleksi guru mitra
Di akhir siklus, guru mitra melakukan refleksi untuk memaknai pembelajaran yang telah dilakukannya
dan menganalisa segala hambatan dan masalah yang dihadapinya. Berikut ini merupakan refleksi yang
dilakukan oleh guru mitra:
Tabel 5.5 Refleksi Guru Mitra
No Uraian
Komentar 1
Penilaian guru
terhadap komponen
pembelajaran dan penggunaan metode
pembelajaran kooperatif
yang diterapkan. Materi ajar,
RPP, soal, kunci jawaban, dan
cara kerja siswa sudah sesuai.
2 Selama
kerja dalam
kelompok apakah siswa: a.
Mendengarkan orang
lain b.
Mengajukan pertanyaan c.
Mengorganisasikan ide- idenya
d. Mengorganisasikan
kelompok e.
Mengacaukan kegiatan f.
Melamun Semua siswa
sudah aktif tetapi masih ada
satu atau dua siswa yang agak
mengacau dan melamun selama
proses kerja kelompok.
3 Hambatan yang mungkin
ditemui dalam menerapkan pembelajaran kooperatif
tipe TGT. -
Suasana kelas -
Keterbatasan waktu
4 Manfaat
yang diperoleh
dalam merencanakan dan menerapkan
pembelajaran kooperatif tipe TGT.
Siswa dapat belajar dengan
kompak bersama teman
satu kelompok. 5
Keberhasilan yang
telah dicapai ketika diterapkannya
pembelajaran kooperatif tipe TGT
tersebut. Siswa
lebih mudah
memahami materi ajar.
6 Hal-hal mana saja yang
masih perlu ditingkatkan dan
diperbaiki dalam
pembelajaran kooperatif tipe TGT
. -
Suasana kelas -
Materi soal lebih bagus
dan variatif -
Sarana dan prasarana
7 Apakah
siswa berminat
mengikuti pembelajaran
kooperatif tipe
TGT Sangat antusias
dan akan dicoba
selanjutnya seperti
yang diterapkan di dalam kelas?
selanjutnya.
Dari hasil refleksi guru mitra dan siswa, dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan metode TGT pada siklus
pertama masih mengalami banyak hambatan, terutama masalah waktu dan situasi siswa di dalam kelas. Alokasi
waktu pada siklus pertama dirasa belum sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah direncanakan. Situasi
siswa di dalam kelas saat penerapan metode TGT pada siklus pertama kurang kondusif.
Penerapan metode TGT pada siklus pertama menunjukkan dibutuhkan siklus kedua untuk perbaikan.
Jadi, peneliti mengambil kesimpulan untuk melakukan penerapan metode TGT siklus kedua.
c Observasi
Saat PTK
dilaksanakan, peneliti
bertugas mengamati tindakan yang dilakukan oleh guru mitra, siswa
dan bagaimana kondisi kelas saat berlangsungnya pembelajaran dengan metode TGT. Observasi dilaksanakan
bersamaan dengan tindakan pada siklus pertama.
1 Pengamatan terhadap guru
Pada awal pembelajaran, guru mitra melakukan kegiatan pembuka dengan memberikan salam kepada
siswa kemudian mengarahkan siswa untuk menempati tempat sesuai dengan kelompoknya. Kemudian guru
mitra menjelaskan metode yang digunakan dalam pembelajaran yang akan dilakukan yaitu metode TGT.
Penjelasan ini dilakukan untuk memberikan gambaran kepada siswa tentang apa itu metode TGT dan
bagaimana dalam pelaksanaannya nanti. Guru mitra juga memotivasi siswa agar berperan aktif baik dalam
game dan turnamen. Setelah itu guru mitra mengajak
siswa mengingatkan kembali materi mekanisme debet kredit dengan memberikan penjelasan singkat. Suara
guru mitra saat menjelaskan sudah cukup keras sehingga terdengar sampai belakang.
Saat siswa telah mengingat materi yang dipelajari pada pertemuan sebelumnya, maka guru mitra
mengaitkannya ke materi selanjutnya yaitu jurnal umum. Dilanjutkan dengan pelaksanaan game dan
turnamen. Setelah turnamen berakhir, guru mitra memberikan penghargaan kepada kelompok dengan
skor terbaik. Pada akhir pembelajaran, guru mitra
melakukan evaluasi dan melakukan refleksi untuk mengetahui kesan siswa terhadap pembelajaran dengan
metode TGT yang telah dilakukan. Aktivitas guru mitra selama proses pembelajaran pada siklus pertama
disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 5.6 Aktivitas Guru Pada Saat Penerapan Metode TGT
NO ASPEK YANG DIAMATI
SKOR I
1. 2.
II 1.
2.
III A.
1. 2.
3. 4.
B.
1. 2.
3. 4.
PRA PEMBELAJARAN Memeriksa
kesiapan ruang,
alat pembelajaran dan media
Memeriksa kesiapan siswa MEMBUKA PEMBELAJARAN
Melakukan kegiatan apersepsi Menyampaikan kompetensi yang akan
dicapai dan rencana kegiatannya KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
Penguasaan materi pelajaran Menunjukkan penguasaan materi
pembelajaran Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain
yang relevan Menyampaikan materi sesuai dengan
hierarki belajar Mengaitkan materi dengan realitas
kehidupan Pendekatan strategi pembelajaran
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa
Melaksanakan pembelajaran secara runtut Melaksanakan pembelajaran yang
terkoordinasi 1 2 4 5
1 2 4 5
1 2 4 5 1 2 4 5
1 2 4 5 1 2 4 5
1 2 4 5 1 2 4 5
1 2 4 5 1 2 4 5
1 2 4 5
1 2 4 5
5. 6.
7. 8.
C.
1. 2.