Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournaments (TGT) sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur St.Louis IX Sedayu pada mata pelajaran akuntansi materi jurnal umum dan buku besar.

(1)

viii ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TEAMS-GAMES-TOURNAMENTS (TGT)

SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 1 SMA PANGUDI LUHUR ST. LOUIS IX SEDAYU

PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI MATERI JURNAL UMUM DAN BUKU BESAR

Yosef Tundra Tri Wibowo Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu pada mata pelajaran akuntansi materi jurnal umum dan buku besar melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournaments (TGT).

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu tahun ajaran 2012/2013 yang terdiri dari 37 orang siswa. Penelitian dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing meliputi empat tahap, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Data dikumpulkan dengan metode tes, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis komparatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournaments (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu pada mata pelajaran akuntansi materi jurnal umum dan buku besar. Hasil belajar pada siklus 1 menunjukkan rata-rata pre-test = 44,56 dan rata-rata post-test = 58,39, sedangkan pada siklus 2 rata-rata pre-test = 35,94 dan rata-rata post-test = 72,97. Selain itu, hasil belajar tersebut telah melampaui KKM pada siklus 1 17,14% meningkat menjadi 62,16% pada siklus 2.


(2)

ix ABSTRACT

THE APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL OF TEAMS-GAMES-TOURNAMENTS (TGT) TYPE

AS AN EFFORT TO IMPROVE STUDENT LEARNING ACHIEVEMENT OF THE 11th GRADE STUDENTS OF SOCIAL SCIENCES

DEPARTMENT PANGUDI LUHUR ST. LOUIS IX SENIOR HIGH SCHOOL SEDAYU

ON THE ACCOUNTING SUBJECT WITH THE TOPIC: JOURNAL OF GENERAL LEDGER

Yosef Tundra Tri Wibowo Sanata Dharma

Yogyakarta 2013

The aim of this study is to know the improvement of student learning achievement of the 11th grade students of Social Sciences Department Pangudi Luhur St. Louis IX Senior High School Sedayu in Accounting subject with the topic general journal and general ledger through the application of Teams-Games-Tournaments (TGT) cooperative learning model.

The type of the research is a class action research. The subjects in this research were students of the 11th grade students of Social Sciences Department Pangudi Luhur St. Louis IX Senior High School Sedayu, 2012/2013 academic year which consisted of 37 students. The study was conducted in two cycles, each of cycle which includes four stages: planning, action, observation, and reflection. Data were collected by using method of testing, observation, interviews, and documentation. Data were analyzed by using descriptive analysis and comparative analysis.

The results of this study indicate that the application of Teams-Games-Tournaments (TGT) cooperative learning model can improve student learning achievement of the 11th grade students of Social Sciences Department Pangudi Luhur St. Louis IX Senior High School Sedayu in accounting subject with the topic general journal and general ledger. Learning achievement in first cycle shows the average of pre-test = 44.56, and the average of post-test = 58.39, while in the second cycle the average of pre-test = 35.94, and the average of post-test = 72.97. Besides, the results have exceeded KKM on cycle 1 17.14% and then increase to 62.16% in cycle 2.


(3)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TEAMS-GAMES-TOURNAMENTS (TGT)

SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 1 SMA PANGUDI LUHUR ST. LOUIS IX SEDAYU

PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI MATERI JURNAL UMUM DAN BUKU BESAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Yosef Tundra Tri Wibowo NIM 081334006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(4)

i

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TEAMS-GAMES-TOURNAMENTS (TGT)

SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 1 SMA PANGUDI LUHUR ST. LOUIS IX SEDAYU

PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI MATERI JURNAL UMUM DAN BUKU BESAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Yosef Tundra Tri Wibowo NIM 081334006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(5)

(6)

(7)

iv

PERSEMBAHAN

Karya yang sederhana ini kupersembahkan bagi:

 Tuhan Yesus Kristus, Sang Juru Selamatku

 Orang tuaku tercinta, Bapak Agustinus Saridi dan Ibu Agnes Sukarti,

atas segala cinta kasihnya

 Kakakku tersayang, Vincentius Indar Nugroho dan Vincentia Wemi

Cahyani (Almarhum), yang selalu menjadi semangatku

 Keluarga dan semua sahabat yang selalu setia mendukungku


(8)

v

Motto

Orang pesimis, biarpun jalan di depannya tidak ada

hambatan, selalu bimbang. Sementara orang optimis, biarpun

jalan di depannya penuh rintangan, dia akan tetap menerobos.


(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 30 April 2013 Penulis,


(10)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Yosef Tundra Tri Wibowo

Nomor Mahasiswa : 081334006

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TEAMS-GAMES-TOURNAMENTS (TGT) SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 1 SMA PANGUDI LUHUR ST. LOUIS IX SEDAYU PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI MATERI JURNAL UMUM DAN BUKU BESAR

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 30 April 2013 Yang menyatakan


(11)

viii ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TEAMS-GAMES-TOURNAMENTS (TGT)

SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 1 SMA PANGUDI LUHUR ST. LOUIS IX SEDAYU

PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI MATERI JURNAL UMUM DAN BUKU BESAR

Yosef Tundra Tri Wibowo Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu pada mata pelajaran akuntansi materi jurnal umum dan buku besar melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournaments (TGT).

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu tahun ajaran 2012/2013 yang terdiri dari 37 orang siswa. Penelitian dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing meliputi empat tahap, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Data dikumpulkan dengan metode tes, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis komparatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournaments (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu pada mata pelajaran akuntansi materi jurnal umum dan buku besar. Hasil belajar pada siklus 1 menunjukkan rata-rata pre-test = 44,56 dan rata-rata post-test = 58,39, sedangkan pada siklus 2 rata-rata pre-test = 35,94 dan rata-rata post-test = 72,97. Selain itu, hasil belajar tersebut telah melampaui KKM pada siklus 1 17,14% meningkat menjadi 62,16% pada siklus 2.


(12)

ix ABSTRACT

THE APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL OF TEAMS-GAMES-TOURNAMENTS (TGT) TYPE

AS AN EFFORT TO IMPROVE STUDENT LEARNING ACHIEVEMENT OF THE 11th GRADE STUDENTS OF SOCIAL SCIENCES

DEPARTMENT PANGUDI LUHUR ST. LOUIS IX SENIOR HIGH SCHOOL SEDAYU

ON THE ACCOUNTING SUBJECT WITH THE TOPIC: JOURNAL OF GENERAL LEDGER

Yosef Tundra Tri Wibowo Sanata Dharma

Yogyakarta 2013

The aim of this study is to know the improvement of student learning achievement of the 11th grade students of Social Sciences Department Pangudi Luhur St. Louis IX Senior High School Sedayu in Accounting subject with the topic general journal and general ledger through the application of Teams-Games-Tournaments (TGT) cooperative learning model.

The type of the research is a class action research. The subjects in this research were students of the 11th grade students of Social Sciences Department Pangudi Luhur St. Louis IX Senior High School Sedayu, 2012/2013 academic year which consisted of 37 students. The study was conducted in two cycles, each of cycle which includes four stages: planning, action, observation, and reflection. Data were collected by using method of testing, observation, interviews, and documentation. Data were analyzed by using descriptive analysis and comparative analysis.

The results of this study indicate that the application of Teams-Games-Tournaments (TGT) cooperative learning model can improve student learning achievement of the 11th grade students of Social Sciences Department Pangudi Luhur St. Louis IX Senior High School Sedayu in accounting subject with the topic general journal and general ledger. Learning achievement in first cycle shows the average of pre-test = 44.56, and the average of post-test = 58.39, while in the second cycle the average of pre-test = 35.94, and the average of post-test = 72.97. Besides, the results have exceeded KKM on cycle 1 17.14% and then increase to 62.16% in cycle 2.


(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams-Games-Tournaments (TGT) Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu Pada Mata Pelajaran Akuntansi Materi Jurnal Umum Dan Buku Besar”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi, Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Proses penyusunan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan dan doa dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. R. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

4. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing, yang telah bersedia meluangkan waktu untuk mengarahkan dan membimbing penulis dengan sabar dan kesungguhan hati.

5. Segenap dosen dan karyawan Program Studi Pendidikan Akuntansi Unversitas Sanata Dharma.


(14)

xi

6. Bapak Drs. Al. Chandra Widyantara selaku guru mitra dan seluruh keluarga besar SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu, terima kasih atas kerja samanya selama ini.

7. Bapak Agustinus Saridi dan Ibu Agnes Sukarti, kakakku Vincentius Indar Nugroho dan Vincentia Wemi Cahyani (almarhum), keluarga besar Semiwiryo dan keluarga besar Cokrodiharjo, yang tidak pernah lelah memberikan kasih sayang, doa, dan dukungan moril dan material.

8. Bernardus Purnawan, Lourentius Dwi Hasto, Catur Bayu Nugraha, Robertus Prastya Jati, Gregorius Yudanto Rahadi, Sesilia Susanti, Ninda Tanove, Widyananto Ardy, atas bantuan dan dukungannya selama penelitian. 9. Teman-temanku: Bernardus Purnawan, Lourentius Dwi Hasto, Florentina

Sita, Ivena Lemuela, Nurul Kurnia Ningsih, Terecia Wahyu, Gregorius Yudha, Augusto Morista, Catur Bayu, Robertus Prasetya Jati, Stevani Elia, Widyananto Ardy, Puri Ratnasari, Ana Nurfiana, Yustina Rista, Friska Ari, dan semua teman-teman angkatan 2008 yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih atas semangat, canda dan tawa selama ini, suatu kebanggaan bisa mengenal dan dekat dengan kalian.

10.Teman-teman band LUBYcoustic: Adi Putra, Lourentius Dwi Hasto, Alloysius Prananta, William Buala, yang selalu menghibur dan memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

11.Teman-teman kost Bromo 15: Adi, Abi, Dedy, Jefry atas dukungan dan kebersamaannya selama ini.


(15)

xii

12.Semua pihak yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi bahan masukan bagi rekan-rekan dalam menyusun skripsi.

Yogyakarta, 30 April 2013 Penulis,


(16)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5


(17)

xiv

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Penelitian Tindakan Kelas... 7

B. Prinsip Dasar PTK ... 9

C. Tahapan Pelaksanaan PTK ... 9

D. Tujuan PTK ... 11

E. Manfaat yang Bisa Diperoleh Dari PTK ... 11

F. Metode Teams-Games-Tournaments (TGT) ... 12

G. Tipe Pembelajaran Kooperatif ... 12

H. Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ... 15

I. Mata pelajaran Akuntasi ... 20

J. Kerangka Teoritik ... 22

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

A. Jenis Penelitian ... 24

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 26

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 26

D. Prosedur Penelitian... 27

E. Instrumen Penelitian... 33

F. Teknik Pengumpulan Data ... 37

G. Teknik Analisis Data ... 39

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH ... 41

A. Sejarah Berdirinya SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu ... 41


(18)

xv

B. Tujuan, Visi dan Misi SMA Pangudi Luhur

St. Louis IX Sedayu ... 43

C. Visi dan Misi SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu ... 44

D. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu ... 45

E. Organisasi Sekolah Satuan Pendidikan SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu ... 48

F. Sumber Daya Manusia SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu ... 58

G. Siswa SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu ... 60

H. Kondisi Fisik dan Lingkungan SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu.. ... 61

I. Fasilitas Pendidikan dan Latihan ... 64

BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN ... 67

A. Deskripsi Penelitian ... 67

1. Observasi Pendahuluan ... 67

2. Deskripsi Awal Hasil Belajar Siswa terhadap Jurnal Umum dan Buku Besar ... 79

3. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I ... 81

4. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus II ... 109

B. Analisis Komparasi Hasil Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Penerapan Metode Teams Games Tournament Pada Siklus I ... 135


(19)

xvi

C. Analisis Komparasi Hasil Belajar Siswa Sebelum

dan Sesudah Penerapan Metode Teams Games Tournament

Pada Siklus II ... 140

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 147

B. Keterbatasan Penelitian ... 147

C. Saran ... 148

DAFTAR PUSTAKA ... 149


(20)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi soal Pre-Test dan Post-Test Siklus I ... 36

Tabel 3.2 Kisi-kisi soal Pre-Test dan Post-Test Siklus II ... 37

Tabel 3.3 Tabel Komparasi Hasil Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Penerapan Metode TGT ... 40

Tabel 4.1 Daftar Kepala Sekolah yang Pernah Bertugas ... 42

Tabel 4.2 Daftar Pegawai SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu ... 58

Tabel 4.3 Daftar Siswa-siswi SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu Berdasarkan Jenis Kelamin ... 60

Tabel 4.4 Daftar Siswa-siswi SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu Berdasarkan Agama... 61

Tabel 5.1 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru Sebelum Penerapan Metode Teams-Games-Tournament ... 70

Tabel 5.2 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa ... 75

Tabel 5.3 Analisis Hasil Belajar Siswa dalam Pre-Test Siklus I ... 80

Tabel 5.4 Rangkuman Refleksi Siswa ... 93

Tabel 5.5 Refleksi Guru Mitra ... 98

Tabel 5.6 Aktivitas Guru Pada Saat Penerapan Metode TGT ... 102

Tabel 5.7 Hasil Observasi Perilaku Siswa Saat Penerapan MetodeTGT ... 106

Tabel 5.8 Analisis Hasil Belajar Siswa Pada Pre-Test Siklus II ... 109


(21)

xviii

Tabel 5.10 Refleksi Guru Mitra ... 126

Tabel 5.11 Aktivitas Guru Pada Saat Penerapan Metode TGT ... 130

Tabel 5.12 Hasil Observasi Terhadap Perilaku Siswa Saat Penerapan Metode TGT ... 133

Tabel 5.13 Analisis Hasil Belajar Siswa dalam Post-Test Siklus I ... 135

Tabel 5.14 Daftar Perubahan Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 137

Tabel 5.15 Analisis Hasil Belajar Siswa dalam Post-Test Siklus II ... 140

Tabel 5.16 Daftar Perubahan Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 141

Tabel 5.17 Analisis Perbandingan Hasil Nilai Post-Test dan Ketuntasan Antara Siklus I dan Siklus II ... 145


(22)

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tahap Penelitian Tindakan Kelas ... 10 Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMA Pangudi Luhur


(23)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Observasi Kegiatan Guru ... 151 Lampiran 2 Lembar Observasi Kegiatan Siswa ... 152 Lampiran 3 Lembar Observasi Kegiatan Kelas ... 153 Lampiran 4 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 154 Lampiran 5 Instrumen Observasi Aktivitas Guru di Kelas Sebelum

Penerapan Metode TGT ... 160 Lampiran 6 Instrumen Observasi Aktivitas Guru di Kelas Saat

Penerapan Metode TGT ... 163 Lampiran 7 Instrumen Observasi Terhadap Aktivitas Siswa

Sebelum Penerapan Metode TGT ... 166 Lampiran 8 Instrumen Observasi Terhadap Aktivitas Siswa Saat

Penerapan Metode TGT ... 167 Lampiran 9 Instrumen Refleksi Guru Mitra ... 168 Lampiran 10 Instrumen Refleksi Siswa ... 170 Lampiran 11 Lembar Observasi Kegiatan Guru Sebelum Penerapan

Metode TGT ... 171 Lampiran 12 Lembar Observasi Kegiatan Siswa Sebelum Penerapan

Metode TGT ... 174 Lampiran 13 Lembar Observasi Kegiatan Kelas Sebelum Penerapan


(24)

xxi

Lampiran 14 Instrumen Observasi Aktivitas Guru di Kelas Sebelum

Penerapan Metode TGT ... 178 Lampiran 15 Observasi Aktivitas Siswa Sebelum Penerapan Metode

TGT ... 181 Lampiran 16 Lembar Observasi Kegiatan Guru Saat Penerapan

Metode TGT ... 183 Lampiran 17 Lembar Observasi Kegiatan Siswa Saat Penerapan

Metode TGT ... 185 Lampiran 18 Lembar Observasi Kegiatan Kelas Saat Penerapan

Metode TGT ... 187 Lampiran 19 Instrumen Observasi Aktivitas Guru di Kelas Saat

Penerapan Metode TGT ... 189 Lampiran 20 Observasi Aktivitas Siswa di Kelas Saat Penerapan

Metode TGT ... 192 Lampiran 21 Skenario Pembelajaran ... 194 Lampiran 22 Materi Jurnal Umum ... 196 Lampiran 23 Soal Pre-Test ... 199 Lampiran 24 Lembar Jawab Pre-Test ... 206 Lampiran 25 Lembar Jawab Pre-Test Siswa ... 207 Lampiran 26 Nilai Pre-Test Siswa Kelas XI IPS 1 ... 212 Lampiran 27 Daftar Nama Kelompok Siswa ... 213 Lampiran 28 Lay Out Kelas Saat Penerapan Metode TGT ... 214 Lampiran 29 Prosedur dan Aturan Main Game ... 215


(25)

xxii

Lampiran 30 Soal Game Make a Match ... 217 Lampiran 31 Jawaban Soal Game Make a Match ... 220 Lampiran 32 Prosedur dan Aturan Main Turnamen ... 221 Lampiran 33 Soal Turnamen ... 223 Lampiran 34 Jawaban Soal Turnamen ... 225 Lampiran 35 Akumulasi Nilai ... 226 Lampiran 36 Soal Post-Test ... 227 Lampiran 37 Lembar Jawab Post-Test Siswa ... 233 Lampiran 38 Jawaban Soal Pre-Test dan Post-Test ... 238 Lampiran 39 Nilai Post-Test Siswa Kelas XI IPS I ... 239 Lampiran 40 Lembar Refleksi Guru Mitra ... 240 Lampiran 41 Lembar Refleksi Siswa ... 242 Lampiran 42 Hasil Wawancara dengan Guru Mitra ... 248 Lampiran 43 Hasil Wawancara dengan Siswa ... 251 Lampiran 44 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 252 Lampiran 45 Lembar Observasi Kegiatan Guru Saat Penerapan

Metode TGT ... 256 Lampiran 46 Lembar Observasi Kegiatan Siswa Saat Penerapan

Metode TGT ... 258 Lampiran 47 Lembar Observasi Kegiatan Kelas Saat Penerapan

Metode TGT ... 260 Lampiran 48 Instrumen Observasi Aktivitas Guru di Kelas Saat


(26)

xxiii

Lampiran 49 Observasi Aktivitas Siswa di Kelas Saat Penerapan

Metode TGT ... 265 Lampiran 50 Skenario Pembelajaran ... 267 Lampiran 51 Materi Buku Besar ... 269 Lampiran 52 Soal Pre-Test ... 274 Lampiran 53 Lembar Jawab Pre-Test ... 279 Lampiran 54 Lembar Jawab Pre-Test Siswa ... 280 Lampiran 55 Nilai Pre-Test Siswa Kelas XI IPS 1 ... 285 Lampiran 56 Daftar Nama Kelompok Siswa ... 286 Lampiran 57 Prosedur dan Aturan Main Game ... 287 Lampiran 58 Soal Game Make a Match ... 289 Lampiran 59 Jawaban Soal Game Make a Match ... 294 Lampiran 60 Prosedur dan Aturan Main Turnamen ... 299 Lampiran 61 Soal Turnamen ... 301 Lampiran 62 Jawaban Soal Turnamen ... 306 Lampiran 63 Akumulasi Nilai ... 308 Lampiran 64 Soal Post-Test ... 309 Lampiran 65 Lembar Jawab Post-Test Siswa ... 316 Lampiran 66 Jawaban Soal Pre-Test dan Post-Test ... 321 Lampiran 67 Nilai Post-Test Siswa Kelas XI IPS I ... 322 Lampiran 68 Lembar Refleksi Guru Mitra ... 323 Lampiran 69 Lembar Refleksi Siswa ... 325


(27)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan di Indonesia saat ini dapat dikatakan masih rendah, maka wajar jika kualitas kehidupan bangsa juga masih rendah. Kualitas pendidikan menunjukkan tingkat kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sumber daya manusia. Kualitas kehidupan menunjukkan bagaimana mereka beradaptasi dengan lingkungannya dan bagaimana mereka mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi. Dengan kemampuan dan pengetahuan yang baik manusia mampu menciptakan teknologi yang semakin canggih.

Teknologi yang canggih akan mempermudah manusia mengatasi masalah-masalahnya dan menyelesaikan pekerjaan-pekerjaannya. Ini berarti kehidupan mereka dapat berjalan lebih mudah dan terorganisir. Sebaliknya, ketika kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki manusia masih rendah dan sangat terbatas akan berpengaruh buruk pada pola kehidupan mereka. Dalam hal ini, untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dibutuhkan lembaga pendidikan atau sekolah-sekolah yang berkualitas pula. Pada kenyataannya, di Indonesia masih minim sekolah-sekolah yang memiliki mutu pendidikan yang baik. Hal ini dikarenakan pemerintah atau lembaga pendidikan kurang mampu menjalankan perannya dengan baik.


(28)

Salah satu persoalan yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan adalah rendahnya mutu proses pembelajaran di sekolah. Pendidikan di Indonesia cenderung sangat teoritik dan kadang tidak terkait dengan lingkungan dimana siswa berada atau dengan kata lain tidak sesuai dengan yang terjadi di kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran di sekolah khususnya di Sekolah Menengah Atas (SMA) saat ini dapat dikatakan cenderung monoton dan membosankan. Terkesan membosankan karena metode pembelajaran yang digunakan selama ini kurang variatif atau hanya terpaku pada satu metode pembelajaran saja.

Hal ini dapat dirasakan oleh penulis saat menjalani Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu. Guru lebih sering menggunakan metode ceramah saat mengajar di kelas. Siswa terlihat bosan dan jenuh dengan metode pembelajaran tersebut sehingga cenderung ribut dengan teman-temannya di kelas, bahkan ada yang lebih memilih keluar kelas dengan alasan ke toilet dan lain sebagainya. Akibat dari metode pembelajaran yang membosankan, hasil belajar siswa cenderung rendah atau tidak mencapai standar nilai yang ditentukan. Hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan yang diberikan guru setelah materi per bab selesai diberikan. Sebagian besar siswa belum mampu mencapai standar nilai yang ditentukan.

Keberhasilan guru dan siswa dalam proses belajar mengajar dapat dilihat dari hasil belajar karena merupakan unsur yang sering kali menjadi perhatian. Melalui hasil belajar, pihak sekolah dan orang tua siswa dapat


(29)

melihat kinerja guru dalam mengajar dan keberhasilan siswa dalam belajar.

Untuk itu, perlu dilakukan penelitian tentang peningkatan hasil belajar melalui penerapan metode belajar kooperatif yang berbasiskan permainan (game). Bentuk pembelajaran kooperatif yang paling tua dan yang cukup menarik untuk digunakan adalah metode pembelajaran Teams-Games-Tournaments (TGT). Metode pembelajaran ini merupakan salah satu metode pembelajaran yang relatif mudah untuk diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar di dalam suatu kelas. Pembelajaran tipe ini melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa membedakan status, peran siswa sebagai tutor sebaya dan di dalamnya mengandung unsur permainan yang sangat menyenangkan (Slavin, 1995:84). Dengan penerapan metode TGT ini, diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran ini pada dasarnya merupakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dalam suatu kelompok kecil dengan kemampuan yang heterogen (tinggi, rendah, sedang). Keaktifan siswa dalam kelompok tersebut dapat menimbulkan kerja sama dan saling membantu dengan siswa lainnya dalam tugas-tugas terstruktur dimana guru bertindak sebagai fasilitator.

Berdasarkan uraian di atas, penulis berkeyakinan bahwa metode pembelajaran kooperatif tipe TGT ini dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan pencapaian prestasi belajar secara rerata melebihi batas minimal ketuntasan yang telah ditetapkan yaitu 78.


(30)

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian tindakan kelas dengan judul “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS-GAMES-TOURNAMENTS (TGT) SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 1 SMA PANGUDI LUHUR ST. LOUIS IX SEDAYU PADA PELAJARAN AKUNTANSI MATERI JURNAL UMUM DAN BUKU BESAR”.

B. Batasan Masalah

Penelitian tindakan kelas ini adalah upaya untuk memperbaiki mutu pembelajaran akuntansi di kelas. Secara spesifik upaya tersebut didukung dengan menggunakan metode Teams-Games-Tournaments (TGT) dalam pembelajaran akuntansi khususnya pada materi jurnal umum dan buku besar. Tujuan dilakukannya pembelajaran ini adalah untuk memperbaiki pembelajaran dan mengurangi masalah-masalah dalam pembelajaran khususnya pada pembelajaran dengan materi jurnal umum dan buku besar.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini: bagaimana peningkatan hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu setelah


(31)

penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam proses pembelajaran akuntansi materi jurnal umum dan buku besar?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang permasalahan dan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu pada mata pelajaran akuntansi materi jurnal umum dan buku besar melalui penerapan metode kooperatif tipe TGT.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi peserta didik

Dengan penelitian ini diharapkan peserta didik dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajarnya mengenai materi jurnal umum dan buku besar. Selain itu dapat memberikan pengalaman kepada siswa bahwa belajar akuntansi dapat dilakukan dengan berbagai metode yang lebih beraneka ragam dan lebih menyenangkan.

2. Bagi guru

Dengan diadakan penelitian model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournaments (TGT) guru diharapkan memiliki alternatif pemilihan model pembelajaran sehingga proses belajar


(32)

mengajar tidak monoton demikian siswa menjadi lebih memahami materi yang diberikan.

3. Bagi peneliti

Sebagai calon guru, peneliti dapat memanfaatkan dan menerapkan metode pembelajaran kooperatif dalam proses belajar mengajar yang sesuai dengan tuntutan pendidikan saat ini yaitu yang berpusat pada siswa sehingga siswa dapat menemukan sendiri ilmu yang ada di lingkungan.

4. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya mengenai tipe-tipe pembelajaran dan menjadi bahan acuan untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam melakukan penelitian tindakan kelas.


(33)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas, bukan pada input kelas (silabus, materi, dan lain-lain) atau pun output (hasil belajar). PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas.

Arikunto (2008:2) menjelaskan PTK melalui paparan gabungan definisi dari tiga kata, Penelitian + Tindakan + Kelas sebagai berikut: a. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan

aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data ke informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

b. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

c. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.


(34)

Sedangkan menurut Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama (2009:9): PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan berpartisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

Menurut Suyanto (Muslich, 2009:9): PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan/atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara professional.

Sementara menurut Susilo (2007:16): PTK merupakan suatu penelitian yang dilakukan oleh peneliti atau guru di tempat di mana dia mengajar, dengan menekankan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam suatu kegiatan pembelajaran.

Dari beberapa pengertian PTK di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa sesungguhnya PTK merupakan implementasi dari kreativitas dan sikap kritis guru terhadap apa yang sehari-hari diamatinya dan pengalaman yang berhubungan dengan profesinya untuk menghasilkan suatu kualitas pembelajaran yang lebih baik dari sebelumnya sehingga mencapai hasil yang optimal. Masalah PTK harus berawal dari guru itu sendiri yang berkeinginan memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajarannya di sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.


(35)

2. Prinsip Dasar PTK

PTK mempunyai beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh guru di sekolah. Prinsip (Kusumah, 2009:17) tersebut diantaranya:

a. Tidak mengganggu pekerjaan utama guru yaitu mengajar.

b. Metode pengumpulan data tidak menuntut metode yang berlebihan sehingga mengganggu proses pembelajaran.

c. Metodologi yang digunakan harus cukup reliable sehingga hipotesis yang dirumuskan ikut meyakinkan.

d. Masalah yang diteliti adalah masalah pembelajaran di kelas yang cukup merisaukan guru dan guru memiliki komitmen untuk mencari solusinya.

e. Guru harus konsisten terhadap etika pekerjaannya dan mengindahkan tata krama organisasi. Masalah yang diteliti sebaiknya diketahui oleh pimpinan sekolah dan guru sejawat sehingga hasilnya cepat tersosialisasi.

f. Masalah tidak hanya berfokus pada konteks kelas, melainkan dalam perspektif misi sekolah secara keseluruhan (perlu kerja sama antara guru dan dosen).

3. Tahapan Pelaksanaan PTK

Dalam praktiknya, PTK adalah tindakan yang bermakna melalui prosedur penelitian yang mencakup empat tahapan (Kusumah, 2009:25) yaitu:


(36)

a. Perencanaan (Planning)

Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah kita mengetahui masalah dalam pembelajaran kita.

b. Tindakan (Acting)

Perencanaan harus diwujudkan dengan adanya tindakan atau acting dari guru berupa solusi tindakan sebelumnya

c. Pengamatan (Observing)

Selanjutnya diadakan pengamatan atau observing yang diteliti terhadap proses pelaksanaannya

d. Refleksi (Reflecting)

Setelah diamati, barulah guru dapat melakukan refleksi atau reflecting dan dapat menyimpulkan apa yang telah terjadi dalam kelasnya.

Adapun model untuk masing-masing tahap dalam PTK dapat dilihat pada siklus (Arikunto, 2008:16) berikut ini:


(37)

4. Tujuan PTK

Menurut Susilo (2007:17), tujuan PTK adalah sebagai berikut: a. Tujuan utama PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan kualitas

proses pembelajaran di kelas.

b. Perbaikan dan peningkatan pelayanan profesional guru kepada peserta didik dan konteks pembelajaran di kelas.

c. Mendapatkan pengalaman tentang ketrampilan praktik dalam proses pembelajaran secara reflektif, dan bukan untuk mendapatkan ilmu baru.

d. Pengembangan kemampuan dan ketrampilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas dalam rangka mengatasi permasalah aktual yang dihadapi sehari-hari.

e. Adapun tujuan penyerta PTK yang dapat dicapai adalah terjadinya proses pelatihan dalam jabatan selama proses penelitian itu berlangsung.

5. Manfaat yang Bisa Diperoleh Dari PTK

Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari dilaksanakannya PTK yang terkait dengan komponen utama pendidikan dan pembelajaran (Susilo, 2007:18), antara lain:

a. Inovasi pembelajaran.

b. Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan di tingkat kelas. c. Peningkatan profesionalisme guru atau pendidik.


(38)

Di samping itu ada manfaat lain yang akan diperoleh guru baik secara professional dan fungsional dalam meningkatkan kariernya, antara lain:

a. Melalui PTK secara kolaboratif akan terciptanya peluang yang luas terhadap terciptanya karya tulis bagi guru.

b. Karya tulis ilmiah semakin di perlukan guru di masa depan untuk meningkatkan kariernya dan dalam rangka membuat rancangan PTK yang lebih berbobot sambil mengajar di kelas.

B. Metode Teams-Games-Tournaments (TGT) 1. Tipe Pembelajaran Kooperatif

Penelitian – penelitian yang dilakukan oleh beberapa ahli mengenai aplikasi dari pembelajaran kooperatif di kelas baru dimulai pada tahun 1970-an. Salah satu hasil penelitian tersebut yang sekarang ini sudah sering digunakan adalah metode pembelajaran tim siswa. Konsep penting dalam pembelajaran tim siswa ini adalah penghargaan bagi tim, tanggung jawab individu, dan kesempatan sukses yang sama. Dalam hal ini tim tidak bersaing untuk mendapatkan penghargaan yang tidak mungkin, karena semua anggota tim bisa saja mencapai kriteria pada minggu-minggu dalam pembelajaran. Maksud dengan tanggung jawab individu di sini adalah kesuksesan tim bergantung pada pembelajaran individu dari semua anggota tim. Sedangkan yang dimaksud dengan kesempatan


(39)

sukses yang sama adalah semua siswa memberi kontribusi kepada timnya dengan cara meningkatkan kinerja mereka dari yang sebelumnya.

Terdapat lima tipe dari pembelajaran kooperatif (Slavin, 1995:4) yang diantaranya adalah:

a. Student Teams Achievement Divisions (STAD)

Dalam STAD, siswa dikelompokkan secara heterogen. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang. Guru memulai pelajaran dengan mempresentasikan sebuah materi yang kemudian siswa bekerja dalam kelompok-kelompok untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menuntaskan materi tersebut. Pada akhirnya semua siswa diberi kuis secara individual tentang materi ajar tersebut dan siswa yang bersangkutan memperoleh skor secara individual. b. Teams-Games-Tournaments (TGT)

Model TGT hampir sama dengan STAD. Siswa dikelompokkan secara heterogen, setiap kelompok terdiri 4-5 orang. Guru memulai dengan mempresentasikan sebuah pelajaran kemudian siswa bekerja di dalam kelompok-kelompok untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok menuntaskan pelajaran tersebut. Namun kuis dalam TGT diganti dengan turnamen. Dalam turnamen ini siswa bertanding dengan anggota kelompok lain yang mempunyai kemampuan serupa. Dari turnamen inilah tiap anggota akan mendapat skor yang akan disumbangkan pada kelompoknya. Kemudian skor-skor ini akan dirata-rata untuk menentukan skor


(40)

kelompok. Skor kelompok yang diperoleh akan menentukan penghargaan kelompok.

c. Jigsaw

Pada model ini siswa juga dibagi dalam kelompok-kelompok kecil secara heterogen. Masing-masing anggota kelompok diberikan tugas untuk mempelajari topik tertentu dari materi yang diajarkan. Mereka bertugas menjadi ahli pada topik yang menjadi bagiannya. Pada model jigsaw, setiap siswa dipertemukan dengan siswa dari kelompok lain yang menjadi ahli pada topik yang sama. Mereka mendiskusikan topik yang menjadi bagiannya. Pada tahap tersebut para ahli dibebaskan mengemukakan pendapatnya, saling bertanya dan berdiskusi untuk menguasai bahan pelajaran. Setelah menguasai materi yang menjadi bagiannya, para ahli tersebut kembali ke dalam kelompoknya masing-masing. Mereka bertugas mengajarkan topik tersebut kepada teman-teman sekelompoknya. Kegiatan terakhir dari model Jigsaw adalah pemberian kuis atau penilaian untuk seluruh topik. Penilaian dengan penghargaan kelompok didasarkan pada peningkatan nilai individu sama seperti STAD.

d. Learning Together

Siswa melakukan presentasi bahan mata pelajaran, setelah itu siswa dalam kelompok heterogen terdiri 4 sampai 5 orang mengerjakan satu lembar kerja. Guru menilai hasil kerja kelompok.


(41)

Siswa kemudian secara individual mengerjakan kuis yang dinilai oleh guru sebagai hasil kerja individual.

e. Group Investigation

Tiap-tiap kelompok mempelajari satu bagian materi pelajaran dan kemudian menjelaskan materi itu kepada semua siswa di kelas. Siswa diharapkan menerima tanggung jawab yang besar untuk menentukan apa yang akan dipelajari, mengorganisasi kelompok mereka sendiri bagaimana cara menguasai materi dan memutuskan bagaimana mengkomunikasikan hasil belajar mereka kepada seluruh kelas.

2. Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams-Games-Tournaments ( TGT)

Metode pembelajaran Teams-Games-Tournaments (TGT) merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang mudah untuk diterapkan, hal ini karena melibatkan semua siswa di dalam kelas. Seperti yang kita ketahui di dalam suatu kelas pasti akan ada banyak perbedaan baik itu masalah ras, agama, jenis kelamin, tingkat kepandaian dan lain – lainnya. Perbedaan tersebut kadang kala juga mampu menimbulkan masalah di kelas. Namun dalam metode TGT masalah ini dapat diminimalisir.

Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau metode pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan.


(42)

Dalam TGT siswa diminta untuk bekerja di dalam kelompok, di mana kelompoknya tediri dari berbagai unsur yang berbeda sehingga masalah-masalah yang disebabkan karena adanya perbedaan dapat diatasi. Dalam model TGT ini siswa juga diharapkan mampu untuk melatih tanggung jawab, kerja sama dan persaingan yang sehat.

Lima komponen utama dalam TGT yaitu (Slavin, 1995:84-88): a. Penyajian Kelas

Sebelum melakukan games, dalam awal pembelajaran akan diawali guru menjelaskan materi. Penjelasan materi ini dapat dilakukan dengan metode ceramah, diskusi atau metode yang lainnya. Yang harus ditekankan dalam penyajian kelas ini adalah siswa harus benar – benar memahami materi yang disampaikan oleh guru. Penguasaan materi ini akan membantu siswa untuk bekerja dalam kelompok nantinya.

b. Kelompok (team)

Di dalam kegiatan kelompok masing-masing anggota kelompok bertugas mempelajari materi atau menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru pada lembar latihan dan membantu teman satu kelompok menguasai materi pembelajaran tersebut. Sebelum kegiatan belajar kelompok dimulai, guru terlebih dahulu menjelaskan beberapa sikap yang harus diperhatikan siswa agar kerja sama dalam kelompok berjalan dengan lancar. Pada saat diskusi berlangsung, seluruh anggota sebaiknya berbicara dengan suara yang pelan, tidak boleh meninggalkan tugas selama bekerja dalam kelompok, mendiskusikan


(43)

tugas secara bersama-sama, jika ada suatu pertanyaan di dalam kelompok tersebut, sebaiknya jangan ditanyakan dahulu kepada guru karena mungkin dari salah satu teman kelompok ada yang bisa menjawab pertanyaan tersebut. Setelah itu, jika pertanyaan tidak bisa terjawabkan oleh salah satu teman kelompok, baru bisa meminta penjelasan dari guru. Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game atau tournament.

c. Permainan

Permainan ini dirancang untuk mengetahui pemahaman siswa setelah mengikuti presentasi kelas dan belajar kelompok. Games dapat berisi pertanyaan–pertanyaan bernomor yang dirancang oleh guru untuk mengetahui sejauh mana penguasaan materi oleh siswa sesuai dengan materi yang diajarkan. Siswa dapat mengambil salah satu pertanyaan bernomor dan menjawabnya sesuai dengan kemampuan masing-masing dan teman di dalam kelompoknya tidak diperkenankan untuk membantu anggota kelompok yang sedang mengerjakan. Jawaban siswa yang benar akan dikumpulkan untuk tournament mingguan.


(44)

d. Turnamen (Tournament)

Turnamen biasanya dilakukan pada akhir materi pembelajaran yang sedang dibahas dan setelah siswa melakukan belajar dalam kelompok. Turnamen ini berfungsi untuk mengetahui kelompok mana yang bisa mendapatkan nilai yang terbaik. Turnamen merupakan suatu pertandingan antar anggota-anggota yang berbeda. Pada awal turnamen, guru menugaskan siswa untuk pindah pada suatu meja turnamen yang sudah ditentukan sebelumnya, penentuan meja turnamen dalam penelitian ini didasarkan pada pengamatan oleh guru kelas dan hasil dari tes sebelumnya. Kegiatan ini berlangsung sebagai berikut: para siswa yang berada di meja turnamen secara bergantian mengambil nomor kartu (pengambilan nomor kartu berdasarkan urutan yang telah disepakati bersama) dan menjawab pertanyaan sesuai dengan nomor kartu yaitu pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan materi yang telah dipelajari. Apabila ada siswa yang mengambil nomor kartu tidak bisa menjawab pertanyaan, maka pertanyaan bisa dilempar ke teman yang lain dalam satu meja turnamen sesuai dengan urutan yang telah disepakati, dan yang menjawab dengan benar berhak menyimpan kartu tersebut. Kartu yang telah didapat nantinya yang akan dijadikan skor untuk penghargaan kelompok.

e. Penghargaan Kelompok

Guru akan mengumumkan kelompok yang menang dalam turnamen, dan masing–masing team akan mendapatkan sertifikat atau skor


(45)

apabila memenuhi standar yang ditentukan. Pemberian penghargaan tiap kelompok dapat ditentukan berdasarkan skor kelompok yang didapat dengan menjumlahkan poin yang didapat pada skor lembar permainan setiap anggotanya, dan kemudian dicari skor rata-ratanya. Yang harus ditekankan dalam pemberian penghargaan di sini bukan mendorong siswa untuk bersaing secara tidak sehat, akan tetapi pemberian penghargaan tersebut adalah untuk memotivasi belajar siswa agar prestasi belajarnya dapat meningkat.

MenurutoAlitalyao(http://www.Ingealitalya.com/2012/07/08/ kelebihan-kekurangan-TGT), metode pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, antara lain:

a. Kelebihan TGT:

1) Keterlibatan siswa dalam belajar lebih tinggi. 2) Siswa menjadi bersemangat dalam belajar.

3) Dapat menumbuhkan sikap-sikap positif dalam diri siswa, seperti kerjasama, toleransi, dan menerima pendapat orang lain.

4) Melatih siswa mengungkapkan atau menyampaikan gagasan atau idenya.

b. Kekurangan TGT:

1) Bagi para pengajar pemula, model ini membutuhkan waktu yang banyak serta sarana dan prasarana yang memadai.

2) Dapat menumbuhkan suasana gaduh di kelas. 3) Siswa terbiasa dengan adanya hadiah.


(46)

C. Mata Pelajaran Akuntansi

Ada berbagai pandangan yang digunakan untuk mendefinisikan apa itu akuntansi. American Institute of Certified Public Accountants (Chariri & Ghozali, 2003:31) menyebutkan bahwa akuntansi adalah seni (art) mencatat, mengklasifikasikan dan meringkas transaksi atau peristiwa yang dilakukan sedemikian rupa dalam bentuk uang, atau paling tidak memiliki sifat keuangan dan menginterpretasikan hasilnya. Dalam pengertian tersebut, seni diidentikkan dengan tata cara atau prosedur yang digunakan dalam akuntansi itu sendiri, dari mulai pencatatan sampai pengintrepretasian transaksi keuangan perusahaan.

Menurut American Accounting Association (Chariri dan Ghozali, 2003:31), akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mengukur dan mengkomunikasikan informasi untuk membantu pemakai dalam membuat keputusan atau pertimbangan yang besar. Sejalan dengan pengertian tersebut, Kieso and Weygandt (Yadiati, 2010:2), menyatakan akuntansi adalah suatu sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat dan mengkomunikasikan kejadian ekonomi dari suatu organisasi kepada pihak yang berkepentingan. Dalam pengertian ini, akuntansi lebih dipandang sebagai alat/media untuk memberi informasi kepada orang-orang yang berkepentingan dengan perusahaan.

Menurut Accounting Principles Board dalam statement No.4 (Chariri dan Ghozali, 2003:31), akuntansi adalah kegiatan jasa. Fungsinya adalah untuk memberikan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan,


(47)

tentang entitas ekonomi, yang diharapkan bermanfaat bagi pengambilan keputusan ekonomi. Menurut pengertian ini, akuntansi merupakan suatu kegiatan jasa, dimana kegiatan ini berfungsi menyediakan alat untuk penyediaan informasi bagi pemakainya.

Jurnal adalah alat untuk mencatat transaksi perusahaan yang dilakukan secara kronologis dengan menunjukkan rekening yang harus di debet dan di kredit beserta jumlah rupiahnya masing-masing (Haryono, 2001:120). Pemahaman siswa pada materi ini sangatlah penting mengingat setiap transaksi yang terjadi didalam perusahaan, sebelum dibukukan ke dalam buku besar harus dicatat dahulu ke dalam jurnal. Untuk itulah siswa tidak hanya dituntut untuk dapat mendeskripsikan apa itu jurnal dan memahami cara menyusunnya saja, tetapi juga harus dapat membuat jurnal dari berbagai jenis transaksi.

Buku besar (Ledger) adalah kumpulan akun-akun yang digunakan untuk meringkas transaksi yang telah dicatat dalam jurnal. Buku besar juga dapat diartikan tahapan catatan terakhir dalam akuntansi (book of final entry) yang menampung ringkasan data yang sudah dikelompokan dari jurnal (http://milamashuri.wordpress.com/buku-besar/).


(48)

D. Kerangka Teoretik

Guru adalah pihak yang menjadi ujung tombak dalam kegiatan pembelajaran. Tentu dalam pembelajaran yang dilakukan seringkali terjadi permasalahan. Permasalahan tersebut dapat berkaitan dengan proses pembelajaran di kelas atau hasil belajar siswa. Permasalahan siswa yang seringkali muncul adalah kebosanan siswa saat pembelajaran berlangsung, kurangnya motivasi belajar siswa, kurangnya keberanian siswa untuk bertanya atau mengungkapkan pendapatnya. Permasalahan ini muncul bukan semata-mata karena siswa, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti fasilitas yang disediakan, kurangnya pemahaman dan kemampuan guru dalam menerapkan metode dan strategi pembelajaran yang sesuai, kurangnya kemampuan dalam melaksanakan penilaian, juga kurangnya kemampuan guru dalam mengelola kelas.

Berkaitan dengan masalah di atas, tugas guru adalah mengurangi atau bahkan memecahkan permasalahan-permasalahan tersebut. Jika guru memiliki komitmen untuk senantiasa memperbaiki atau meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran, guru tersebut dapat melaksanakan penelitian tindakan kelas (PTK). Dalam mata pelajaran akuntansi, dibutuhkan logika dan pola pikir dari siswa. Materi jurnal umum dan buku besar adalah materi dasar dalam pembelajaran akuntansi yang harus benar-benar dikuasai oleh siswa. Dengan PTK, guru dapat melakukan pembelajaran dengan menerapkan berbagai metode pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan materi yang diajarkan.


(49)

Dengan metode kooperatif tipe Teams-Games-Tournaments (TGT) siswa diajak untuk bekerja sama dalam kelompoknya yang heterogen dalam melakukan pembelajaran yang aktif. Di sini, siswa akan melakukan games dan turnamen. Siswa diharapkan dapat berkompetisi positif dengan kelompok lainnya dalam memperebutkan skor bagi kelompok mereka. Games dan turnamen merupakan alat yang digunakan agar siswa dapat bertindak aktif dan melatih siswa berpikir dengan cepat dalam menjawab/menganalisis berbagai soal dan masalah. Jika siswa tertarik pada suatu hal, maka dia juga akan lebih mengingat hal itu dalam waktu yang cukup lama dan efek dalam jangka panjangnya adalah kenaikan prestasi siswa.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Danu Eri Setiawan (2011) pada mata pelajaran ekonomi menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pemahaman siswa setelah diterapkannya pembelajaran dengan model kooperatif tipe TGT. Peningkatan ini terlihat pada rata-rata hasil pre-test dan post-test siswa. Dengan nilai rata-rata pre-test siswa 56,875 dan rata-rata nilai post-test siswa yang mencapai 76, 625, maka ada peningkatan pemahaman sebesar 19,75 atau 25,8%. Sejalan dengan hal tersebut, penelitian yang dilakukan oleh Rima Utami (2011) pada materi pembelajaran akuntansi menunjukkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya pembelajaran dengan model kooperatif tipe TGT. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai pre-test siswa yaitu 5,9 sedangkan rata-rata nilai post-test siswa naik menjadi 8,1.


(50)

24 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian tindakan kelas, yaitu penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif yaitu suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau usaha seseorang untuk memahami apa yang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan (Hopkins,1993:44). Penelitian ini bersifat mandiri yang dilakukan dalam lingkungan sekolah. Penelitian ini merupakan satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah.

1. Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan hendaknya memanfaatkan secara optimal teori-teori yang relevan dan pengalaman yang telah diperoleh dari masa lalu dalam kegiatan pembelajaran penelitian yang sebidang. Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan pembelajaran tipe TGT untuk diterapkan didalam kelas.

2. Pelaksanaan Tindakan

Jika perencanaan telah selesai dilakukan, maka skenario tindakan dapat dilaksanakan dalam situasi pembelajaran yang aktual dengan menggunakan metode Tipe TGT sesuai dengan rencana yang telah


(51)

disusun. Untuk menjamin mutu kegiatan pembelajaran, guru atau tim peneliti dapat memodifikasi tindakan walaupun implementasi sedang dalam proses, tetapi jika tidak terlalu mendesak perubahan dapat dilakukan setelah satu siklus selesai.

3. Observasi

Pada saat pelaksanaan tindakan, kegiatan observasi dilakukan secara bersamaan. Secara umum, kegiatan observasi dilakukan untuk merekam proses yang terjadi selama pembelajran berlangsung. Mengingat kegiatan observasi menyatu dalam pelaksanaan tindakan, maka perlu dikembangkan sistem dan prosedur observasi yang mudah dilakukan.

4. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan analisis-sintesis, interpretasi dan eksplanasi (penjelasan) terhadap semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Informasi yang terkumpul perlu diurai, dicari kaitanya antara yang satu dengan yang lainnya, dibandingkan dengan pengalaman sebelumnya, dikaitkan dengan teori tertentu atau hasil penelitian yang relevan. Melalui proses refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan yang mantap. Refleksi merupakan bagian yang amat penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil (perubahan) yang terjadi sebagai akibat adanya tindakan yang dilakukan. Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan langkah selanjutnya dalam upaya untuk menghasilkan perbaikan. Bila hasil perbaikan yang diharapkan pada siklus pertama, maka tindakan perlu dilanjutkan pada siklus kedua demikian dan


(52)

seterusnya hingga siklus yang ketiga. Pada siklus selanjutnya perlu dilakukan perencanaan kembali. Siklus tersebut merupakan kesatuan dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretas, analisis dan evaluasi, serta refleksi.

B. Tempat Dan Waktu 1. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian akan dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu.

2. Waktu Pelaksanaan

Waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan November - Desember 2012.

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT pada mata pelajaran akuntansi materi jurnal umum dan buku besar.


(53)

D. Prosedur Penelitian

Secara operasional penelitian tindakan kelas yang diterapkan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa kegiatan yaitu:

1. Kegiatan Pra Penelitian

Sebelum penelitian dilakukan, terlebih dahulu dilakukan kegiatan pra penelitian. Kegiatan ini dilakukan sebelum dilaksanakannya kegiatan tindakan. Kegiatan ini dilakukan sebagai persiapan awal untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan sehubungan dengan penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan.

Kegiatan ini diawali dengan observasi awal, yang bertujuan untuk mengetahui masalah-masalah yang terjadi di dalam kelas. Observasi tersebut antara lain observasi kegiatan guru, observasi kelas, dan observasi terhadap siswa. Untuk menunjang data yang diperoleh, peneliti melakukan wawancara kepada guru mitra dan siswa untuk mengetahui masalah-masalah yang menghambat pemahaman siswa di dalam kelas.

2. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas a. Perencanaan

Peneliti dan guru mitra menggali data awal karakteristik siswa untuk memetakan para siswa berdasarkan kemampuannya dan membagi siswa secara heterogen menjadi kelompok-kelompok yang beranggotakan 5-6 orang. Pembagian kelompok-kelompok dilakukan berdasarkan nilai ujian tengah semester, jenis kelamin,


(54)

dan agama. Pembagian kelompok ini dilakukan secara cermat agar tidak terjadi kesenjangan. Beberapa perangkat yang disiapkan dalam tahap ini adalah: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, materi pembelajaran, kisi-kisi soal, soal-soal latihan, lembar jawab siswa dan lembar observasi.

b. Tindakan

Langkah-langkah implementasi pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah sebagai berikut:

1) Kegiatan Prapembelajaran

Sebelum dimulainya pembelajaran, guru mitra terlebih dahulu memeriksa kesiapan ruang kelas, alat-alat yang akan digunakan dan menyiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran. Setelah memeriksa kesiapan beberapa hal tersebut, kemudian guru mitra memeriksa kesiapan dari siswa untuk memulai pembelajaran. Kesiapan siswa dapat dilihat dari sikap siswa seperti siswa mulai duduk tenang dan memperhatikan guru, siswa mengeluarkan buku-buku yang diperlukan dalam pembelajaran tersebut, dan sebagainya.

Kegiatan selanjutnya yang dilakukan guru mitra adalah membuka pembelajaran. Hal pertama yang dilakukan yaitu mengucapkan salam pembuka dan diikuti dengan kegiatan apersepsi. Setelah dilakukannya apersepsi, maka guru mitra


(55)

menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatan dalam pembelajaran yang akan dilakukannya. Sebelum dimulainya game dan turnamen, guru mitra akan memberikan pre-test kepada siswa sebagai penilaian awal. 2) Kegiatan Inti Pembelajaran

a) Pembagian Kelompok (team)

Kelompok ditentukan atas kebijakan guru dan dibantu oleh peneliti, kelompok terdiri dari 5 sampai 6 orang siswa yang anggotanya heterogen yang dibagi berdasarkan prestasi, jenis kelamin dan agama. Fungsi kelompok adalah membantu teman satu kelompok menguasai materi pembelajaran melalui diskusi sehingga kelompok dapat saling bertukar pendapat dan akhirnya dapat meratakan pemahaman mereka. Hal ini sangat berguna bagi individu siswa dan kelompok dalam menyumbangkan skor bagi kelompok mereka baik saat game atau turnamen.

b) Pelaksanaan Permainan (Game)

Permainan ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa setelah mengikuti presentasi kelas dan diskusi kelompok. Game dapat berisi pertanyaan– pertanyaan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan materi oleh siswa sesuai dengan materi yang diajarkan.


(56)

Game yang digunakan adalah make a match, dalam game ini siswa dapat mengambil salah satu pertanyaan dan menjawabnya sesuai dengan kemampuan masing– masing. Di sini tiap individu bertugas untuk menyumbangkan skor sesuai dengan kemampuan mereka. Peraturan lainnya adalah teman di dalam kelompok tidak diperkenankan untuk membantu anggota kelompok yang sedang mengerjakan soal.

c) Pelaksanaan Turnamen (Tournament)

Turnamen dilakukan untuk mengetahui kelompok mana yang paling kompak dan tertinggi skornya. Turnamen dapat dilakukan setelah game dilaksanakan. Turnamen merupakan suatu pertandingan antar kelompok yang berbeda. Kegiatan ini berlangsung sebagai berikut: para siswa yang berada di meja turnamen secara bergantian maju ke depan kelas untuk mempertaruhkan uang kelompok kemudian mengambil soal, dan dikerjakan di kelompoknya. Setiap kelompok dilarang berdiskusi atau memberi jawaban, jika terjadi pelanggaran maka jawaban kelompok bersangkutan akan dianggap salah. Apabila waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal habis, maka kelompok harus mengangkat papan jawabannya untuk dikoreksi guru mitra. Skor untuk tiap


(57)

pertanyaan tergantung pada uang yang dipertaruhkan. Skor kemudian diakumulasi untuk mengetahui pemenang dalam turnamen.

d) Penghargaan kelompok

Penentuan kelompok terbaik ditentukan dengan menjumlahkan skor yang diperoleh baik dari game dan turnamen. Guru mitra akan mengumumkan kelompok terbaik, dan masing–masing tim akan mendapatkan sertifikat atau skor apabila memenuhi standar yang ditentukan. pemberian penghargaan bertujuan untuk memacu siswa agar meningkatkan belajarnya.

3) Kegiatan Penutup a) Evaluasi

Sesudah diterapkannya metode TGT dalam pembelajaran, kemudian siswa diberi post-test untuk mengetahui seberapa jauh siswa paham atas materi yang telah dipelajari. Kemudian guru mitra mengajak siswa untuk menyimpulkan apa yang telah dibahas dan memberi sedikit pertanyaan agar siswa mengingat apa yang telah dipelajari sebelumnya.


(58)

b) Refleksi

Pada tahap ini, dilaksanakan analisis, pemaknaan dan penyimpulan hasil observasi terhadap hasil prestasi belajar siswa. Refleksi dilaksanakan pada akhir siklus pertama, digunakan untuk mengetahui apakah target yang ditetapkan sesuai dengan indikator keberhasilan tindakan telah tercapai. Selain itu, refleksi digunakan untuk mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran dan pemecahannya untuk perbaikan dalam pertemuan berikutnya.

c) Siklus kedua

Tahap-tahap dan kegiatan-kegiatan pada siklus kedua pada dasarnya sama dengan siklus pertama, hanya yang membedakan adalah tindakannya. Pada siklus kedua ini tindakan ditentukan berdasarkan hasil refleksi siklus pertama.

4) Observasi

Observasi dilaksanakan bersamaan dengan tahap tindakan. Di dalam tahap ini peneliti mengadakan pengamatan atas dampak dan hasil dari pelaksanaan tindakan, yaitu meliputi bagaimana proses pembelajaran itu berlangsung, keterlibatan dan interaksi siswa dalam kegiatan pembelajaran, dan bagaimana kondisi kelas. Untuk dapat mengetahui


(59)

peningkatkan pemahaman siswa dapat dilihat dari hasil pekerjaan siswa setelah TGT selesai diterapkan. Pengamatan juga direkam dengan menggunakan video camcorder.

E. Instrumen Penelitian

Beberapa instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah: 1. Instrumen pra penelitian

a. Pengamatan terhadap guru

Pengamatan merupakan alat yang terbukti efektif untuk mempelajari tentang metode dan strategi yang diimplementasikan di kelas, misalnya tentang respon siswa terhadap lingkungan kelas dan pembelajaran. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan instrumen yang disebut dengan anekdotal, yaitu suatu cacatan terperinci mengenai pembelajaran yang dilakukan guru.

b. Pengamatan terhadap kelas

Pengamatan ini sangat bermanfaat karena dapat mengungkapkan praktik-praktik pembelajaran yang menarik di kelas. Di samping itu, pengamatan ini dapat menunjukkan strategi yang digunakan guru dalam menangani kendala dan hambatan pembelajaran yang terjadi di kelas.

c. Pengamatan terhadap siswa

Pengamatan atau observasi dilakukan untuk mengamati individu siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.


(60)

Dengan begitu, pengamat dapat melihat hambatan siswa saat belajar atau mengetahui hal-hal yang menarik perhatian siswa. 2. Instrumen Tindakan Kelas

a. Perencanaan

Hal-hal yang direncanakan diantaranya terkait dengan pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, teknik atau strategi pembelajaran, media dan materi pembelajaran, dan sebagainya. Perencanaan dalam hal ini kurang lebih hampir sama dengan apabila kita menyiapkan suatu kegiatan belajar mengajar. Perencanaan dimasukkan ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Adapun instrumen-instrumen yang peneliti persiapkan dalam observasi awal adalah:

1) Observasi terhadap perilaku guru 2) Observasi terhadap kelas

3) Observasi terhadap perilaku siswa b. Tindakan

Tindakan ini merupakan implementasi pembelajaran kooperatif tipe TGT yang telah direncanakan. Strategi apa yang digunakan, materi apa yang akan diajarkan atau dibahas. Guru mitra melakukan inovasi dalam proses pembelajaran di kelas dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Instrumen yang dibutuhkan dalam tahap tindakan adalah penilaian tentang tingkat


(61)

prestasi belajar siswa dalam pembelajaran akuntansi yang akan diukur dari hasil belajar siswa. Dalam hal ini, sebelum dan sesudah diterapkannya metode pembelajaran, akan dibagikan soal pre-test dan post-test untuk menilai tingkat pemahaman siswa pada materi yang telah diajarkan.

c. Observasi

Saat mengobservasi, peneliti mencatat semua peristiwa atau hal yang terjadi di kelas, seperti mengenai kinerja guru mitra dan lain-lain.

d. Evaluasi dan Refleksi

Evaluasi merupakan kegiatan untuk memantapkan materi yang telah dipelajari agar siswa dapat mengingat dan benar-benar paham. Evaluasi dilakukan secara lisan dan tertulis. Secara lisan dilakukan guru mitra dengan mengajak siswa secara bersama-sama untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari, sedangkan apabila tertulis dilakukan dengan kegiatan post-test.

Refleksi adalah memikirkan sesuatu atau penilaian atas apa yang telah dilakukan, kemudian dibuat suatu evaluasinya. Berdasarkan refleksi ini dapat disimpulkan perbaikan tindakan selanjutnya.

3. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa merupakan hasil dari seberapa tinggi siswa menyerap materi yang telah diajarkan guru. Hasil belajar siswa dapat


(62)

dinilai dengan mempertimbangkan ranah Taksonomi Bloom, yaitu ranah afektif, ranah kognitif dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif dapat diukur dengan pre-test dan post-test, bagaimana siswa menjelaskan/berpendapat, menarik kesimpulan, memberikan contoh, dan sebagainya. Ranah afektif dapat diukur dengan kemauan siswa dalam menerima pembelajaran, kemauan untuk menanggapi, berkeyakinan, ketekunan dan ketelitiannya. Sedangkan ranah psikomotorik dapat diukur dari persepsi siswa, kreatifitas, gerak-gerik siswa, dan sebagainya.

Sehubungan dengan pengukuran hasil belajar siswa dengan pre-test dan test, maka sebelum dibuatnya soal pre-test dan post-test tersebut maka terlebih dibuat kisi-kisi soal. Kisi-kisi soal untuk pre-test dan post test adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kisi-kisi Soal Pre-Test dan Post-Test Siklus I

No. Indikator Item Soal

1 Menjelaskan pengertian jurnal 1

2 Mendiskripsikan fungsi jurnal 2, 3 3 Membuat jurnal dari berbagai jenis transaksi 4,5,6,11 4 Membuat jurnal dari berbagai jenis bukti

transaksi

7,8,9,10,13

5 Menganalisis jurnal ke dalam transaksi keuangan


(63)

Tabel 3.2

Kisi-kisi Soal Pre-Test dan Post-Test Siklus II

No. Indikator Item Soal

1 Menjelaskan pengertian akun 1

2 Menjelaskan pengertian buku besar 2

3 Menjelaskan bentuk akun 3

4 Menjelaskan pencatatan ke dalam buku besar 4 5 Menganalisis bukti transaksi jurnal dan buku

besar

5,6,7,8,9,10

F. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian bersumber dari interaksi guru mitra dan siswa dalam pembelajaran dan berupa data tindakan belajar atau perilaku belajar yang dihasilkan dari tindakan yang mengajar. Pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Tes

Alat yang digunakan adalah soal pre-test dan soal post-test. Pre-test dan post-test digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa pada materi akuntansi setelah menerapkan metode TGT dalam pembelajaran. Pre-test dilakukan setelah guru mitra menyajikan kelas, sedangkan post-test dilakukan diakhir pembelajaran dengan metode TGT.


(64)

2. Observasi

Observasi atau mengamati adalah menatap kejadian, gerak atau proses (Muhadi, 2009:39). Pengamatan sangat cocok untuk merekam data kualitatif, misalnya perilaku, aktivitas, dan proses lainnya. Dalam penelitian ini, dilakukan observasi aktivitas guru di kelas sebelum dan pada saat penerapan metode, observasi aktivitas siswa dikelas sebelum dan pada saat penerapan metode, dan observasi terhadap kelas. Observasi aktivitas guru di kelas merupakan observasi untuk mengamati kegiatan dan perilaku guru mitra saat pembelajaran berlangsung. Observasi aktivitas siswa merupakan observasi yang digunakan untuk mengamati aktivitas atau kegiatan siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar. Sedangkan observasi terhadap kelas digunakan untuk mengamati kondisi kelas selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Observasi dilakukan sebelum pelaksanaan penerapan pembelajaran dengan metode TGT dan saat diterapkannya pembelajaran dengan metode TGT.

3. Wawancara

Wawancara digunakan untuk mengungkap data yang berkaitan dengan sikap, pendapat, atau wawasan. Wawancara digunakan untuk memperoleh data berkaitan dengan aktivitas belajar siswa serta pandangan guru mitra dan siswa terhadap metode TGT yang telah diterapkan dalam pembelajaran akuntansi.


(65)

4. Metode Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, nilai siswa atau buku kemajuan siswa. Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data sekolah, data siswa, hasil belajar siswa serta rekaman proses tindakan penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Peningkatan pemahaman siswa di dalam pembelajaran diukur menggunakan analisis data yang dilakukan secara deskriptif dan komparatif.

1. Analisis Deskriptif

Data hasil observasi dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu dengan pemaparan (deskripsi) data/informasi tentang suatu gejala yang diamati dalam proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan tingkat keberhasilan dari metode kooperatif tipe TGT sebagaimana adanya dalam bentuk paparan naratif maupun tabel.

2. Analisis Komparatif

Analisis komparatif merupakan analisis data yang membandingkan antara beberapa data dalam suatu penelitian. Dalam hal ini, analisis komparatif digunakan untuk membandingkan skor nilai siswa antara pre-test dan post-test. Tujuan yang ingin dicapai dengan


(66)

analisis ini adalah untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi materi jurnal umum dan buku besar dengan diterapkannya metode Teams-Games-Tournaments (TGT). Selain dari pre-test dan post-test, peningkatan hasil belajar juga dapat dilihat dari ketuntasan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan.

Tabel 3.3

Tabel Komparasi Hasil Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Penerapan Metode TGT

No Nama Pre-Test KKM Post-Test Selisih

Persentase Peningkatan


(67)

41 BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. Sejarah Berdirinya SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu

SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu merupakan SMA alih fungsi dari SPG Pangudi Luhur Sedayu sejak tahun 1989 bersama dengan SPG yang lain, sesuai dengan SK Mendikbud RI No. 031/113/H/Kpts/1989 tanggal 25 Februari 1989. Oleh karena itu visi SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu adalah sama dengan visi SPG Pangudi Luhur tetapi dengan penyesuaian dan beberapa perubahan, karena SMA tidak seperti SPG. Visi yang melandasi berdirinya sekolah adalah ingin mengentaskan kemiskinan masyarakat sekitar yang tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi di kota Yogyakarta karena keadaan ekonomi yang kurang.

Melihat kenyataan bahwa banyak lulusan SMP yang tidak dapat melanjutkan sekolah, maka pada tahun 1967 Pastor Paroki Sedayu mendirikan SPG Santo Paulus yang mulai tahun 1968 dikelola oleh Yayasan Pangudi Luhur bersama SLTP Pangudi Luhur Sedayu dan SLTP Pangudi Luhur Moyudan. Sejak berdirinya, SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu merupakan salah satu SMA yang masih dibutuhkan oleh masyarakat sekitar. Hal ini dibuktikan sampai saat ini minat siswa masuk ke SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu masih tinggi.


(68)

Pada pembukaan tahun ajaran baru 2010-2011, SMA Pangudi Luhur Sedayu memutuskan untuk menjadikan St Louis IX sebagai Santo Pelindung SMA Pangudi Luhur Sedayu. Pada tangal 25 Agustus 2010, SMA Pangudi Luhur Sedayu melakukan launching nama baru bagi sekolahnya dengan menambahkan St. Louis IX. Sejak saat itu, nama SMA Pangudi Luhur Sedayu dikenal dengan nama SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu. Pendidikan yang dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX juga berdasarkan teladan kerendahan hati dan kerja keras St. Louis IX. Hari Kamis, 25 Agustus 2011, SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu mengadakan Perayaan Ekaristi dan pentas seni dalam rangka merayakan Ulang Tahun kedua atas pemilihan nama St. Louis IX sebagai Santo Pelindung SMA Pangudi Luhur Sedayu.

Daftar Kepala Sekolah yang pernah bertugas di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu:

Tabel 4.1

Daftar Kepala Sekolah yang Pernah Bertugas

No Nama Periode Tugas

1. 2. 3. 4.

Mukardi, B.A. Drs. Ag. Sadjad

Drs. Markoes Padmonegoro Br. Agustinus Mujiya, S.Pd., FIC.

1989 – 1999 1999 – 2003 2003 – 2010 2010 – sekarang


(69)

B. Tujuan, Visi dan Misi SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu

Tujuan pendidikan SMA pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu secara umum dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan siswa agar mampu melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.

2. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan interakasi sosial, budaya dan alam sekitarnya.

Untuk mencapai tujuan tersebut, digunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Peraturan Menteri No.22 tahun 2006). Dalam pelaksanaannya SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu memperkaya dan menambah dengan:

a) Pendidikan nilai

Pendidikan nilai sangat penting ditanamkan kepada siswa agar para siswa dapat berkembang secara harmonis antar jasmani, rohani dan sosialnya. Spiritualitas hidup, nilai moral, nilai persatuan, persaudaraan dan humaniora merupakan nilai pembentuk pribadi manusia yang amat besar artinya. Kurangnya pemahaman suatu nilai bagi suatu generasi akan menimbulkan kesulitan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.


(70)

b) Pembentukan pribadi

Pribadi yang tangguh merupakan bekal hidup dalam alam yang serba majemuk seperti sekarang ini. Melalui perenungan, kedisiplinan dalam latihan-latihan memperhatikan lingkungan sosial diharapkan dapat melahirkan pribadi yang kuat dalam menghadapi berbagai gejolak sosial.

c) Pendidikan keterampilan

Untuk menghadapi hal-hal yang praktis dalam kehidupan ini, diperlukan keterampilan yang dibutuhkan masyarakat dewasa ini.

C. Visi dan Misi SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu 1. Visi

Terbentuknya lulusan yang cerdas, berbudi pekerti luhur dan memiliki keterampilan dengan semangat melayani yang miskin dan berkekurangan. Indikator pencapaian misi sekolah berupa lulusan yang dihasilkan mempunyai daya saing yang tinggi baik dalam melanjutkan ke pendidikan tinggi maupun terserap ke dunia kerja dengan bekal santun yang tampak dari sikap dan perilaku teladan.

2. Misi

Misi merupakan penjabaran dari visi seperti pada butir-butir berikut: a) Melakukan pembelajaran yang efektif, berkualitas dan profesional b) Mengembangkan keterampilan komputer, akuntansi dan Bahasa Inggris


(71)

c) Menciptakan suasana kondusif untuk menciptakan peserta didik yang berbudi pekerti luhur

d) Menyelenggarakan pelayanan prima, transparan dan akuntabel dengan semangat melayani yang miskin dan berkekurangan

e) Mengembangkan sekolah sebagai pusat budaya

Dasar visi dan misi tersebut di atas memberi kesempatan kepada usaha untuk peningkatan mutu sekolah. Dasar tersebut merupakan acuan yang jelas dan tegas karena keluwesannya, maka tidak menutup kemungkinan atas usaha-usaha perbaikan pelaksanaan pendidikan.

D. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu kepada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang mengacu pada standar nasional pendidikan dimaksudkan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas : standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga


(72)

kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.

Untuk memenuhi amanat Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tersebut dan guna mencapai tujuan pendidikan nasional pada umumnya, serta tujuan pendidikan sekolah pada khususnya, SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu sebagai lembaga pendidikan tingkat menengah memandang perlu untuk mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melalui KTSP ini sekolah dapat melaksanakan program pendidikannya sesuai dengan karakteristik, potensi, dan kebutuhan peserta didik. Untuk itu, dalam pengembangannya melibatkan seluruh warga sekolah dengan berkoordinasi kepada pemangku kepentingan di lingkungan sekitar sekolah. Dalam dokumen ini dipaparkan tentang Kurikulum SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu, yang secara keseluruhan mencakup:

1. Struktur dan muatan kurikulum. 2. Beban belajar peserta didik. 3. Kalender pendidikan. 4. Silabus.


(73)

Landasan kurikulum satuan pendidikan yang dipakai berdasarkan:

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional.

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan.

3. Peraturan Pemerintah No.38 Tahun 2007, tentang Pembagian Kewenangan Pusat dan Daerah.

4. Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2007, tentang Pendidikan Agama dan Keagamaan.

5. Permendiknas RI Nomor 22 Tahun 2006, tentang Standar Isi.

6. Permendiknas RI Nomor 23 Tahun 2006, tentang Standar Kompetensi Lulusan.

7. Permendiknas RI Nomor 24 Tahun 2006, tentang Pelaksanaan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 dan Permendinas RI Nomor 23 Tahun 2006.

8. Permendiknas RI Nomor 6 Tahun 2007, tentang Perubahan Permendinas RI Nomor 24 Tahun 2006.

9. Permendiknas RI Nomor 12 Tahun 2007, tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah.

10.Permendiknas RI Nomor 13 Tahun 2007, tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah.


(74)

11.Permendiknas RI Nomor 16 Tahun 2007, tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

12.Permendiknas RI Nomor 18 Tahun 2007, tentang Sertifikasi Guru Dalam Jabatan.

13.Permendinas RI Nomor 19 Tahun 2007, tentang Standar Pengelolaan Pendidikan.

14.Permendiknas RI Nomor 20 Tahun 2007, tentang Standar Penilaian Pendidikan.

15.Permendiknas RI Nomor 24 Tahun 2007, tentang Standar Sarana Prasarana Pendidikan.

16.Permendiknas RI Nomor 41 Tahun 2007, tentang Standar Proses.

17.Surat Edaran Menteri Pendidikan Nasional No.33/MPN/SE/2007 tanggal 13 Februari 2007, perihal Sosialisasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

E. Organisasi Sekolah Satuan Pendidikan SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu

Berikut ini adalah tugas dan fungsi personalia SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu:

Kepala Sekolah berfungsi dan bertugas sebagai educator, manajer, administrator, supervisor, pemimpin/leader, motivator, inovator .

1. Kepala Sekolah sebagai educator


(75)

2. Kepala Sekolah sebagai manajer Memiliki tugas:

a. Menyusun perencanaan b. Mengorganisasikan kegiatan c. Mengarahkan kegiatan d. Mengkoordinasikan kegiatan e. Melaksanakan pengawasan

f. Melakukan evaluasi terhadap kegiatan g. Menentukan kebijakan

h. Mengadakan rapat i. Mengambil keputusan

j. Mengatur proses belajar mengajar

k. Mengatur administrasi, ketatausahaan, siswa, ketenagaan, sarana-prasarana, keuangan (RAPBS)

l. Mengatur Organisasi Siswa Intra Sekolah

m. Mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat dan instansi terkait. 3. Kepala Sekolah sebagai administrator

Bertugas untuk: a. Perencanaan b. Perpustakaan c. Pengorganisasian d. Laboratorium e. Pengarahan

f. Ruang

g. Keterampilan/Kesenian h. Pengoordinasian i. Bimbingan Konseling j. Pengawasan


(1)

327 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

328 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

329 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

330 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) sebagai upaya meningkatkan keterampilan sosial dan pemahaman pada mata pelajaran akuntansi penelitian tindakan kelas pada siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1 Bantul.

0 1 2

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) sebagai upaya meningkatkan keterampilan sosial dan pemahaman pada mata pelajaran akuntansi penelitian tindakan kelas pada siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1 Bantul.

0 0 2

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan motivasi belajar dan keaktifan siswa pada mata pelajaran ekonomi : penelitian dilakukan di kelas XI IPS 2 SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu.

0 2 290

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Torunaments (TGT) dalam mata pelajaran ekonomi untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa : studi kasus pada siswa kelas XI IPS 3 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

0 2 246

Peningkatan prestasi belajar akuntansi siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) : studi kasus pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

0 0 204

Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI SMA N 1 Depok Yogyakarta.

0 0 272

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) sebagai upaya meningkatkan keterampilan sosial dan pemahaman pada mata pelajaran akuntansi

0 0 1

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI SMA N 1 DEPOK YOGYAKARTA

0 0 270

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Torunaments (TGT) dalam mata pelajaran ekonomi untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa : studi kasus pada siswa kelas XI IPS 3 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta - USD Repository

0 0 244

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournaments (TGT) sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur St.Louis IX Sedayu pada mata pelajaran akuntansi materi jurnal umum dan buku besar - USD Repos

0 9 355